<3 (kosong) <3

127 53 627
                                    

Halohaiii....

Gimana kabarnya hari ini?

Sebelum lanjut, yuk tekan bintang di pojok kiri bawah hp kalian. Biar aku makin semangat ngelanjutin kisah mereka.

Happy Reading!!

Begitu banyak para siswa berkerumunan di luar gerbang sekolah, ada yang menuju parkiran, dan ada juga yang tengah menunggu jemputan untuk pulang. Hari yang melelahkan.

Namun dari sini, bisa di lihat Fresya tengah menunggu angkot pujaannya yang biasa mengantar ia pulang. Bahkan angkot itu sudah ia anggap kekasihnya sendiri. Jujur saja, Fresya termasuk orang yang berada, tapi ia tak mempermasalahkan tentang kendaraan. Syukur masih bisa hidup pun adalah hadiah paling menyenangkan yang di berikan Tuhan padanya.

"Rudi kok gak dateng dateng yaa, gue udah mati kaku disini nungguin dia!!"

"Apa dia ninggalin gue lagi? Ish!!"

Raut kesal di wajah Fresya terlihat sangat jelas. Dari seluruh angkot yang melintasi jalanan sama sekali tak ada tanda tanda kedatangan angkot pujaannya. Fresya yang memfokuskan diri pada angkotnya itu, tak menyadari bahwa ada seseorang yang mendekatinya.

"Hai Sya," sapa Dian.

"Oh hai, sorry gue gak nyadar lo ada disini," ucap Fresya menjauhkan pikirannya dari angkot sialan itu.

"It's okay, Btw lo lagi nunggu angkot juga?"

"Ah iya, si Rudi lama banget datangnya!!"

Dian mengerutkan dahi dan memiringkan kepala melihat Fresya. "Rudi ... siapa?"

"Angkot gue," jelas gadis itu.

Dian manggut-manggut saja mendengar apa yang di ucapkan gadis seusianya. "Ah, Rudi. Unik juga angkot punya nama."

Fresya menampilkan cengirannya di hadapan Dian dan menggaruk tengkuknya. "Ya, senang aja namainnya. Kalo gue udah ngasih nama benda, atau apapun itu berarti dia itu spesial."

Yaps bener, semua jenis apapun akan ia namakan. Baik itu angkot, hewan maupun manusia. Mengapa demikian? Kalian pasti sudah paham bagaimana otak Fresya bekerja. Semua yang ia namakan akan selalu terkenang di hatinya.

Keduanya asik mengobrol satu sama lain. Namun, tanpa menyadari apapun, Alvaro terus saja memandangi mereka di seberang jalan dengan sangat lama. Bahkan niat beranjak dari sana pun belum terlintas di pikirannya.

"Lo gak balik Al?" tanya Erlangga menyentuh bahu Alvaro.

"Kalian duluan aja, gue ada urusan sebentar!!"

Kelimanya meninggalkan Alvaro yang masih setia menunggu Dian dan Fresya berbincang. Alvaro sesekali melirik jam di pergelangan tangannya untuk memastikan pukul berapa sekarang.

"Sya gue duluan, yakin gak naik angkot ini?" tanya Dian yang sudah memasuki angkot.

"Yakin 100 persen. Lo hati hati, sampai jumpa besok Diy!!" ucapnya melambaikan tangan.

Fresya melirik jam tangannya, sudah hampir jam enam sore. Jika terus begini ia takut bahwa ibunya akan menghawatirkan dirinya.

"Ah bodoh amatlah gue naik angkot yang lain aja. Kalo gue ketemu si Rudi besok, tuh angkot bakal jadi bahan rongsokan di tangan gue, Rudi sialan!!" umpat gadis itu menghentakkan kakinya di tanah dengan kesal.

"Siapa yang sialan?" tanya cowok yang sudah memberhentikan motornya di samping Fresya.

"Ngapain lo, ngerusak mood gue aja!!" gerutu Fresya.

ALRESGAR (Semesta Untuk Mereka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang