9. Where Are You Go?

420 30 0
                                    

*drt drt* Ponsel Renjun berbunyi. Renjun yang baru saja selesai mandi pun mengambil ponselnya dan melihat notifikasi apa yang masuk ke dalam ponsel-nya.

Helaan nafas kasar keluar dari mulut Renjun ketika nomor yang tidak di kenal, massage Renjun lagi.

"Kali ini apalagi?" Gumam Renjun, membuka pesan yang di kirim-kan nomor yang tidak di ketahui itu.

From : Unknwon Number.
Coba-lah untuk mengajak Mark nanti malam, dia pasti menolak-mu karena ingin jalan bersama dengan adik-mu.

Renjun mendengus kasar ketika membaca pesan dari nomor yang tidak di ketahui dirinya itu.

Inilah yang membuat sifat, tingkah dan perlikau Renjun berubah dalam semalam.

Iya! Dirinya tiba-tiba di massage dan di berikan banyak foto Mark yang sedang jalan bersama dengan Jaemin. Bukan hanya satu foto, tapi puluhan foto. Bahkan orang itu memberikan tanggal di setiap foto merek, yang Renjun yakini tanggal itu adalah tanggal mereka jalan.

Renjun gak mau berfikiran negative, seperti apa yang di katakan Jeno. Namun tiba-tiba pikiran negative-nya datang ketika melihat foto terakhir serta tanggal yang di lihat di postingan terakhir foto itu.

Foto dan tanggal itu persis ketika Renjun menelepon Mark ketika dirinya sedang free dan ingin mengajak Mark, tapi tidak jadi karena Mark yang tengah jalan bersama temannya. Dan juga Jaemin yang tiba-tiba tidak ada di rumah.

Padahl Jaemin tidak pernah keluar rumah ketika waktu libur, kalau tidak ada yang mengajak-nya keluar.

Itu membuat dia jadi berfikiran yang tidak-tidak. Namun, ia ingat lagi perkataan Jeno. Tidak boleh berfikiran serta menuduh Mark yang tidak-tidak. Karena Mark itu orang yang tidak akan mealukan sesuatu yang aneh, yang akan membuat dirinya sakit.

Dan Renjun percaya itu. Mark tidak itu selalu menghormatinya dan suka memperlakukan Renjun seperti kekasihnya, atau bahkan Mark memperlakukan Renjun seperti ratu-nya. Walau terkadang Renjun suka risih karena Renjun yang notabennya tidak suka hal yang berbau romantis. Tapi tetap saja Renjun menghargai semua usaha yang Mark lakukan untuk dirinya. Bahkan Renjun berusaha untuk mengubah dirinya sendiri agar bisa menyamakan sifat Mark yang penyayang dan romantis.

"Aku harus bagaimana ini?" Gumam Renjun yang bingung harus mengambil tindakan apa saat ini.

Otak dan logikanya berkata untuk mengubris-kan aja chat dari nomor yang tidak ia kenal ini. Tapi hatinya berkata untuk mengikuti perintah dan arahan ini.

Selain itu, otak dan logikanya menolak untuk mencari tau karena akan membuat dirinya sakit kalau memang yang di katakan pengirim pesan itu benar dan membiarkan semua berjalan semestinya. Kalaupun memang ada sesuatu yang Mark tutupi dari Renjun, Tuhan pasti punya berbagai macam cara untuk membongkar itu semua tanpa harus Renjun cari tau.

Sedangkan hati Renjun? Hati Renjun berkata untuk mengikuti arahan serta perintah dari pesan itu. Hati-nya yang memang menganut kejujuran lebih penting dari segalanya pun memaksa Renjun untuk menuruti perintah orang itu, untuk mengetahui kebohongan apa yang Mark tutupi.

"Ya Tuhan! Aku harus berbuat apa?!" Teriak Renjun frustasi.

Pasalnya baru kali ini di hubungan mereka ada masalah seperti ini.

Iya, masalah yang sering di hadapi dalam hubungan Renjun dan Mark itu hampir tidak pernah terjadi masalah.

Mereka memang lebih memilih satu sama lain. Mereka juga gak egois. Kalau misalkan mereka salah ya cepet minta maaf dan memaafkan. Mereka juga langsung menyelesaikan masalah hari itu juga, kalau memang mereka sedang ada masalah. Ya kalau salah satu dari mereka sedang pundung atau marah, mereka akan mencoba membujuk orang yang sedang pundung itu.

Ya jadi gitu, hubungan mereka tidak pernah mengalami masalah yang besar. Paling marah hanya karena Renjun atau Mark yang susah di kasih tau-nya. Setelah itu juga mereka kembali normal.

"Gimana ini? Gak mungkin aku kasih tau Jeno. Jeno-kan orang-nya selalu berfikir positif dan gak terlalu ambil pusing suatu masalah." Gumam Renjun.

"Coba aja deh minta pendapat Jeno." Final Renjun yang mulai mencari dial name Jeno di kontaknya, lalu memencet tombol panggil.

Hallo dengan saya Lee Jeno, passwordnya?

Orang gila disana! Yak Jeno! Aku sedang tidak ada waktu untuk meladeni candaan-mu!

Aish! Kau bisa membuat kuping-ku rusak! Ada apa?!

Aku mau bertanya kepada-mu. Gimana jadinya---

Passwordnya dulu.

Mamah dedeh, curhat dong Mah! Lee Jeno! Gue tampar juga lo ya lama-lama!

Hehehe iya iya! Mau tanya apa sih?

Jen, kalo misalkan ada orang gak di kenal, tiba-tiba massage lo dan nyuruh lo ini itu. Lo nurutin perintah dia, atau biarin perintah dia.

Ya biarin lah! Ngapain gue turutin perintah dari orang yang gak gue kenal! Gila kali gue!

Ck Jeno! Coba di pikir dulu. Pikir dulu baru jawab! Jangan asal jawab aja!

Ck! Ngapain di pikir sih! Udah jelas-jelas orang itu gabut! Makanya dia massage lo, perintah ini itu supaya lo kepikiran Renjun~~~

Ck tau ah! Kayaknya emang salah deh kalo minta pendapat lo! Gak jelas!

Ucap Renjun lalu mematikan telepon-nya secara sepihak.

"Apa iya aku meminta pendapat Jaemin?" Gumam Renjun.

"Tapi masa iya aku tanya ke orang yang punya masalahnya langsung? Nanti kalo dia beneran ngerasa dan tersindir gimana?!"

"Ah molla! Aku tanyakan saja langsung. Masalah yang lain-nya belakangan!" Final Renjun yang mulai bergegas keluar kamarnya, menuju kamar Jaemin.

Ah, asalkan kalian tau! Kamar Renjun dan Jaemin itu gak berdekatan guys! Mereka harus jalan dulu untuk menghampiri satu sama lain.

Maka dari itu mereka jarang datang ke kamar satu sama lain, karena malas. Mereka lebih sering bertelepon untuk memeberi tahu satu sama lain, walaupun mereka sedang berada di dalam rumah.

*tok tok tok* ketuk Renjun tapi tidak ada sahutan dari dalam.

Renjun akhirnya untuk memutuskan ke dalam tanpa menunggu izin dari  sang empuh kamar.

"Na--na, loh kamu mau kemana Na?" Tanya Renjun kepada Jaemin yang sudah rapih saat ini.

'Apakah yang di beri tahu dari nomor tak di kenal itu benar?' Batin Renjun yang semakin berfikiran negative. Namun Renjun berusaha sekuat tenaga untuk menyangkal pemikiran buruk itu.

"Eoh Renjun-ah? Tumben sekali kau datang kemari? Ada apa?" Tanya Jaemin yang saat ini sedang memasang anting-nya.

"Kau mau pergi kemana Na? Jam segini udah rapih pakai dress selutut?" Tanya Renjun, memancing Jaemin.

"Ah itu. Aku ingin menghadiri pesta ulang tahun teman dekat-ku. Ada apa Jun?" Jawab Jaemin, lalu bertanya balik kepada Renjun.

"Oh teman dekat-mu ya. Aniya, tadinya aku ingin mengajak-mu main. Aku bosan, ingin mengajak Haechan, tapi dia sedang berkencan dengan Sungchan." Jawab Renjun.

"Mian Renjun-ah, aku tidak bisa menemani-mu. Lain kali saja ya heum." Balas Jaemin yang langsung pergi, meninggalkan Renjun.

WATTOON - NOREN, MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang