02

46 7 1
                                    

Jumpa lagi di FLY.Sudah siap dengan cerita kelanjutannya?
Gass langsung baca💘

****

Pagi ini cuaca sangat cerah,mentari muncul menghangatkan semesta setelah malam dingin berlalu.Oline sudah siap dengan seragam sekolahnya,menunggu abang nya yang tak kunjung keluar untuk sarapan.Mengambil dua lembar roti dioleskannya selai kacang ke rotinya dan memakannya dengan lahap.Ditemani bunda nya yang sedang menyiapkan susu untuk anak kesayangannya.

"Abang kamu kok ga turun-turun buat sarapan?"

"Gatau bun palingan juga bentar lagi turun."

"Susulin gih,ntar takutnya masih tidur terus kalian telat ke sekolah,kan kamu hari ini berangkatnya sama abang."

Oline hampir lupa jika hari ini dia harus nebeng abangnya.Baru saja akan bangkit dari duduknya yang dibicarakan keluar dari kamarnya dengan seragam yang sudah lengkap menempel ditubuhnya.

"Selamat pagi bunda,selamat pagi pendek."Sapa nya membuat pipi Oline merah padam,abang nya satu ini memang suka sekali mengusilinya,dengan emosi yang memuncak Oline menghabiskan rotinya dengan satu kali lahap tanpa dikunyah.

"Abang kok lama banget?"Tanya bunda.

"Oh itu tadi abang masih nyari kaos kaki abang,ga ketemu-ketemu."

"Makanya kamar jangan kaya kapal pecah ga dibersihin."Sahut Oline yang sedang menegak susu coklatnya.

"Nyahut aja lu bocah ga diajak ngomong juga."

"IHHH Oline udah ga bocah lagi ya!"

"Elehhh luka dikit aja masih suka nangis gitu.Apa coba kalau bukan bocah?Cengeng."Ledek Daven sekali lagi.

"Abangggg!"Oline hendak melayangkan gelas ke kepala Daven kalau saja ibu nya tidak melerai mereka berdua.

"Sudah-sudah kalian ini suka ribut melulu,Daven cepat sarapan setelah itu kalian berangkat sekolah,Oline bareng kamu karena ayah hari ini gabisa antar Oline."

"Anterin si pendek bun?Ntar kalau dia ga nyampe naik motor abang gimana?Bisa kejungkal nanti dijalanan dia,kan dia kecil kaya semut."Jawab Daven membuat Oline langsung melotot menatapnya.

"Bercanda dek,gausah melotot gitu ntar keluar tuh mata."

Terlanjur kesal dengan abangnya akhirnya Oline langsung menyalimi tangan bunda nya dan melangkahkan kaki nya keluar rumah.Daven yang sadar,langsung buru-buru menegak habis susunya dan menyalimi bundanya dan menyusul adeknya yang sudah duluan.

Oline sampai di depan gerbang rumah nya disusul Daven yang membawa motor sport nya.menghentikan motornya di depan adeknya dan tak lupa memasangkan helm ke kepala adiknya.

"Ayo naik!"Buru-buru Oline menaiki motor Daven dan memegang pundak abangnya agar dia tak jatuh.

Sampai akhirnya mereka di sekolah,pemandangan yang Oline tangkap pertama adalah sekolahnya.Sekolah yang dibilang cukup luas dan elite.Pantas saja biaya sekolah yang ada disini sangat fantastis.

Memasuki parkiran,Oline melihat parkiran itu dua kali lebih besar daripada sekolah yang dulu menjadi tempat sekolahnya.

"Gamau turun nih?"Tanya Daven membuat Oline tersadar dan langsung turun dari motor.

"Kebiasaan suka ngelamun,awas kalau di kelas ngelamun bakalan ketinggalan pelajaran lo dek."

"Kan Oline pintar,jadi ga mungkin bisa ketinggalan pelajaran,Oline ga kaya abang yang sukanya bolos mulu."Kekeh Oline mengingat abangnya yang sering bolos dulu saat SMP.

JAUH KEHILANGANMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang