Everything

1.3K 69 9
                                    

Cerita ketiga ini dan lagi2 masih tentang SamYU.

Jangan bosan okee, masih pemula benar2 pemula 😁😁. Ini nulisnya karena lagi gabut + mager 😂😂

So, selamat membaca 🙏🙏


















☆☆☆
Sebuah kamar tampak gelap, hanya seberkas cahaya yang muncul dari arah luar ruangan ini melalui celah gorden. Sepi, hanya terdengar dentingan jarum jam yang berada di sudut ruangan tersebut. Selebihnya tidak ada suara apa pun.

Seorang pria tengah duduk di bawah kaki tempat tidur dengan kaki dan tangan yang menutupi seluruh wajahnya. Sesaat Terdengar helaan nafas yang keluar dari bibirnya, lalu di angkat wajah dan sedikit menoleh ke arah ponsel yang tepat berada di sampingnya. Di ambilnya ponsel itu dan membuka pesan, pesan dari seseorang yang beberapa waktu lalu berteriak marah padanya.

“Aku tidak akan pulang, jangan menungguku” Sam❤

Sepenggal kalimat ini harusnya tidak terlalu menjadi masalah jika semua dalam keadaan baik- baik saja

Sepenggal kalimat ini harusnya tidak sampai membuat pria yang membaca pesan ini menangis tersedu-sedu

Dadanya terasa sesak, hatinya terasa sakit sekarang.

Menyesali semua yang sudah terjadi, menyalahkan dirinya karena memang semua salahnya.

YU, pria di kamar ini menangis dengan sangat kencang sambil bibir mungilnya terus mendendangkan satu nama, satu nama yang membuatnya sangat susah bernafas, satu nama dari orang yang sangat dia rindukan saat ini

“Sam,, hiks...Sam...”

Berulang kali di nama itu ucapkan, berharap pemilik nama itu ada di sini dan memeluknya

“Sam,, maafkan aku...”

 “ Maaf...”

“ini salahku...maafkan aku”
























☆☆

Masih segar dalam ingatannya kejadian beberapa waktu yang lalu. Bagaimana Sam berteriak marah padanya, bagaimana Sam memukul tembok di ruang tamu rumah mereka. YU sangat terkejut, pasalnya ini pertama kalinya Sam seperti ini. Pertama kalinya Sam tidak bisa menahan emosinya, dan YU bahkan tidak bisa berbuat apa pun karena ia tahu ini kesalahannya.

Ini kesalahannya, tapi bisakah dikatakan kesalahannya ?

YU hanya tidak tahu bahwa permintaan senior di kantornya untuk mengatar  pulang justru membawa petaka bagi hubungan mereka. YU mana tahu dirinya akan di peluk dan di cium di depan rumahnya dan yang paling parah Sam melihat hal itu.

YU tidak menginginkan dirinya di sentuh oleh seniornya atau siapapun karena dia sudah memiliki kekasih, ini hanya sesuatu yang terjadi di luar kontrolnya.

Kala satu tangan memukul tepat di depan wajah seniornya dan di iringi pukulan-pukulan selanjutnya membuat YU sadar bahwa dirinya bersalah.

YU terlalu menganggap remeh perkataan Sam. Sudah berulang kali Sam berkata bahwa seniornya itu menyukai YU, sudah berulang kali Sam berkata bahwa dia bisa melihat bagaimana seniornya memperlakukan YU dengan berbeda tapi perkataan Sam itu hanya di anggap lelucon, dirinya selalu berpikir kekasihnya itu hanya sedang cemburu.

“Jangan pernah menyentuh kekasih ku lagi”

Tegas, dan penuh amarah. Itu yang tergambar di wajah dan nada bicara Sam. Tidak memedulikan bagaimana kondisi seniornya yang sudah terkapar YU  di seret ke dalam rumah.

Oneshoot/Twoshoot [[SamYU]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang