39. Menghindar

67 4 6
                                    


Tidak semua luka mudah untuk dimaafkan.

***
Asanty Florensia




***

"Gue seneng banget lo ke sini Ran," ujar Rani.

"Gue juga seneng Ran," balas Santy.

Rani berdiri lalu mengambil remot TV.

"Kita nonton Upin-Ipin ya," ujar Rani membuat Santy melongo.

"Lo suka Upin-Ipin kan?" Tanya Rani memastikan.

Santy mengangguk tanpa ragu.

"Iya gue suka."

"Yessss," girang Rani.

Santy dan Rani pun akhirnya menonton Upin-Ipin sampai selesai. Kalau biasanya, Rani akan menangis jika Upin-Ipin sudah selesai dan parahnya ia akan menyalahkan Rey, pacarnya itu, tapi sekarang ia tidak bisa karena mungkin ada Santy.

"San," panggil Rani.

"Iya."

"Lo punya cita-cita?" Tanya Rani.

Santy tersenyum lalu mengangguk sebagai jawabannya.

"Kalau gue pengen ketemu Upin-Ipin, itu cita-cita kan?" Tanya Rani. Ia sedikit ragu untuk menayangkan hal ini. Ia takut jika apa yang ia tanyakan bukanlah cita-cita.

Pertanyaan dari Rani membuat Santy binggung untuk menjawabnya. Sesenang itukah Rani dengan Upin-Ipin?

"Itu bukan cita-cita ya?" Tanya Rani.

"Itu juga cita-cita kok Ran," jawab Santy membuat Rani tersenyum.

"Gue harus ketemu sama Upin-Ipin," ujar Rani dengan penuh tekad.

"Semoga gue bisa ya Tuhan," tambahnya lagi.

"Lo bilang amin dong," pinta Rani pada Santy.

Santy menghela nafasnya.

"Amin," ujar Santy.

Rani mengambil hp nya saat ada notif pesan dari Rey.

Rey💙
Aku ke rumah bareng Yordan

Rani💙
Ke rumahnya siapa?

Rey💙
Ke rumahnya Upin-Ipin

Rani💙
Kok nggak ajak Rani sih?😭
Rani pengen ketemu sama Upin-Ipin

Rey💙
Bego😌🙃

Rani💙
Siapa yang bego?

Rey💙
Nggak ada
Entar kamu nangis
Aku ke rumah kamu
Bawa ayam goreng🍗
Mau nggak?

Rani💙
Yeeeee
Ya udah ke sini🥰

YORDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang