Part 4 (Pacar).

535 32 0
                                    

🌸🌸🌸

" Ngak mauuu" Teriak Ana kencang.

Video dihadapannya itu terus berputar, Ana tahu jika itu bagian rencana licik orang dihadapanya.

"Gimana? di video ini terbukti lo itu bersalah " Katanya santai.

"Lo pasti njebak gue kan kak. Kenapa??? Huaaa.... " Teriak Ana lagi.

Febri membekap mulut Ana yang berkoar-koar, benar-benar sama saja dengan Alvin pikir Febri.

"Lo udah milih pilihan pertama jadi udah ngak bisa digangu gugat lagi " Febri menampilkan senyuman yang sangat jarang dilihat oleh orang lain.

Bahkan banyak yang tak menyadari Febri memiliki dua lesung pipi.

"Terserah, dikira apa kali. Masak gue harus pacaran buat nganti hp rusak " gumam Ana pelan namun dapat didengarkan Febri.

" Halah bilang aja seneng jadi pacar gue. Sekarang saingan lo itu banyak, diluaran sana banyak cewek yang ngincer gue " Febri memegang kedua pudak Ana yang sedang menatapnya.

" Yaudah ngapain susah-susah macarin gue sih kak, diluaran sana kan banyak "
dengus Ana pelan tak lupa dengan matanya yang masih sembab karena menangis tadi.

"Gue pengennya elo " Kata Febri enteng.

" Ngak kak Veni aja?, diakan udah lama naksir sama kakak. Cantik lagi " Tambah Ana.

"Ck, berisik " Febri tidak mau menangapi ucapan Ana yang mengelantur kemana-mana.

Ana diam menurut pada Febri karena ia sudah lelah sekarang, kepalanya mendongak menatap langit yang berubah gelap.

"Ayo pulang kak, udah hampir gelap " Lirih Ana.

Febri menganguk mengiyakan lalu mengandeng Ana menuju parkiran.

Febri membukakan pintu mobilnya ke arah Ana yang langsung dianguki sang empu.

Setelah Ana masuk ke mobilnya, Febri mulai masuk juga dan mengemudikan kendaraan roda empat itu.

Disaat perlajanan suasana begitu hening, Febri menyadari jika Ana melamun di sampingnya.

"Na... " Febri memangil Ana dengan nada pelan namun tidak ada jawaban.

"Naaaaaaaa"

"Anaa!!!! " Pangil Febri ketiga kalinya.

"Hmm" Ana menatap malas Febri.

"Udah nyampe " Ana melihat sekeliling dan benar saja, ia sudah sampai didepan kediaman keluarganya.

"Yaudah Ana pulang dulu kak " Ana membuka sabuk pengamanya dan berjalan keluar.

Febri dengan cepat memegang tangan Ana, Ana menoleh. Alisnya berkerut.

"Ini kue buat lo " Febri mengangkat 2 plastik besar berwarna putih dari tempat duduk bagian belakang.

"Iya makasih kak " Ana mengambil kue itu dengan agak ragu.

"Gue cuma mau bilang... "

"Bilang apa kak? "

" Bisa ngak mangilnya aku-kamu gitu. Emmmm besok kita kencan gimana? " Ana melihat ada binar dimata Febri.

"Besok gu-aku ada kerja kelompok kak "
Ana dengan kaku mencoba aku-kamu yang Febri bilang.

"Yaudah lain kali aja " Febri mengecup singkat pipi Ana.

"WOY LO BAWA KEMANA AJA SAMPE BARU PULANG ADEK GUE!!! " Terdengar suara gedoran di kaca mobil Febri, disana ada Alvin yang sedang memasang wajah garang.

"EYYY..., OY NGAPAIN SIH YA ALLAH. INGET DOSA OY DOSA, GUE YANG ADA URUSAN MALAH PULANG DULUAN " Alvin mulai mengoceh yang membuat Ana dan Febri pusing.

Ana menengok kearah Febri yang sedang memejamkan matanya ketika mendapatkan semprotan dari Alvin, ia tahu Febri sangat kesal sekarang.

Ana perlahan membuka pintu mobil Febri, Alvin yang berada di depan pintu terkejut dan terjungkal kebelakang.

"Prffff... " Ana menutup mulutnya yang hendak menertawakan Alvin.

Alvin meringis memegangi bokongnya dan malah melihat sipelaku menahan tawanya.

"Dasar adek durhaka. Pulang telat, dorong kakanya terus diketawain lagi " Alvin susah payah berdiri dari duduknya dibantu Ana.

Ana menundukan kepalanya dibelakang Alvin.

Alvin berjalan kepada Febri yang masih membuka jendela mobilnya.

" Jawab pertanyaan gue tadi.. " Kata Alvib gemas kepada Febri yang hanya menatapnya datar.

" Udah kak, ayo kerumah " Ana menarik-narik tangan Alvin tidak mau kakaknya semakin ngelantur.

"Apaan sih dek, kakak cuma tanya Febri kok " Alvin berusaha menyingkirkan tangan Ana tapi Ana malah mengeratkan tangannya dan berusaha menarik Alvin agar segera masuk.

"Jangan bilang ada apa-apanya ya? biasanya Febri kesini seharian pun adek ngak keberatan " Alvin menatap curiga Ana yang tampak gugup.

Reflek Ana menyingkirkan tangannya sambil mengawasi kakaknya itu agar tidak bertanya aneh-aneh lagi.

Alvin menyengerai kecil melihat Ana gugup, matanya mulai memplototi Febri kembali tetapi hanya dibalas tatapan dingin oleh sang empu.

" Huft...., gue sama Ana tadi abis dari.... " Febri memotong sejenak ucapanya yang membuat Alvin gemas dengan meremas tanganya sendiri.

Ana bergerak gelisah dibelakang Alvin takut juga Febri mengucapkan yang tidak-tidak.

"Kencan...... " Jawab Febri singkat. Febri mulai menjalankan mobilnya kembali meningalkan dua orang itu mematung.

~~~

Hallo guys maaf update agak lama . Jangan lupa vote dan bagikan cerita ini yes.....

👋

My Posesif Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang