03

30 6 0
                                    

Di chapter sebelumnya udah aku peringatin buat ga nyesel baca chapter kali ini.Aku saranin mending baca chapter ini sekalian sama chapter selanjutnya kalo ga mau nyesel heheh.Tapi kalo ga nyesel alhamdulillah si :v.

Peace readers.enjoy reading💕

***

"Senja tahu kapan dia harus pergi dan kapan dia harus kembali."

Gadis kecil yang sedang duduk di tepi danau itu menatap air yang tenang yang ada di hadapannya.Air yang tenang tetapi menghanyutkan,pikirnya.Entahlah dia tidak tahu dengan dirinya sendiri,dia masih kecil tapi fikirannya sangat dalam seakan apa yang dikatakannya memang selalu benar.

Semesta punya rencana apa kali ini?Dalam hati nya bertanya-tanya.Masih dengan tatapan lurus ke danau,dia merasakan akan ada kehadiran seseorang di belakangnya.

5

4

3

2

1

Gadis kecil itu menghitung mundur.Tepat.Feeling nya tak pernah meleset.Dibaliknya badannya sudah berdiri anak kecil laki-laki yang lebih tinggi darinya dengan membawa setangkai bunga matahari.

"Kamu mau ini?"

Gadis kecil itu menggeleng,menolak pemberiannya.

"Kenapa?"

"Aku ga suka matahari,tapi karena kamu yang beri aku ini,aku terima."

Gadis kecil itu menerima bunga pemberiannya,membuatnya tersenyum sumringah,namun senyum itu langsung pudar saat tahu gadis itu menerima dan membuang bunga itu ke tengah danau.

"Kok dibuang?"

"Aku ga buang!"

"Terus? Kenapa dilempar?"

"Aku lebih suka warna merah daripada warna kuning!"

"Itu aja?Gak masuk akal."

"Enggak,aku juga lebih suka bunga dengan batang berduri."

"Mawar merah?"Tanya anak laki-laki itu menebak apa yang disukai gadis di hadapannya.

Gadis kecil itu menatap anak laki-laki itu lalu menggeleng,anak laki-laki itu kebingungan bunga apa yang dimaksud peri kecilnya ini.

"Quince."Ucap gadis itu singkat lalu berjalan ke sisi lain danau untuk memetik sesuatu.Dibawanya setangkai bunga quince ke arah anak laki-laki itu.

"Aku suka bunga ini."Ucapnya.

Tanpa disengaja duri yang ada pada batang bunga itu sedikit menggores lengan anak laki-laki itu membuatnya meringis menahan sakit.

"Maaf aku ga sengaja,aku gatau kalau duri nya ngelukain kamu."

Gadis kecil itu mengusap lengan anak kecil itu dengan lembut,tetapi tidak lama dia menekan luka itu membuat anak laki-laki itu menjerit kesakitan.

"Aku memang udah minta maaf sama kamu,tapi aku lebih suka darah kamu."Dengan tangan cekatan gadis itu membersihkan darah yang ada pada lengan anak laki-laki itu dengan menghisapnya lalu menelannya.

Anak laki-laki itu hanya terdiam melihat kelakuan gadis kecil di hadapannya ini.Entah apa sebenarnya,tetapi saat gadis itu menghisap darahnya,dia merasakan kenyamanan di dalamnya.

JAUH KEHILANGANMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang