Renjun mengetuk pintu kamarnya sebelum masuk ke dalam.
*cklek* Renjun membuka pintu kamarnya dan terlihat Mark yang tengah tidur di atas ranjang miliknya.
Dengan langkah perlahan, Renjun mendekati Mark, duduk di samping Mark dengan menautkan kedua tangan-nya.
Sedangkan Mark? Mark langsung memalingkan tubuhnya membelakangi Renjun, ketika Renjun duduk di sampingnya.
Renjun menghela nafasmya kasar, menoel-noel tubuh Mark. "Oppa mian. Aku gak akan kesana. Maafin aku, jangan marah lagi ya" Ucap Renjun.
Mark mencoba mengontrol emosinya. Ia gak bisa kalo mendengar Renjun yang udah merubah suaranya menjadi baby mode.
Mark langsung membalikkan tubuhnya menatap Renjun, di pegangnya tangan Renjun. "Kamu tau kan aku khawatir sama kamu?" Tanya Mark yang di balas anggukkan kepala oleh Renjun.
"Gimana jadinya kalo misalkan kamu ikut balapan, terus jatuh? Kamu tau? Aku ngerasa gagal banget jagain kamu kalo sampe kamu kayak gitu." Sambung Mark.
"Mian. Jangan marah lagi ya. Aku gak akan datang ke sana." Ucap Renjun.
"Iya. Lain kali jangan kayak gitu lagi ya? Kamu-kan tau kalo aku gak suka perempuan ikut balapan liar kayak gitu." Peringat Mark.
Ah, Renjun tau sekarang. Mark tidak suka perempuan yang tomboy. Ia suka perempuan feminin. Tapi kenapa Mark mau sama Renjun yang notaben-nya tomboy dan jauh dari kata feminim?
Sedangkan Renjun yang memang benar-benar sayang Mark apa adanya, dia berusaha merubah jati dirinya untuk menjadi perempuan ideal Mark.
Renjun yang berhenti balapan, dia yang dulunya tidak suka ngambek, Manja atau apapun? Jadi berusaha ngambek dan manja ke Mark. Renjun yang suka ngomong kasar, jadi tidak. Renjun yang tidak suka aegyo, berusaha sering menggunakan aegyo. Itu semua ia lakukan agar menjadi perempuan yang sesuai dengan kriteria Mark.
"Oppa gak marah lagi?" Tanya Renjun.
Mark tersenyum, mengusak surai rambut Renjun dengan gemas. "Iya, aku gak marah lagi." Ucap Mark yang langsung memeluk Renjun, dan di balas oleh Renjun.
Jika di sini Renjun tengah membujuk Mark? Berbeda dengan Jeno yang tengah membujuk Jaemin saat ini.
"Sayang, temenin aku racing nanti malam ya? Renjun gak bisa kayaknya. Sedangkan perjanjiannya harus membawa pasangan. Kamu tinggal duduk di belakang aku aja." Bujuk Jeno setelah melihat Renjun yang sepertinya tidak akan datang nanti malam.
"Jen, kamu tau kan aku gak suka acara kayak gitu?" Sentak Jaemin yang mencoba sabar ketika Jeno yang terus berusaha membujuknya.
"Iya aku tau. Tapikan kamu tinggal duduk aja Na. Lumayan hadiah-nya Na. Lagipula itu juga ajang yang spesial, yang di adain cuma satu tahun sekali. Disana juga ada kejutan buat pembalap Na. Kayak--"
"Jen! Kamu ngerti bahasa aku gak sih? Kamu-kan tau aku gak suka! Kenapa harus maksa sih?!" Sentak Jaemin marah, memotong ucapan Jeno.
Jeno menghela nafas pasrah ketika Jaemin pergi meninggalkannya. Sungguh Jeno gak tau harus berbuat apa. Kejar? Ayolah, Jeno gak suka drama kayak gitu. Jadi, Jeno lebih memilih Jaemin meredahkan emosinya dulu. Baru deh Jeno deket lagi setelah emosinya membaik.
***"Ren, lo beneran gak ikut?" Tanya Jeno kepada Renjun yang sedang membuat sketsa.
Renjun menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya. "Lo liat sendiri-kan tadi. Mark gak ngebolehin gue." Ucap Renjun.
"Lo mau ikut gak sebenernya?" Tanya Jeno.
"Mau-lah, tapi mau gimana lagi." Lirih Renjun.
Padahal Renjun mau banget ikut. Udah lama juga dia gak balapan. Padahal Renjun itu Ratu-nya jalanan loh. Renjun udah ikut balapan liar, dari Renjun umur 10 tahun. Jadi gak heran kalo dia jago banget soal balapan.
"Yudah ikut aja! Ga usah bilang hyung gue!" Saran Jeno yang langsung mendapat timpukan bantal oleh Renjun.
"Jangan mengada ya! Nanti kalo ketauan gimana? Mark itu kalo lagi marah atau ngambek, susah di bujuknya." Sarkas Renjun.
"Ya gausah bilang. Kalo lo gak bilang dan gak ada yang bilang, dia gak akan tau. Tenang aja, kalo hyung gue marah? Gue yang bakalan tanggung jawab. Lumayan loh Jun hadiahnya." Ucap Jeno.
Renjun sedikit menimbang saran Jeno. "Lo beneran mau tanggung jawab?" Tanya Renjun yang gak yakin sama Jeno.
Jeno mendengus, ia perlahan jalan menghampiri Renjun. Duduk di sampingnya, memegang tangan Renjun dan memberi Renjun sebuah kunci.
"Ini kunci mobil kesayangan gue. Kalo sampe hal itu terjadi dan gue gak tanggung jawab, mobil ini buat lo." Ucap Jeno.
Renjun semakin bingung. Sungguh, ia sangat ingin ikut Jeno. Tapi ia juga takut ketahuan Mark.
"Yaudah deh. Nanti malam kan? Jam 1 malam?" Tanya Renjun yang sukses membuat senyum Jeno terbit.
"Iya. Jam satu malam. Nanti gue jemput ya! Gue tunggu depan komplek. Kalo gue jemput depan rumah? Nanti Jaemin curiga dan tau kalo lo mau balap." Ucap Jeno.
"Iya bawel. Nanti lo chat aja ya kalo udah sampe depan komplek." Balas Renjun.
*tok tok tok* suara ketukan yang berasal dari pintu Renjun.
*cklek* suara di bukanya pintu Renjun, setelah orang itu mengetuk pintunya.
"Sayang, aku pulang dulu ya. Udah malam juga. Gak baik di rumah perempuan malam-malam dan gaada orang tuanya." Ucap Mark dari balik pintu.
"Kok cepet banget sih Oppa. Langsung pulang aja nih?" Tanya Renjun.
"Heum, udah malam sayang. Besok aku ke sini lagi kok." Ucap Mark.
"Jeno. Kajja! Ayo kita pulang." Ajak Mark.
Jeno beranjak dari duduknya, tangannya yang memegang bantal pun langsung melemparnya ke Renjun. "Mungil, gue pulang dulu ya! Bye! Dan makasih tumpangannya." Ucap Jeno yang langsung pergi.
"Yak! Lee Jeno anj--" ucapan Renjun terpotong, disaat ingat kalau Mark tidak menyukainya.
Setelah Jeno dan Mark keluar, Renjun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Capek juga ya harus memainkan peran yang memang bukan diri sendiri." Gumam Renjun yang selama ini masih berusaha merubah dirinya untuk menjadi yang Mark mau.
"Apa iya gue udahan aja sama Mark Oppa? Capek banget kalo harus kayak gini. Ini bukan gue banget." Tambah Renjun yang langsung menggelengkan kepalanya dan memukul kepalanya.
"Aish! Pikiran apaan sih Jun! Hubungan lo sama dia udah lama! Yakali putus karena hal sepele kayak gini!" Dengus Renjun.
"Tapi, kayaknya cuma gue doang deh yang berubah buat dia. Tapi dia gak pernah berubah buat gue. Apa karena ini gue yang terlalu cinta sama dia? Eoh, berarti dia gak cinta dong sama gue?" Gumam Renjun lagi.
"Aish pabbo! Pikiran apa ini! Gaboleh Renjun-ah! Lebih baik aku mandi!" Final Renjun lalu bergegas mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATTOON - NOREN, MARKMIN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (Jeno x Renjun) and MARKMIN (Mark x Jaemin) SHIPPER APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO, HUANG RENJUN...