Orang-orang akan berbagi cerita masa kecil, sampai tawa jenaka silih berganti mewakili riangnya kenangan. Tidak untukku, aku siap mengabdi pada siapapun yang sanggup membuangnya dari ingatanku. Ya, kutahu segitu putus asanya ingin melepas masa lalu.
Jika cerita hidupku ini seumpama kisah-kisah di dalam novel, maka genre yang pasti mewakilinya adalah drama, kepedihan, juga konotasi emosional lain sejenis. Kebahagiaan? Apa itu? Aku tidak pernah benar-benar merasakannya. Ayah ibu meninggalkanku di tempat hiburan, tersesat seorang diri di saat aku hanya memahami sebentuk tatapan kasih atau hangatnya uluran tangan. Tidak kumengerti alasan sesungguhnya kedua manusia kejam itu menelantarkan putrinya. Ya, putri mereka. Bukan diriku, aku sedang menyebutkan sosok lugu yang dahulu hingga batas kesadarannya belum memahami kerasnya permainan takdir. Dia mati, Hyuuga Hinata sudah mati menelan kecewa tak berujung.
Sekarang aku cuma seorang Hinata, Hinata yang siap menulis sendiri skenario adegan untuk mengisi perkembangan alur hidupnya. Hidup mudah, dengan bumbu manis pemancing senyuman juga gelak, tidak apa-apa diiringi sedikit tangisan haru, asalkan tidak ada kejahatan di dalamnya.
Cita-citaku yang seadanya, kusembunyikan dari lancangnya keingintahuan orang-orang. Merajutnya dengan benang kuat dilandasi kejujuran serta semangat usaha. Biarlah orang-orang beruntung menyimpan nostalgia gembira, sementara aku membangun keping-keping di pinggiran asa.
Hyuuga Hinata musnah, kupastikan dia sungguh menghilang dari setiap belahan dunia. Berulang-ulang kuingatkan diri ini untuk tidak jatuh dan tampak lemah kembali. Hinata di masa kini adalah Hinata yang baru, Hinata yang segera menyelesaikan paragraf demi paragraf narasi cuplikan. Hinata yang kelak menggenggam habis kesengsaraan, Hinata yang mampu tertawa lepas, Hinata yang tidak lagi mencemaskan kesedihan, Hinata yang berhasil melawan sisa tekanan mental, Hinata yang kelak menjadi kebanggaan anak-anaknya, bukan seorang ibu yang bersenang-senang di balik kegagalan. Dan Uzumaki, terima kasih untuk kesediaanmu menemani protagonis malang di dalam cerita yang sama sekali tidak menarik ini.
-----
Ini versi cerpen bersambung untuk drabble 'The fringe of hope'.
Permintaan tambahan dari yang komis. Semoga selalu dalam keadaan sehat juga bahagia, mari aminkan bersama-sama. Dan buat teman-teman, selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
YORE (Commission) ✓
Short StoryHinata mengharapkan seorang bayi, bayi yang murni lahir dari rahimnya. Tetapi, dia tidak suka pernikahan. Ikatan itu selalu berhasil menghantuinya, membayang-bayangi ketakutannya dengan wajah culas dua manusia bekas orang tuanya. Bukan mau akalnya m...