23. Nyaman

79 18 3
                                    



Jika ini rasanya sebuah kenyamanan, izinkan aku untuk merasakannya untuk selamanya.

***

Asanty Florensia

***


"San," panggil Yordan.

"Iya," jawab Santy tanpa melepaskan pelukannya. Ia masih memejamkan matanya di dada bidang Yordan.

"Kita pulang ya," ujar Yordan.

"Entar dulu Kak," ujar Santy.

"Santy pengen kaya gini terus," ujar Santy membuat Yordan melihat padanya.

"Maksudnya?" tanya Yordan.

"Santy nggak pernah rasain kaya gini sebelumnya Kak," ujar Santy.

"Emang lo ngerasain apa San?" tanya Yordan.

"Nyaman Kak. Santy nyaman kaya gini," ujar Santy membuat Yordan tersenyum.

"Kak Yordan nggak marah kan, kalau Santy kaya gini?" tanya Santy.

"Gue nggak akan marah San. Selama itu bisa buat lo nyaman," ujar Yordan.

Yordan mengelus dengan lembut rambut Santy. Bukan hanya Santy yang merasakan kenyamanan saat ini, Yordan juga bisa merasakan itu. 

"I love you San," gumam Yordan.

"Kakak bilang apa?" tanya Santy. Santy melepaskan pelukannya. Ia melihat wajah Yordan membuat Yordan salah tingkah.

"Muka gue kenapa San?" tanya Yordan.

"Nggak kenapa-napa. Hm, Kak Yordan tadi ngomong apa?" tanya Santy.

"Hah?"

"Apa?" tanya Santy penasaran.

"Lo mau tau?"

"Iya."

"I love you," ujar Yordan membuat Santy tersenyum tipis.

"I love you too Kak."

"Maksudnya? Lo sayang sama gue San?" tanya Yordan dengan senyum manisnya.

"Sayang sebagai Kakak dan Adik," ujar Santy membuat senyum Yordan perlahan memudar.

"Kakak kenapa?" tanya Santy.

"Gue nggak pa-pa," ujar Yordan.

Tidak ada omongan lagi. Yordan dan Santy sama-sama diam.

"Kakak kalau mau pulang, pulang aja ya," ujar Santy.

"Lo nggak suka gue ada di sini?" tanya Yordan.

"Bukan gitu maksud Santy.Santy nggak mau Kak Yordan terbebani karena masalah Santy," ujar Santy.

"San," panggil Yordan.

YORDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang