Prologue✅

185K 10.4K 45
                                    

Cerita pertama saya dan masih belum di revisi semua, tanda baca bikin sakit mata dan lain sebagainya. Harap di maklumi ya (θ‿θ) saya selalu belajar dari komen kalian kok, segara akan saya perbaiki (ʘᴗʘ✿) ( ˘ ³˘)♥

Jangan lupa vote dan komen terlebih dahulu ...

🐰🐰

Di dalam ruangan yang kotor dan berdebu seorang gadis remaja tergeletak tak berdaya dengan darah yang membasahi seluruh pergelangan tangannya. Pandangannya sayu meneliti setiap inci ruangan yang ia tempati. Terlihat kerutan halus di dahinya ketika sadar bahwa seharusnya ia sudah mati karena tabrakan saat hendak berangkat ke lokasi pernikahannya. Ia berusaha untuk bangun namun selalu gagal, seluruh tubuhnya terasa remuk, terutama rasa perih yang amat sangat sakit di kedua pergelangan tangannya. Saat berusaha untuk kembali bangun, sebuah memori asing menghantam kepalanya. Memori tak di kenalnya itu terus berputar dalam kepalanya seperti potongan-potongan film yang acak. Ia tak tahan, rasanya sangat sakit, jauh lebih sakit dari tubuh nya saat ini. Karna sudah tak tahan lagi, dengan pasrah ia membiarkan kesadarannya perlahan menghilang.

*****


Sinar matahari menerobos dari balik kaca jendela yang tak tertutup apapun. Sinarnya yang hangat menerpa wajah pucat seorang gadis yang sekarang tengah meringkuk di atas lantai keramik dengan kondisi badan yang terlihat menyedihkan.

Sinar matahari menyorot matanya yang masih terpejam, karna merasa terganggu, perlahan-lahan kelopak mata mungil itu terbuka. Semakin lama semakin melebar

Ia berusaha untuk bangun walau dengan rintihan kecil yang selalu keluar dari bibirnya

Sekuat tenaga ia menahan segala rasa sakit di tubuhnya dan mendudukkan dirinya dengan posisi menyender pada tembok.

"G-gue di mana? Ini tempat apaan sih? t-tangan gue kok banyak darah gini, ada bekas sayatan juga" dirinya semakin di buat bingung oleh semua ini. Ia seharusnya sudah mati. Tapi kenapa sekarang ia masih hidup. Dan di mana ini, kenapa dengan tangannya dan kenapa dengan tubuhnya yang terasa hancur seperti habis di pukuli.

Geferia Kesha Salavoka. Gadis itu kini pusing memikirkan apa sebenarnya yang terjadi dengan dirinya. Jika ia selamat seharusnya sekarang ia ada di rumah sakit, bukan di tempat kotor tak terawat seperti sekarang ini. Dan dia rasa juga tidak mungkin jika dirinya masih selamat. Kecelakaan itu sangat parah, dan ia masih bisa merasakan bagaimana rasanya ketika jiwanya seakan-akan di paksa keluar dari tubuhnya pada saat itu.

Drt..drt....

Getaran handphone di saku celananya membuat Gefe tersentak kaget. Tanpa menunggu lama ia langsung merongoh saku celananya dan menggambil benda pipih itu.

Lagi dan lagi Gefe di buat bingung, ini jelas bukan handphone miliknya, dan siapa orang yang menelpon ini. Disana tertera nama "Kely" nama yang asing, dan sama sekali tak di kenalnya. Namun entah dorongan dari mana Gefe mengangkat panggilan telpon itu

"Halo"

"RA, LO DIMANA??!!"

 Suara melengking dan keras menyapa indra pendengaran Gefe, yang dengan sepontan menjauhkan benda pipih itu dari telinganya.

"Halo Ra, kok lo diem aja sih? Lo nggak apa-apa kan?"

"Lo di mana sekarang? ini udah jam tujuh, lo gak sekolah?"

"Atau jangan-jangan lo di pukulin lagi sama bokap lo!"

Jeda beberapa saat, lalu kemudian suara melengking seorang gadis kembali terdengar

 "RA!! JAWAB GUE, jangan bikin panik bisa nggak sih lo!!"

Tut...

Pertanyaan beruntun itu membuat kepala Gefe semakin pusing, dengan tak sabaran ia langsung mematikan sambungan telpon itu secara sepihak.

"Siapa sih nih cewe, suara udah ngalahin toa masjid. Bikin sakit telinga aja- tunggu kok suara gue. Suara gue kok gini? A,a,a,b,a.  Aaaa!!!" kepala Gefe semakin berdenyut keras. Ia memegang kepalanya dan mengacak-acak rambut nya frustasi. Namun setelahnya ia teringat sesuatu

"Tunggu, Gue ingat sekarang. Sebelum gue pingsan semalam gue kayak nya mimpi deh- siapa namanya......nah Zoey Laura Putri. Yah itu. Tapi tunggu- apa hubungannya sama gue?" tanya Gefe yang sampai sekarang belum menyadari juga bahwa dirinya bertransmigrasi dalam tubuh orang lain.

Gefe meraba-raba mencari handphone nya yang sempat ia letakkan tadi, setelah ketemu, Gefe langsung membuka kamera dan mengarahkannya kearah wajahnya

"Aaaa!!!"

Gefe berteriak dengan keras sambil melempar handphonenya asal

"Muka, muka siapa? Itu muka siapa?"

Saat masih dengan keterkejutannya kepala Gefe kembali sakit seperti yang ia rasakan semalam. Tangan Gefe terangkat memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah. Hampir lima menit ia menderita menahan rasa sakit itu, dan di saat sakit nya sudah hilang pandangan Gefe mendadak kosong.

Ada yang terasa sakit, bukan tubuh nya tapi hati nya.  Ternyata ia memasuki raga seseorang yang memiliki kisah hidup yang menyedihkan.

***

Setelah kejadian aneh yang membuatnya pusing beberapa saat lalu, akhirnya ia semakin sadar dan yakin sekarang, bahwa ini bukanlah raga nya. Ia bertransmigrasi dalam tubuh orang lain. Mustahil memang, tapi saat ini ia memang mengalaminya. Seluruh ingatan pemilik tubuh asli ini sudah ia ketahui, dengan seizin pemilik asli.

"Masih ada ya orang tua kayak gitu di zaman sekarang"

"Laura gue janji, gue janji bakal buat mereka nyesel udah bikin lo menderita. Dan makasih udah nyerahin raga lo ke gue, semoga lo tenang di sana"

Transmigrasi Salavoka (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang