Virtual itu nyata gak sih?

138 65 696
                                    

Halo kamu, iya kamu!!

Sebelum membaca, mau nanya dulu.

Menurut kalian, virtual itu nyata gak sih?

Happy Reading!!

Kebiasaan apa yang sering kalian lakukan ketika di berikan pekerjaan rumah dari guru kalian. Apakah seperti kelas mereka? Yang setiap paginya saling menyontek satu sama lain. Kata Rio selaku ketua kelas, pekerjaan rumah lebih seru di kerjakan disekolah, karena lebih hikmad dan adil mengerjakan bersama sama.

Tapi tidak bagi yang memberikan mereka contekan. Xixi.

"Woi Bil, gue belum selesai lo udah main narik narik aja. Dasar pengkhianat lo!!" rungut Fresya di tempat duduknya.

"Mulut lo gak berpendidikan banget ya Sya!!" timpal Sabila.

"Ya Lo sih, kata nyokap gue gak baik jadi pengkhianat nanti matinya gak ada yang mau kuburin!!" cerocos Fresya mengambil kembali buku milik Sabila.

"Serah lo dah!!"

Sementara itu Zia hanya bermalas malasan di tempatnya. Maklum, otak encer dan yang sering juara kelas, siapa yang tidak kenal Zia Zirlansia ini. Bahkan Elang yang dingin pun terpikat olehnya. Hanya saja Zia tak sehits mereka.

"Zia pinjem buku lo sebentar dong!!" teriak Gabriella dari tempatnya.

Zia yang mendengar itu memasang wajah, entahlah tampang apa yang sedang ia tampilkan. Mungkin tampang tak menyenangkannya kepada Gabriella.

"Woi mulut mercon, gak salah lo minjem buku punya gue, HAH!!"

Mata Zia menelusuri setiap detail tubuh milik Gabriella. "Rawat aja tuh wajah lo yang udah mirip badut kesasar, kagak usah belajar, toh lo cuma mau caper kan disini!!" ucapnya kelewat santai.

Gabriella memasang wajah murkanya di hadapan Zia. "Dasar mulut cabe lo, ngajak berantem!!"

"Siapa takut!!" murka Zia berdiri dari tempatnya.

Seluruh kelas tak menghiraukan kejadian yang sudah biasa di kelas mereka. Bahkan Zia dan Gabriella memiliki julukan mereka sendiri. Nyamuk dan manusia. Jangan katakan Zia nyamuknya, tapi Gabriella lah yang nyamuknya disini. Sekali tepuk, tak bisa berkutik lagi.

"Udahlah Ya, habis tenaga lo ngeladenin dia," potong Fresya di tengah tengah mereka.

"Awas aja lo, dasar badut!!"

"Dih, gak nyadar. Lo lebih badut di banding gue. Cantikan gue kemana mana kali!!" ucap Gabriella percaya diri.

"Sabar Ella, kata nyokap gue gak baik ngeledekin teman kayak gitu. Nanti matinya kesamber petir!!" timpal Fresya memperingati.

"Emang nyokap lo pernah ngalamin?" tanya Gabriella.

Fresya melirik Zia disampingnya yang diam membisu. "Ya gak juga sih, hehe!!"

"Halah, yang satu mulut cabe, yang satu sok kecakepan, dan yang satunya lagi gak punya otak, indahnya sampah masyarakat yang perlu di basmi!!"

Sabila yang sedari tadi diam dan tak ingin ikut campur itu berjalan ke tempat Gabriella yang sedang memasang senyum miringnya kepada gadis itu.

"Apa lo, berani lo sama gue?" gertak Gabriella.

Sabila mendorong keras bahu Gabriella. "Apa lo bilang, sampah masyarakat. Gak nyadar lo, lo lebih dari sampah, bangsat!!" murka Sabila menatap tajam Gabriella.

"Eh, lo gak bisa santai?!" tanya gadis yang berada tak jauh dari Gabriella. Dia adalah Shilla Caroline, teman sekaligus antek dari Gabriella.

Semua murid kelas tiba tiba terpancing dengan kelakuan mereka. Bahkan Fresya yang tak ingin ikut campur, kini bangun dari duduknya dan menghampiri Sabila yang tengah murka itu.

ALRESGAR (Semesta Untuk Mereka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang