Bagaimana mungkin aku pernah jatuh cinta padamu, saat tahu sifat burukmu
-R, untuk...-Melihatmu ketakukan membuatku tidak bisa mengendalikan diri
-G-Mari kita mulai sekarang
-A-Pemenang Hati
Universitas Academy adalah sebuah yayasan bagi mahasiswa yang di dalamnya adalah mereka yang terpilih dari berbagai SMA di Indonesia dan mendapat beasiswa untuk belajar di sana. Universitas Academy merupakan tempat belajar terbaik di negri ini. Tidak mudah bagi mahasiswa untuk masuk ke sana, hanya dia yang terpilih yang bisa menjadi bagian di Universitas itu.
Bagi mereka yang datang dari luar kota memang memilih tinggal di asrama yang sudah disediakan oleh yayasan. Tidak banyak aturan, mahasiswa dibebaskan beraktivitas di luar belajar. Akan tetapi, harus diingat, walau begitu, ada batasan yang harus mereka ta'ati. Jam malam di asrama pun hanya sampai pukul sebelas, demi adaptasi dengan lingkungan baru. Mereka diperbolehkan terus memiliki room kamar walau sudah tidak lagi tinggal di asrama.
Rara menghentakan kaki saat membaca isi pesan di ponsel. Supirnya akan telat menjemput karena kendala ban mobil yang bocor. Gadis itu menghela berat, lalu memutuskan untuk ke asrama.
"Mau bareng nggak?" tawar Nia.
"Nggak usah, aku mau nunggu di asrama aja."
"Beneran?" tanya Putri.
"Iya, Mbul." Rara meyakinkan.
"Ya udah, kita duluan, yah. Kalo ada apa-apa hubungin kita, oke!" Kali ini Aulia yang bicara.
*
"Cimol di sini terbaik!" teriak Hari antusias. Di tangannya ada satu bungkus cimol dengan bumbu cabai bubuk dan penyedap rasa.
Pipi cabi Gunawan semakin mengembung karena cimol di mulutnya. Gunawan begitu lahap menikmati makanan bulat itu, hingga kedua netranya menangkap sosok gadis imut yang tadi pagi menabraknya berada di gerbang bersama seorang pria. Aktivitas memakan cimolnya ia hentikan, tatapannya fokus pada gadis yang tak jauh darinya.
Hari yang menyadari hal itu mengikuti arah pandang Gunawan. Dia ingat, kalau gadis yang menjadi pusat perhatian Gunawan adalah temannya Meli--kekasih Randa, kemudian dirinya menyentuh bahu Ridwan, menunjuk Gunawan menggunakan dagu, memberitahu arah pandang sahabatnya itu.
"Dia Aldi, yang lagi deket sama Rara. Koreksi, yang lagi deketin Rara." Ridwan memberi tahu tanpa disuruh. Gunawan mengerjap, menoleh ke arah Ridwan sambil menautkan kedua alis.
"Kuliah di sini?" tanya Gunawan.
Kedua mata Faul membulat. Menatap serius pada Gunawan. Cimol yang berada di genggamannya ia sodorkan pada Hari. Lalu, pemuda itu menangkup wajah Gunawan.
"Gundalia, kamu bisa nanya juga ternyata."
"Apaan, sih, Bang?" Gunawan melepaskan wajahnya dari tangan Faul. Benar ternyata, kalau Faul lebih aneh dari Hari yang mengklaim dirinya Pangeran.
"Nggak, Aldi kuliah di Universitas Bakti Utama." Randa menjelaskan sambil membuang bungkus cimolnya yang sudah habis.
Keempat pemuda itu menatap Gunawan dengan ekspresi penuh tanya. Bagaimanapun, sesama pria mereka tahu apa yang Gunawan rasakan. Ada yang berbeda dari Gunawan saat pertama kali bertemu Rara tadi pagi.
Gunawan meremas bungkusan cimolnya. Berniat membuang tapi ia urungkan. Pemuda itu kembali memakan cimol sambil terus memperhatikan Rara. Tingkahnya yang aneh, tidak luput dari perhatian teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
General FictionGunawan--lelaki cuek, namun hangat dipertemukan dengan gadis cantik yang energik--Rara. Seperti dua sisi mata uang yang berbeda, tetapi melengkapi. Sifat keduanya yang bertolak belakang justru membuat mereka semakin dekat. Rara menilai Gunawan adala...