Saat jam istirahat begini, biasanya para siswa maupun siswi sedang enak-enakan makan di kantin sekolah. Mereka menikmati berbagai aneka makanan dengan riang gembira sambil sesekali saling berbagi cerita. Mulai dari urusan keluarga, sekolah sampai menyangkut urusan hati.
Lain halnya dengan cewek berkuncir kuda dengan kacamata tebal nya itu. Cewek itu begitu serius membaca novel yang berada di genggaman nya. Sahabat nya yang sedari tadi berbicara dengan cewek itu sampai jengah. Ingin rasanya cewek itu menendang sahabatnya sampai ke planet Mars.
" Din?" Panggil Olivia sambil melambaikan- lambaikan tangan nya tepat di wajah Diana.
Diana hanya menatap sekilas lalu kembali membaca novelnya yang tampak lebih penting daripada sahabatnya itu. Oh, astaga! Memang genre cerita apa yang berhasil membuat Diana sampai mengabaikan sahabat nya sendiri?
" Din? Lo baca cerita apa, sih? Serius banget." Tanya Olivia sambil menyesap minumannya. Cewek berambut pendek itu kembali menatap sahabatnya jengah.
Diana menutup bukunya sambil menatap Olivia dalam. Sebelum itu, Diana masih sempat bermain ponsel. Olivia yang melihat itu langsung menghela nafas sabar. Cewek itu tahu kalau menghadapi sahabatnya yang gila buku itu harus memiliki stok kesabaran yang tinggi.
" Sudah selesai urusan lo?" Tanya Olivia ketika melihat Diana menatap ke arahnya. Diana yang di tanya hanya mengangguk saja sebagai respon.
" Nanti temenin gue ke toko buku boleh?" Tanya Olivia sambil menatap Diana penuh harap. Daripada nanti ada sesi perbacotan, maka Diana hanya bisa mengiyakan saja. Melihat Diana yang mengangguk, sontak saja Olivia memekik senang.
" Hmm... Btw, tumben lo mau ke toko buku. Kesambet apa lo?" Tanya Diana sambil menatap Olivia penuh selidik. Dari perkataan Diana, tampak cewek itu meragukan sahabatnya.
Olivia yang ditanya seperti itu hanya memasang wajah datar. Cewek tersebut berpura-pura makan daripada nanti diejek habis-habisan oleh sahabat nya. Diana yang melihat raut wajah Olivia hanya tertawa lepas. Tapi tawa yang lepas tersebut seakan sirna ketika mata hitamnya menangkap sosok cowok yang sedang duduk untuk menyanyikan sebuah lagu. Dengan ditemani sang kekasih, tentu saja.
Kalandra dan Naila duduk berdua di kursi panggung yang memang di sediakan pihak sekolah untuk menghibur para pengunjung kantin. Sebenarnya, Naila tidak bisa bernyanyi, hanya saja dia tetap kekeuh untuk menemani kekasihnya itu untuk menghibur para pengunjung.
Tak seperti biasanya Kalandra bernyanyi seorang diri tanpa band nya. Itu karena keinginannya sendiri. Cowok itu ingin menghibur pengunjung kantin tanpa bantuan bandnya untuk kali ini.
Petikan gitar mulai terdengar dari atas panggung. Kali ini Kalandra akan menyanyikan sebuah lagu dari band pendatang baru asal Inggris bernama New Hope Club dengan lagunya yang berjudul Know Me Too Well yang viral di TikTok.
Dengan ditemani sang kekasih serta memiliki suara yang merdu, Kalandra dengan percaya diri nya menyanyikan lagu tersebut untuk para pengunjung. Semua pengunjung terkesima dengan suara sekaligus ketampanan Kalandra yang di atas rata-rata. Sebagian dari merekapun ikut baper ketika melihat Kalandra menatap Naila dengan tatapan penuh akan cinta.
I spend my weekends.
Tryna get you off.
My mind again,
But I can't make it stop.
I'm tryna pretend I'm good,
But you can tell.
( Good but you can tell)
Dahi Diana seketika mengerut ketika mendengar lagu yang di nyanyikan oleh Kalandra. Lagu tersebut seakan-akan menggambarkan tingkah Kalandra yang mencoba menghilangkan Diana dari pikirannya. Tapi tetap saja, semua kenangan itu tidak bisa dilupakan dengan mudahnya. Ketika lagu yang dinyanyikan Kalandra selesai, Diana segera mengalihkan pandangannya dari cowok itu karena takut semua kenangan itu akan datang kembali.
-
Semua siswa-siswi kelas XII IPS-2 harus menjalani ulangan dadakan ketika memasuki kelas setelah beranjak dari kantin. Alih-alih untuk persiapan diri, Bu Maimunah-- guru matematika yang terkenal killer dengan gaya khasnya berupa bulu mata yang cetar serta bibirnya yang memakai lipstik warna merah terang-- itu mengaku cemburu karena gebetan nya banyak yang dilihat serta dikagumi para ciwi- ciwi. Ulangan dadakan itu sebagai hukuman atas perbuatan mereka.
Diana yang mendengar pernyataan Bu Maimunah itu sontak melotot. Cewek tersebut sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah guru yang tidak bisa di katakan muda lagi itu.
Setelah lembar soal di bagikan, Bu Maimunah menduduki kursi kebesaran nya dengan wajah angkuh. Wajahnya yang sangat glowwing semakin glowwing ketika terkena sinar matahari yang menerobos lewat celah-celah jendela yang di tutupi oleh tirai. Diana serta murid-murid cewek lainnya hanya ternganga melihat ke glowwing an wajah Bu Maimunah.
" Cepat! Kalian mau mengerjakan soal ulangan atau memperhatikan wajah saya?!" Ucap Bu Maimunah sambil menatap para murid cewek tajam. Semua murid cewek langsung menunduk takut. Dan itu semakin membuat Bu Maimunah semangat untuk menakut-nakuti mereka.
Diana pun langsung gerak cepat untuk menyelesaikan soal Matematika yang jumlahnya banyak serta susah di mengerti itu. Berbeda dengan Olivia, cewek itu tampak santai sambil sesekali tersenyum- senyum sendiri.
Waktu semakin berjalan dan tak terasa waktu pelajaran Bu Maimunah habis. Dan itu artinya soal ulangan serta jawaban Matematika harus dikumpulkan walau ada sebagian murid yang belum selesai. Diana pun langsung bergegas untuk segera mengumpulkan soal serta jawaban itu sebelum Ibu killer itu sendiri yang mengambil nya.
Karena terlalu tergesa-gesa, Diana sampai tak sengaja menjatuhkan sebuah surat yang sepertinya baru saja dibuat. Terbukti dari kertas dan tulisannya yang masih bersih dan tidak pudar. Karena penasaran, Diana langsung mengambil surat tersebut dan membaca nya.
Dear, Sunshine.
Bagaimana kabarmu?
Salam dari seseorang di masa lalumu.
Dahi Diana mengernyit ketika membaca surat pendek tersebut. Sunshine? Siapa itu Sunshine? Dan seseorang di masa lalu? Kira-kira siapa? Sumpah Diana benar-benar dibuat penasaran hanya dengan membaca surat pendek tersebut.
" Diana cepat! Kau mau cosplay jadi patung?!" Bentak Bu Maimunah dengan rotan yang sudah berada di genggaman nya.
" E- eh, maaf, Bu."
-
~ Jangan lupa vote dan komennya. Dan jangan jadi silent reader yang hanya cuma numpang baca aja. Hargai aku yang udah capek-capek buat bikin story' ini😭🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Rute
Teen Fiction" Jarak kita memang dekat, tetapi hati kita saling berjauhan." *** Diana Aqilah, remaja cantik berusia 16 tahun yang tidak ingin berbaur dengan para pentolan sekolah. Dirinya hanya ingin berperan sebagai tokoh figuran yang cuma numpang lewat. Yang...