𝟎𝟒. 𝐕𝐚𝐧𝐢𝐥𝐥𝐚 𝐈𝐜𝐞 𝐂𝐫𝐞𝐚𝐦

622 63 0
                                    

halo, sebelum baca jangan lupa untuk selalu votment yah sweeties enjoy for reading

"Renjun, tadi itu keren sekali bukan? Apa kau lihat bagaimana kak Mark memasukan bolanya kedalam ring?! Argh sialan, dia tampan sekali"

"Apa kau ingin tau ketika orang lain mendengarkan cerita konyolmu itu dan bagaimana ekspresi mereka?"

"Memangnya bagaimana?"

"Ah sudah, lupakan"

"BERI TAU AKU SIPIT!"

"Chan, lihatlah dirimu! Hanya melihat orang memasukan bola kedalam ring saja kau menyebutnya tampan, dari segimananya sih?"

"Ck! Kak Mark itu memang tampan tau! Bilang saja kau cemburu, IYAKAN?!"

"DIH?!"

Begitulah kira-kira percakapan Haechan dan Renjun dikantin siang ini yang hanya ditatap heran oleh Jaemin dan Jeno. Yaps, mereka sedang istirahat dan sedang menyantap makan siang mereka di meja yang sama.

"Na"

"Hm?"

"Apa kau marah padaku?"

"Untuk apa?"

"Soal pie buah kemarin sore?"

"Oh. Tidak"

"Tapi hari ini kau nampak enggan bicara denganku"

"Apa kita pernah sedekat itu sampai harus sering saling berbicara?"

"OHO! LIHAT SIAPA YANG BARU SAJA MENGATAKAN ITU RENJUN?!"

"NA, KAU SANGAT KEREN!", balas Renjun dengan teriakan juga.

"Itu berlaku untuk kalian berdua juga!"

"Kau tega sekali, Na", kali ini Haechan

"Ah sudahlah aku tidak mood makan siang disini bersama kalian, aku akan menghabiskan makan siangku di taman saja", kata Jaemin dengan wajah masamnya

"Ikuttt.."

"Berhenti membuntutiku Lee Jeno"

"Kalau terjadi apa-apa denganmu bagaimana, Na? Kau kan anak baru, mungkin saja bisa tersesat, atau mungkin malah.."

"Omong kosong!", ketus Jaemin sambil meninggalkan kantin

Walaupun sudah diberi banyak penolakan dari Jaemin tapi tetap saja bukan Lee Jeno namanya kalau dia menyerah begitu saja.

Akhirnya Jeno pun tetap membuntuti Jaemin sampai taman sekolah mereka.

"Huh, panas sekali disini", ini Jaemin yang sudah duduk di kursi yang ada di taman

Jeno yang mendengarkan keluhan Jaemin langsung melepas jaketnya dan menutupi kepala Jaemin dengan jaketnya. Seolah seperti pelindung Jaemin dari panasnya matahari, Jeno merasa bangga memiliki inisiatif seperti itu.

Tapi belom sempat Jeno bentangkan jaket itu keatas kepala Jaemin, Jaemin sudah lebih dulu beranjak pergi dari kursi taman yang tadi dia duduki.

Merasa usahanya tidak berhasil. Jeno tetap membentangkan jaketnya diatas kepala Jaemin sambil berjalan di belakangnya. Orang-orang yang melihat hal itu merasa ada hal yang aneh. Seorang Lee Jeno? Menutupi Jaemin si anak baru dengan jaketnya agar Jaemin tidak kepanasan? Terpantau Jeno adalah bibit bucin.

Jaemin yang menyadari kalau dia menjadi pusat perhatian baru tersadar atas perilaku Jeno. Dengan kaget dia berkata "Apa yang kau lakukan bodoh?"

"Uh? Melindungimu dari panas matahari?"

✿ฺ MASTERPIECE ✿ฺ || NOMIN✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang