Part 4 # Meet him again :'(

88 4 5
                                    

Author--

Hampir satu sekolah sedang ramai-ramainya dengan murid baru (katanya). Dan sekarang lelaki yang dianggap anak baru itu berjalan dengan tegap dan senyum nakalnya. Tak hanya itu Ia juga di hadiahi tatapan terpesona dari cewek-cewk yang ada di situ. Tak sedikit juga cowok yang mengakui ketampanannya.

Dia Refan.

Refan yang dulu nerdy lengkap dengan kacamatanya.

Namun sekarang dia berubah 180 derajat.

Siapa yang dapat membedakan refan yang dulu dan sekarang? Tak akan ada.

Kelas--

"Selamat pagi anak-anak" salam bu Tias yang gak lain guru Fisika kelas 11.

"Pagi bu" jawab satu kelas serempak

"Tunggu. Apa ada anak baru dikelas ini? Tapi ibu tidak mengatahuinya? Bagaiman bisa. Saya wakepsek di sini"  kata Bu Tias sambil monyong monyongin bibirnya yang di beri lipstik merah terang seperti biasanya. Tak lupa sambil menunjuk ke arah Refan

"Gak bu. Anak lama kok."kata Refan

Baru saja bu Tias membuka mulut ada orang yang menyela pembicaraan.

"Permisi bu. Maaf saya terlamabat" kata seoramg cewek

Bu Tias dan satu kelas pun menoleh kearah pintu

"BISA-BISANYA KAMU TERLAMBATT" Teriak bu Tias lebay sambil memonyong-monyongkan bibirnya

Regina-

Dengan nada ngos-ngosan aku ngomong "maaf bu terlambat" abis itu malah di omelin.

Mataku mengelilingi kelas karena males buat dengerin celotehannya.

Gue membeku saat itu juga.

Cowok itu.

"KAMU DENGERIN SAYA TIDAK" teriak bu Tias lagi

Tapi aku gak peduli. Aku masih tetep diam beku.

'dia siapa?' batinku

"KAMU DI SURUH DUDUK GAK MAU. YA SUDAH TIDAK PERLU DUDUK" Kta bu Tias berteriak arogan

"Eh eh iya maap bu. Saya duduk ya bu. Permisi" kata ku lalu beranjak menuju bangku kelas ku.

Kuping serasa tuli. Mataku terus tertuju ke cowok yang duduknya tak terlalu jauh. Hanya berjarak 3 orang ke sebelah kanan.

'kok aku jadi kayak gini' kataku membatin

Aku berusaha memfokuskan diri kedalam pelajaran. Padahal Fisika pelajaran kesukaannya. Dia bahkan bingung dengan dirinya sendiri.

'Dia siapa?'

'Refan mana?'

'Bukannya dia yang waktu itu berantem?'

'Mukanya kok mirip Refan ya?'

Entah kenap pertanyaan itu terus terngiang. Tapi entah tak ada jawaban logis yang terlewat di otak.

"Woy lu kenpan?" senggol Oya

"Gapapa. Tapi dia siapa?" tanya  ku sambil menunjuk kearah cowok itu.

"Itu Refan. Refan yang dulu culun, pinter, jarang senyum. " jawab oya perlahan

Aku cuma diam tak menghiraukan lagi panggilan dari Oya.

"Gue suka sama Refan. Tapi bukan Refan yang itu. Tapi Refan yang gue kenal dulu." jelas KU pelan dan aku berani bertaruh Oya dapat mendengarnya dan kaget

"WHATT???" teriak Oya

Satu kelas menoleh ke arah Oya dan aku. dan dengan refleks aku menutup mulut sambil terkekeh dan minta maaf.

"Sstt.. Jan toa lah" kata ku pelan nyaris berbisik.

"Hmm re. Mending lu tuh pake gue elo aja deh kyk dulu lagi" kata Oya ga kalah pelan

"Hmm. Iya sih aku juga ga nyaman kayak gini tapi kan udah telanjur" jawab ku

"Iya sih. Tapi gue ga enak denher lo pake aku kamu." kata oya jujur

"Oke. Guegueguegue. Lolololololo" kataku layaknya orang idiot.

"Plis lu kek orang tolol" kata oya makin nyeplos lagi.

"Leh.. Ada yang ga ngaca. Ngatain aku.. Eh gue tolo padahal dienya juga" kataku

Oke. Sikapku balik lagi kayak dulu sepertinya. Lo dan gue. Ga ada lagi aku dan kamu di kamus ku.

"Woy woy" kata oya sambil menggoyangkan tangannya di depan wajahku

"Ape sih nyet? Eh udah bel" kataku sambil nyengir

"Sumpah bolot lu ga ketahan gila" ceplos oya spontan

"Aduh sayangnya gue ga ngerasa" jawab ku sambil memeletkan lidah. Lalu lari dan gak sengaja nabrak seseorang.

"Mata lo dimana elah" katanya kasar

"Hm sorry" kataku tenang sambil mendongak kearahnya.

Lalu tubuhku serasa beku.

Itu.

Refan.

Dalam wujud yang berbeda 180 derajat.

"Dikira sorry doang cukup" katanya dengan sok cool.

"Yelah. Kan gue udah minta maaf. Jan banyak gaya lo. Baca alkitab gih. Mengampuni tuh baik" kata ku nyolot menutupi ke gugupan diri gue.

'kayaknya sifat yang dulu belum sepenuhnya berubah' batin ku

"Alah. Ga usah belagu lo. Mau berusaha bikin gue tertarik? Tapi susah jadi gini caranya? Kasian yaa" katanya songong

Aku membeku.

Mulutku menganga.

Emosi ku bergelojak.

Tanganku gatal.

:

:

Dan tangan ini menamparnya.

Aku puas.

Sedih.

Dan bahagia.

----------------------

Hi! Adakah yang nunggu cerita absurd ini? HAHA jelas tidak ada :D

Makasih ye buat bianca yang idah berapa kali ngingetin gue buat update. Eak eakkk :)

Oke cukup seginiii.

Tbc dan di unggu vomment nya

Ask our loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang