UKS Keramat

94 9 6
                                    

⚠️ Banyak Kalimat Ngegas. Pastikan kalian berakting ngegas pula.⚠️

°°°

INDAH POV

Jam tiga di kelas sebelas IPS lima

"Kok tumben-tumbennya camer lo ngga masuk kelas satu jam si?"

"Kapan lu berhenti nanya?!"

"Ya gue heran aja, kok bisa gitu loh?"

"Jujur aja lo kangen sama Pak Pramono kan Na?!"

"Van! Bener banget! Kangen kan lu sama Pak Pramono?!"

"Salah! Yang kangen itu calon menantunya yaitu si Indah, alangkah baiknya gue ke WC buat memenuhi panggilan alam. SKUY IN!"

Sebelum gue memuaskan nafsu buat menghajar Arina sampai babak belur, dia udah kabur aja ngajak si Innayah.

Memang benar yang diomongin Arina. Kok sabisanya guru Matematika seperti Pak Pramono telat masuk kelas sampai satu jam.

Biasanya kalau jam mapel sebelumnya belum selesai, beliau udah stand by di depan kelas. Salah satu keajaiban dunia si menurut kita semua kalau satu jam mapel matematika wajib kosong.

Keadaan kelas terlihat sangat damai. Sore-sore diiringi suara rintikan hujan di genteng. Tidak lupa suara rintihan tangisan di gudang sekolah. Iiih.. bikin bulu kuduk merinding aja.

Di kelas bagian belakang, murid laki-laki memanfaatkan jam kosong ini untuk tidur. Dan ada juga yang sedang bermain game.

Di bangku bagian tengah yang atasnya adalah kipas angin berputar, dan di bawahnya ada sejumlah murid perempuan yang sedang berghibah.

Di bangku pinggir dekat jendela tepatnya bangku gue dan kawan-kawan, sedang menatap hujan sambil merenungi nasib.

"Nasib gue gini amat ya, punya temen sengklek semua. Ngga ada yang waras. Apapun masalahnya Indah adalah korbannya."

"Gausah di melas-melasin muka lu, udah jelek jadi tambah jelek tau ngga!"

"EH LU BERDUA TAU NGGA?"

"Kaga!"

Ucap gue dan Vina bebarengan.

"Yaelah sabar dulu napa, ini gue mau cerita."

Protes Rara sambil berpindah tempat duduk dari belakang ke depan gue di bangku nya Arina.

"YAUDAH APAAN CEPET!"

Kalian tau kan si tukang kepo? Siapa lagi kalau bukan temen sebangku gue yang merespon secepat kedipan mata.

"Jadi,..."

"WOY WOY ADA GURU!"

Terlihat Arina berlarian dari luar kelas menuju ke dalam dengan menggebrak-gebrak pintu. Innayah? Mana bisa dia nyamain lariannya si mulut toa. Sudah dipastikan si Innayah ketinggalan. Emang biadab si mulut toa.

"Woy anjir malah pada molor. Ketahuan baru kalian ketar-ketir dikasih PR 100 soal!"

Teriakan Arina bikin gue sadar sesuatu. Wait.

GILA TUGAS YANG HARI SELASA?! YANG 20 SOAL GUE BELUM!!

"LU PADA SAHABAT GUE BUKAN SI ANJIR!"

"PR 20 SOAL GUE BELUM WOY TOLONGIN GUE HUAAA."

"Gila lo Ndaah, siap-siap aja tambahan 100 soal."

Dateng-dateng bukannya berusaha bertahan hidup karena kelihatan napasnya mau habis karena berlari dari WC ke kelas. Iya si Innayah.

Kok, Kakel Cupu?! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang