XIV

670 101 10
                                    

Berita kemenangan Inarizaki menyebar luar secepat angin ke seluruh penjuru Jepang. Julukan Penantang Terkuat melekat pada Inarizaki semenjak mereka menjadi runner-up di Interhigh tahun ini.

Pihak sekolah memberi apresiasi tinggi untuk seluruh anggota tim Inarizaki. Bahkan ketika anggota tim sampai di sekolahpun banyak murid yang memberi selamat untuk mereka karena telah menjadi juara dua.

Anak kelas tiga memutuskan untuk tetap bertahan di dalam tim. Turnamen Musim Semi akan menjadi pertandingan terakhir untuk anak kelas tiga. Mereka akan ikut bertanding di Turnamen Musim Semi nanti dan akan pensiun setelahnya. Mereka juga akan menyerahkan tim pada adik kelasnya sekaligus mempercayakan tim pada mereka.

Semenjak Inarizaki dinobatkan sebagai runner-up, banyak warga sekolah terutama murid perempuan yang mengagumi Kembar Miya. Sebutan fans dadakan mungkin cocok untuk mereka.

Selain karena kemampuan vollynya yang bagus, Kembar Miya juga dilirik karena wajah mereka yang tampan. Sepertinya mereka telat menyadari akan pesona itu. Banyak gadis-gadis muda yang terus meneriaki nama Atsumu dan Osamu bahkan mereka sampai melambai-lambaikan tangan mereka agar ternotice oleh mereka berdua.

Dan sekarang itulah yang sedang terjadi. Sepanjang koridor (y/n) terus saja mendengar nama Atsumu dan Osamu disebut oleh para gadis. Entah itu dengan suara pelan atau berterus terang dengan berteriak dari kejauhan.

Manager Inarizaki itu merasa jengkel dengan suara mereka. Bagaimana tidak? Dari pagi sampai siang mereka terus saja berteriak dan mengejar-ngejar dua oknum itu. Kekesalannya semakin bertambah kala Atsumu dan Osamu berlari ke arahnya dengan wajah takut.

"(y/n)-san tolong! Tolong kami!"

Gadis itu membuang napas panjang sembari menatap si kembar yang sedang mendekatinya. Dua orang itu bersembunyi di balik tubuh (y/n) dengan deru napas yang memburu.

"Tolong kami! Mereka terus saja mengejar kami dari pagi sampai sekarang!" ujar Atsumu ketakutan.

Benar apa yang dikatakan oleh pria bersurai kuning itu. Tak lama setelah ia berkata seperti itu, (y/n) melihat beberapa gadis berlari ke arahnya. Mungkin lebih tepatnya ke arah Kembar Miya.

(y/n) yang merasa Atsumu dan Osamu tengah ketakutan lantas menahan beberapa gadis itu.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak boleh berlari di koridor seperti ini," ucapnya tegas.

Salah satu gadis itu membalas ucapan sang ketua OSIS. "Kami ingin bertemu dengan Miya-san," ujarnya seraya melirik ke belakang tubuh (y/n).

(y/n) yang menyadari arah lirikan itu menghalangi pandangannya seraya menatap lekat beberapa gadis itu.

"Kalian kelas satu kan? Kenapa kalian tidak kembali ke kelas saja dan belajar dengan benar?" Terdengar nada intimidasi dari ucapan (y/n).

Tak kunjung mendengar jawaban, gadis itu bersidekap dada. "Atau mau kulaporkan pada wali kelas kalian agar kalian dihukum karena sudah mengganggu orang lain?"

Deeggg

Beberapa gadis itu mematung kala melihat wajah (y/n) yang berubah drastis dari sebelumnya. Mereka juga tau siapa (y/n) di sekolah ini karena itulah mereka langsung mengangguk cepat dan lari terbirit-birit meninggalkan (y/n) dan Kembar Miya.

Merasa suasana sudah kembali aman, Atsumu dan Osamu menghela napas lega seraya mengusap dadanya tenang.

"Syukurlah mereka sudah-AAAAAA!! SAKIT SAKIT!"

Ucapan Osamu terpotong ketika (y/n) menjewer telinga si kembar cukup kuat. Atsumu dan Osamu meringis, merasa sakit sekaligus perih di daun telinganya. Setelah gadis itu melepas tangannya, kedua orang itu mengusap daun telinganya yang mereka yakini sudah memerah.

Euphoria || InarizakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang