06. Sarapan

57.8K 10.7K 768
                                    

HARI minggu pagi, Kila sudah sibuk di dapur membuatkan sarapan pagi untuknya dan Vano.

"Kenapa lo masak buat gue juga? Kan gue bilang gue bisa masak sendiri," celetuk Vano.

"Karena lo udah bolehin gue tinggal di sini, jadi sarapan gue yang buatin," balas Kila cuek sambil mengangkat omelette yang dimasaknya tadi dari penggorengan, menaruhnya di piring datar lalu dan menyajikannya di atas meja makan.

"Serius nih?" tanya Vano.

Melepas apronnya, Kila mengangguk. "Iya, sekalian belajar jadi istri yang baik buat aa Vano,"

Vano menyendok nasi di bakul. "Cih, pede amat lo bakalan jadi istri gue."

Kila menduduki kursi di depan Vano. "Jodoh gaada yang tau. Kita pisah sekarang tapi bisa jadi kita ketemu lagi di pelaminan."

"Terserah lo aja deh."

Kila tak menjawab lagi dan tersenyum. Melihat Vano yang salah tingkah sudah membuatnya puas.

Vano berdoa sebentar lalu menyantap omelette buatan Kila seperti belum makan lima tahun. Ini adalah makanan yang sangat ia sukai dan Vano tidak bisa bohong atau jaim akan hal itu. Jujur saja ia rindu dengan masakan buatan Kila.

Sembari berpangku tangan, Kila menatap Vano tanpa menghapus senyumannya. "Enak ga?"

"Enak."

"Mau gue buatin lagi ga besok-besok?"

"Boleh."

"Jadiin gue istri dulu. Nanti gue masakin setiap hari."

"Modus mulu lo. Lama-lama gue usir nih dari rumah."

"Jangan galak-galak dong ih!"

"Udah makan juga sana. Ngapain si ngeliatin gue mulu."

"Suapiiinnn..," rengek Kila sok manja yang langsung dihadiahi tatapan sedingin es oleh Vano.

"Makan sendiri. Punya tangan kan?" balas cowok itu ketus.

"Eish!" Kila menyerah. Nanti saja makannya. Dia juga tidak nafsu makan. "Udah selesai? Mau nambah ngga?"

Vano menatap Kila ragu. "Nambah emang boleh Kil?"

Kila menunjuk pipinya sendiri. "Cium dulu,"

"Sumpah, modus mulu lo anjir kaya abang gue ke Chei. Titisannya lo ya?" Vano sampai melempar sendoknya di piring saking kesalnya.

"Wajar lah mirip, namanya juga Gio kakak ipar gue." jawab Kila santai.

"Bodo amat, capek gue."

"Ya ampun cium doang Vanoo, abis itu janji gue masakin yang banyak—"

"Ck!!"

Vano mencium kedua jari tengah telunjuknya, lalu menempelkannya pada pipi Kila.

"Udah tuh. Masakin lagi sana," suruhnya.

VANOKILA: UNDER THE SAME ROOFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang