Tadaima

221 27 17
                                    













****

YU berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah rumah bergaya klasik dengan mulut yang tidak berhenti mengeluarkan umpatan. Mengabaikan tubuh yang basah oleh hujan, Tangannya dengan cepat melepaskan jas biru tua yang melekat di tubuhnya dan membuang asal lalu kembali melangkah cepat dan berhenti di ujung tangga yang akan membawanya ke lantai atas di mana kamarnya berada. Niatnya untuk menuju kamar terhenti saat matanya menangkap sosok yang sudah membuatnya hampir menabrakkan mobilnya karena terburu-buru saat kembali ke rumah.

Sosok yang sedang menatapnya dengan tajam tapi sarat dengan kerinduan itu meletakkan gelas putih bergambar matahari di atas meja makan dan melangkah mendekati YU tanpa sedikitpun mengalihkan tatapan matanya. YU yang di tatap sedemikian rupa tetap diam di tempatnya, walaupun saat ini jantungnya seakan berdetak sangat kencang tapi dia membiarkan tatapan mata pria itu menguncinya hingga sebuah tarikan dari tangan kekar pria itu menarik YU masuk ke dalam pelukannya.

Seketika YU memejamkan mata. Menikmati pelukan dari sosok yang tengah memeluknya dengan erat.



Familiar...




Pelukan itu terasa sangat familiar bagi YU, terbukti dengan bagaimana tangannya terangkat dan ikut mengerat di pundak pria di depannya dan hidungnya dengan rakus menghirup aroma tubuh pria yang sudah menjadi candu baginya.



Rindu.....




YU merindukan pria itu sebanyak yang tidak bisa dia ungkapan. Dan pelukan serta aroma tubuh pria itu seakan obat rindu yang dia butuhkan selama ini.





"Aku pulang love..."





"Selamat datang kembali Sam.... "


















****

"Kau tidak akan pulang? Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi" Sosok pria bertubuh kecil bertanya pada sosok lain yang tengah duduk di depannya. Matanya menatap ke arah langit saat berbicara membuat pria yang di tanya juga ikut menatap ke arah langit dan benar saja langit tengah mendung hebat, dan mungkin sebentar lagi akan turun hujan yang lebat.

"Biarkan saja Tian, aku terlalu malas pulang dan berakhir sendiri di rumah"

Tian, sosok yang bertanya tadi hanya mengangkat bahunya sebagai respon ada jawaban tersebut.

"Dia masih belum tau kapan akan pulang?" Tian kembali bertanya tapi tidak kunjung mendapat jawaban.

"YU, kau tidak bertanya padanya kapan pulang?"

YU menoleh ketika pertanyaan kedua Tian terlontar, matanya memutar karena pertanyaan yang menurutnya konyol.

"Bagaimana mungkin kau berpikir aku tidak bertanya? Ini sudah dua tahun dan dia mungkin sudah bosan dengan pertanyaan itu" Tian hanya merespon dengan kekehan.

"Berarti pekerjaannya memang tidak bisa dia tinggalkan."

"Ck, berlebihan. Dia bahkan masih terbang ke Paris bulan lalu dan itu selama dua minggu. Sangat tidak masuk akal jika bahkan dia tidak bisa pulang walau hanya beberapa hari saja."

Oneshoot/Twoshoot [[SamYU]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang