Semalaman Renjun tidak ada kabar. Handphone nya tetap saja tidak bisa di hubungi. Wendy, Chanyeol, Donghae, Baekhyun saat ini berkumpul dirumah Chanyeol. Wendy sudah menangis sejak siang tadi, mata cantik nya berubah menjadi sembab, ia jadi tidak nafsu makan, yang ia inginkan adalah anaknya.
"Aku yakin betul, Suho menyuruh anak buahnya untuk menculik Renjun." Donghae mengawali pembicaraan.
"Kau sudah periksa cctv, Baekhyun-a?"
"Sudah Hyung. Tapi tidak ada gerak-gerik seseorang yang mencurigakan."
"Chanyeol-a... Aku ingin mati saja jika begini. Anakku kemana..."
"Sayang, jangan bicara seperti itu. Kita berusaha supaya Renjun ketemu ya.." Chanyeol memeluk Wendy supaya ia tenang. "Kau sudah tidak makan dari siang tadi, suapin ya?"
"Sedikit aja."
Sementara Chanyeol menyuapi Wendy, disisi lain Donghae dan Baekhyun mencari cara.
"Apa kita bertemu Suho saja Hyung?"
"Tidak perlu. Baekhyun-a, cepat telfon Lucas."
***
Aroma pancake yang tercium hingga sampai ke kamar, membuat Renjun terbangun dari tidurnya. Perlahan ia jalan ke sumber aroma tersebut sambil mengucek matanya. Ditengah Jaehyun membuat pancake, ia melihat Renjun-
"Sudah bangun?" sapa Jaehyun.
"Belum kak, aku arwahnya. Hihihihihihi." bermaksud menakuti Jaehyun, ia justru tertawa.
"Hahaha, dasar. Renjun-ssi, saya lagi buat pancake untuk sarapan. Kamu minum susu dulu, sudah saya buatkan. Itu, ada di meja." Renjun pun langsung menuju meja.
Sambil menunggu pancake buatan Jaehyun, Renjun menonton kartun kesukaannya, Shiva.
"Ini untuk kamu, ini untuk saya." Jaehyun menaruh pancake dengan gula halus dan madu yang sedikit karena Jaehyun tau, Renjun tidak boleh banyak makan manis, karena itu Renjun menyukai matcha yang notabennya tidak terlalu manis atau bahkan pait.
Renjun menikmati pancake buatan Jaehyun. Disetiap kunyahan, Jaehyun selalu memperhatikannya. Karna itu sangat menggemaskan! Mengunyah dengan pipi chubby nya membuat Jaehyun ingin sekali mencubit pipi Renjun.
"Aduuuh aku kenyang banget. Habis ini aku mau mandi trus nanti anterin aku sekolah ya kak!"
"Hey, hari apa ini?"
Renjun memikir sambil mengecek kalender yang tertempel di dinding. Mengapa tidak di handphone? Handphone Renjun disita Jaehyun, supaya ia tidak memberitahu Wendy dan Chanyeol jika ia bersama Jaehyun. "Astaga aku lupa kak."
"Renjun-a. Kamu tidak takut sama saya?"
"Plis Kak jangan macem-macem, aku teriak nih!" mendengar hal itu, Jaehyun langsung tertawa.
"Saya bercanda. Tapi kali ini serius njun. Jangan keluar dari Apartemen ini kalau tidak sama saya. Paham ya?"
"Kak Jaehyun, ada apa sih? Kakak dari kemarin aneh deh."
"Intinya kamu harus ada di dekat saya, mau ngelakuin hal apapun itu kamu harus sama saya. Jangan pernah keluar sendirian tanpa saya." Jaehyun langsung bangun karna ia sudah selesai sarapan berbeda dengan Renjun, ia justru duduk terdiam memikirkan perkataan Jaehyun yang membuatnya pusing tujuh keliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
THUG LIFE | JAEREN ✔
Random[ COMPLETED ] Di urus dengan sang perawat, depresi Renjun perlahan sembuh. Tidak berhenti sampai penyembuhan, ia kembali terluka saat perselisihan hebat antar keluarga Renjun dan keluarga Jaehyun. © m a t c h a l l a t e u