01

56 12 14
                                    

Malam yang gelap.Langit mendung tanpa adanya cahaya bintang ataupun rembulan,ditambah angin malam yang dingin menusuk kulit.Dibawahnya tepat di tengah-tengah jalan,dua anak kecil sedang duduk bersama.Entah bagaimana orangtuanya membiarkan mereka hanya berdua tepat di jalanan.Tak ada satu pun kendaraan atau pun orang yang lewat,seakan semesta hanya akan membiarkan dua anak kecil itu,hanya berdua.

Mendongak,sama-sama memandang langit dengan tatapan yang sulit diartikan.Cukup lama mereka memandang langit akhirnya mereka saling tatap.Tatapan yang sangat tajam dilemparkan oleh seorang anak cowok kepada anak perempuan berambut panjang di sampingnya yang juga sedang menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.Angin berhembus menerpa rambut keduanya.

Suara kecil hampir tak terdengar itu terlontar dari mulut anak kecil laki-laki itu,dengan nada bergetar menahan marah dan tangis,tetapi tatapannya tak berubah sama sekali."kamu,k-kenapa b-buat aku s-sakit?"

Anak perempuan itu menatap lengan kanan sang anak laki-laki.Melihat darah yang merembes keluar karena luka yang telah dibuatnya.Luka yang telah ia goreskan dengan pisau kecil lipat yang dibawanya,membentuk tanda bintang di lengan anak laki-laki itu.Matanya beralih menatap ujung pisau yang telah ternodai darah,kembali menatap anak laki-laki yang ada disampingnya,pisau itu didekatkannya lagi dan....

SREEET!!!!

"ARKHHHH..."

Kembali anak perempuan itu menggores lengan yang sudah berdarah itu,tetapi lebih dalam.Menatap puas atas apa yang telah ia lakukan.Tak butuh waktu lama,darah segar kembali mengalir pada lengan anak laki-laki itu.

"Kamu tau kenapa aku bikin tanda bintang?"Tanyanya membuat sang anak laki-laki kembali menatapnya dan menghiraukan rasa sakitnya,membiarkan darah itu terus mengalir sendirinya.

"K-kenapa?"Jawabnya pelan sambil menunduk.Sang anak perempuan melihatnya menunduk kemudian berkata"Kalo kamu mau tau jawabannya kamu harus lihat mata aku!"

Kembali anak laki-laki mendongak menatap netra cokelat anak perempuan di hadapannya ini."Kenapa?"Tanyanya sekali lagi.

"Katanya bintang itu kehidupan,dan kehidupan aku itu kamu."Jelasnya membuat sang anak laki-laki menganggukkan kepalanya,paham akan jawaban yang diberikan."Lalu?"

Anak perempuan itu menatap anak laki-laki dengan sangat dalam.Matanya seolah menatap nanar terhadap apa yang di depannya,dengan suara berat dia berkata.

"Tanda ini aku buat,dan bekas luka itu gak bakalan hilang buat ngingetin aku sama kamu,jadi kalau semisal nanti kita ketemu lagi aku akan mudah buat ngenali siapa orang yang harus aku cari lagi nanti,karena ini...."Ucapannya berhenti membuat anak laki-laki itu bingung dan penasaran.

"Ini?"Tanyanya.Menahan air mata yang sebentar lagi keluar dari pelupuk matanya dan melanjutkan kalimat yang sempat berhenti dengan suara bergetar.

"K-karena ini terakhir kita ketemu dan kita bakalan ketemu lagi entah kapan jika Tuhan ngizinin kita buat ketemu,a-aku minta maaf udah nyakitin kamu karena ini semua aku lakuin buat nanti,tunggu aku ya,aku pasti bakal kembali nyari kamu kalau Tuhan berikan aku izin."Ucapnya dengan derai air mata yang membasahi pipinya.Ucapan itu membuat anak laki-laki dihadapannya menatap nanar sekaligus bingung apa yang harus dia lakukan.Matanya seolah tak mengizinkan anak kecil di depannya ini pergi dari hadapannya.

Mengusap air mata yang semakin mengalir deras,perlahan dia melangkahkan kaki nya menjauh dan berkata "Maaf,aku harus pergi,aku pamit sampai jumpa nanti di lain waktu."

Setelah mengucapkan itu dia berlari,semakin kencang dia berlari meninggalkan anak laki-laki yang masih terdiam mematung di tengah jalanan melihat kepergiannya,sebentar dia menoleh ke belakang,lalu melanjutkan larinya dengan mengusap pipi nya yang telah basah karena air mata hingga akhirnya anak perempuan itu hilang tak terlihat oleh mata anak laki-laki itu.

JAUH KEHILANGANMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang