"Asik dah, udah lengkap orangnya. Mau naik apa nih kita sekarang?" tanya Leon tanpa dosa.
"Emang gua mau main sama lu? Ayo Kil pulang. Bete gua." kata Vano ketus sambil menggandeng tangan Kila, tapi Kila tidak mau mengikutnya.
"Apa-apaan sih Van! Kita kan baru aja dateng, baru juga naik satu wahana!" protes Kila kesal.
Vano meneguk ludah. Mana mungkin gue nolak kalo dia udah masang muka begitu.
"Wah parah nih Vano, Baru naik satu wahana udah diajak pulang. Ga lakik lu," kata Rendy kompor.
"Bacot diem lu." kata Vano ngegas. Ini gara-gara ada lu pada. Kalo gak ada juga gue main seharian, sialan.
"Udah elaah, kita main aja sama Leon sama yang lain. Gapapa kok Van!" kata Kila sambil gantian menarik tangan Vano.
"Hhh.. yaudahlah." jawab Vano akhirnya terpaksa mengalah. "Yaudah, mau naik apa sekarang?"
"Ke rumah conjuring aja kuy!" usul Rendy.
"Kuy!!" sahut Leon semangat.
"Kuylahhh," sahut yang lain, termasuk Kila.
"Gue ga enak badan," ujar Gio.
"Halaaahh alasan lu bang, tiba-tiba bilang ga enak badan, bilang aja takut. Udah cepetan lah. Lakik bukan lo bang?" ujar Leon sambil mendorong bahu Gio.
Ngaca ya le, lo juga enggak ada lakik-lakiknya udah tua masih doyan ngempeng.
"Pokoknya kita semua harus masuk. Harus solid lah." tambah Rendy.
"Solid solid apaan. Gua tadinya mau berdua doang sama Cheryl disini eh malah ada lu pada." cibir Gio jengkel.
"Ya maap.. kita kan juga mau ikut." kata Rendy sambil ketawa ngeselin.
"Hahh.." Dengan berat hati dan tidak ikhlas, Gio pun terpaksa ikut masuk rumah conjuring bersama Cheryl; rumah hantu yang ada didalem dufan. Karena tidak ada yang mengantri, yang masuk kesana cuma mereka berdelapan.
Begitu masuk, semua terlihat baik-baik saja kecuali Gio. Cowok itu belum apa-apa sudah gemeteran tak karuan. Rumahnya model-model rumah lama gitu mirip banget kayak di filmnya. Mana gelap banget lagi. Tapi Gio berusaha keras supaya keliatan tidak takut. Malu dia sama anaknya dalam perut.
"EH ADA IBU IBU GUYS!!!" Tiba-tiba gaada angin gaada ujan si Leon teriak kenceng banget sambil nunjuk kedepan.
"HWAAA!!!" spontan Gio tak bisa menahan teriakkannya. Dia langsung merem sambil nutup kuping padahal dia belum lihat itu setan kayak apaan. "UDAH AH GUA KELUAR!!! GA LUCU GOBLOK!!"
"Apaan sih orang gaada apa-apa. Leon bercanda bego. Mau aja lu diboongin." kata Vano sambil menepok bahu abangnya.
"Sialan lu Le, awas aja gua giles pake tronton pabrik empeng lu entar." ancam Gio. Cowok berwajah garang malu sendiri mendengar suaranya yang gemetaran seperti mau nangis. Sementara Vano malah mentertawakannya. Dasar adik laknat.
"EH ANJㅡ" Rendy yang berdiri didepan Gio tiba-tiba melotot ke belakang Gio. "ADA BENERAN EH, IBU IBUNYA MAU KESINI!! GUYS, LARI!!!"
Mereka pun lari sekencang-kencangnya meninggalkan Gio sendirian, Gio ikut menyusul mereka tapi mereka mencar entah kemana.
"W-WOY TUNGGUIN!!" teriak Gio dengan tenaga dalam sambil berlari sekuat tenaga. Tapi terlambat, mereka udah pergi entah kemana.
Gio betulan menangis. Dengan tangan gemetaran, ia menyalakan flashlight di ponselnya sambil berjalan pelan-pelan menyusuri rumah hantu. Kok ini malah tambah serem anjing.
Jantung Gio berdebar tak karuan, takut tiba-tiba dikagetkan oleh tante Valak.
"Cheryl..?" Gio memanggil-manggil Cheryl seperti anak ilang. Dia ketakutan tapi lebih takut lagi kalau istrinya hilang dan ketakutan sepertinya. "Cheryll.. By.. Hiks, lo dimana?"
"Eh anjㅡ" Mendadak, di kegelapan Gio melihat tangan putih seperti tangan cewek. Gio sempet jantungan, tapi sosok itu tak bergerak. Gio pun menghela nafas panjang. Alhamdullilah Ya Allah.
"By, jangan ngejauh.. tetap disamping gue," kata Gio sambil genggam tangan Cheryl.
"APAAN LU PEGANG PEGANG GUA!!!"
Gio spontan terbelalak. Kenapa suara Cheryl jadi ngebass anying?! "W—WHAT THE FUㅡ"
Saat Gio mengarahkan flashlight ke muka sosok itu, dia baru sadar bahwa tangan yang dia pegang itu tangan adiknya, Vano. Bukan Cheryl.
"Bangsat lu Gi!" umpat Vano. "Gua kira Kila!!"
"Gua kira lu Cheryl, anjing!!" balas Gio emosi.
"Hah.. bentar, bentar. Berarti.." Mendadak firasat Vano buruk. "BERARTI KILA SAMA SIAPA ANJIR?"
Vano langsung keringat dingin. Astaga. Semoga aja sekarang Kila sama Cheryl. Jangan sampe dia tersesat sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANOKILA: UNDER THE SAME ROOF
RomantikVano yang tak banyak bicara dan Kila yang barbar disatukan dalam satu atap. Mungkinkah sepasang mantan kekasih itu balikan pada akhirnya, atau malah semakin menjauh untuk selama lamanya?