Happy reading...
Semakin hari hubungan Seokjin dan Joohyun semakin dekat, Seokjin juga sudah terlihat sekali perubahannya, segala kebiasaan buruknya, ia tinggalkan sesuai dengan arahan Joohyun. Mama dan papa Seokjin sangat senang melihat perubahan anaknya itu.
"Pa... Mama ga nyangka, anak kita sudah berubah." Ucap mama Seokjin.
"Ini semua berkat Joohyun ma... Dia merubah anak kita."
"Iya pa, papa benar. Kita hutang budi sama Joohyun pa."
Papa Seokjin mengangguk dan merangkul istrinya.
Di dalam kamar, Seokjin dan Joohyun terlihat sedang mengerjakan kegiatan mereka masing-masing.
"Akhirnya selesai juga." Gumam Seokjin sembari merentangkan ke dua tangannya. Seokjin kemudian beralih menatap Joohyun, "Kau sedang apa? Serius sekali."
"Aku melihat laporan pasienku, aku merindukan pekerjaanku."
"Laporan pasien? Memangnya, kau menyimpannya?"
"Iyaa, semuanya ada di ponselku, walaupun aku tidak bisa memeriksa mereka lagi, tapi aku masih menyimpan data-datanya, padahal aku sudah ada jadwal pemeriksaan untuk Minggu depan, tapi sepertinya harus ditunda, karena aku tidak ada."
"Apa kau merindukan masa-masa itu?"
"Masa yang mana?"
"Saat kau di masa depan."
Joohyun terdiam, dia hanya bisa mengangguk.
"Kalau kau ada jalan kembali, apa yang akan kau lakukan? Kembali atau tetap di sini bersamaku?" Tanya Seokjin.
"Aku akan kembali, tapi bersamamu."
"Bagaimana bisa?"
"Bisa kalau misiku berhasil, maka kau akan ada di masa depan bersamaku."
"Lalu, kalau aku ikut denganmu, bagaimana dengan aku di masa depan? Apa itu mungkin?"
"Untuk sekarang aku tidak bisa menjawabnya, tapi suatu saat, di saat kau tahu segalanya, di saat itu juga kau akan mengerti, bersabarlah sedikit lagi." Joohyun tersenyum.
"Kau misterius sekali."
"Aku harus jadi misterius dulu baru suamiku bisa tertarik padaku, ya kan?"
"Dasar."
Joohyun tersenyum.
"Oh iya, kalau kau sekarang seorang psikolog, berarti kau lebih tua dariku?"
"Aku lebih tua satu tahun darimu, dan aku menyelesaikan kuliahku dengan cepat, makanya aku lebih dulu bekerja darimu."
"Menyombongkan diri?"
"Tidak, tapi membanggakan diri, kau juga harus bangga karena istrimu orang yang cerdas." Joohyun terkekeh.
"Ya ya ya, terserah kau saja, aku sudah mengantuk."
"Selamat istirahat suamiku, oh iya, besok jangan lupa ya, kita pilih cincin tunangan untuk acara Minggu depan."
"Iyaa, aku ingat." Seokjin kemudian memejamkan matanya.
Joohyun tersenyum menatap Seokjin, mengingat kembali bahwa ia akan bertunangan membuat perasaan Joohyun sangat bahagia. "Kenapa aku seperti ini?" Pikir Joohyun.
~~~
Besoknya, Seokjin dan Joohyun sudah berada di meja makan bersama kedua orang tua Seokjin.
"Oh iyaa, Seokjin, daftar teman yang ingin kau undang cuma segini?" Tanya mama Seokjin sembari mengecek daftar nama yang Seokjin tulis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kinda Crazy! (COMPLETED)
Fiksi PenggemarAku datang dari masa depan untuk menjadi istrimu. -Bae Joohyun