"Wow... sepertinya kita akan melihat lagi adegan pernyataan cinta hari ini"
"....."
Itu adalah Louis dan Jeremy saat ini mereka sedang berada di jembatan penghubung atar gedung yang jarang di lewati siswa sekolah dan disana juga meraka setiap hari selalu menyaksikan pernyataan cinta dari siswa-siswi yang ditujukan untuk orang yang di sukai.
Tapi yang paling sering dan hampir setiap hari mereka saksikan tentu saja pernyataan seorang siswi pada sang idol sekolah siapa lagi kalau bukan Sein.
Sejak pinda kesekolah barunya ini Louis juga langsung menyaksikan adegan itu.
"Kau pikir apa yang akan terjadi setelah ini" kata Jeremy lagi.
"Hah... tentu saja apa lagi.... yang bisa terjadi"
"Oh. Kau juga berpikir begitu.... aku heran pada Senior itu begitu banyak gadis yang menyatakan cinta padanya tapi kenapa dia selalu menolak.... menurutmu berapa banyak orang yang dibuatnya patah hati bahkan hingga tahun ke 3nya saja masih ada yang selalu menyatakan perasaan pada dia" keluh Jeremy sambil melihat adegan dibawah mereka yang menurut mereka akan berakhir dramatis lagi dan lagi.
"Kenapa.... kau menginginkan hal seperti itu juga?"
"Hei.... tentu saja.... siapa yang tak mau mendapatkan pernyataan cinta dari seseorang. Semua orang juga mau"
"Kasian sekali dirimu sobat apa selama ini kau sama sekali tak perna mendapatkan penyataan dari seseorang.... hahaha..." kata Louis diakhiri dengan tawa yang mengejutkan dua orang yang berada dibawah mereka.
"Siapa disana?" ujar gadis yang berada dibawah bersama Sein mereka berdua melihat keatas di mana Louis dan Jeremy berada tapi tak ada siapapun disana.
Meski sebenarnya Sein sempat melihat sekelebat orang yang bersembuyi saat dirinya melihat keatas sebelum orang itu menghilang.
"Oh... astaga apa yang kau lakukan dasar bodoh... bagaimana jika kita ketahuan" bisik jeremy setelah berhasil menarik Louis untuk bersembuyi.
"Hehe... aku lupa jika ada mereka dibawah.... ini semua juga karnamu jangan hanya menyalakan diriku"
"Enak saja salahku kau yang seenaknya menertawakan aku hingga hampir saja kau meyeretku dalam masalah dan sepertinya kau senang sekali ya mengetahui aku yang tak perna mendapatkan pernyataan dari siapapun selama ini"
"Hahaha... aku memang senang sekaligus prihatin padamu sobat"
"Aiss... sialan kau kembali menertawakan aku begitu senangnya dirimu ya... tapi kau berani menertawakan aku lalu bagaimana dengan dirimu apa kau perna mendapatkanya?"
"Hm..... " Louis nanpak berpikir.
"Apa? perna atau tidak?" Penasaran Jeremy."Tentu saja...... " lanjut Louis lagi mengantung.
"Aisss... sial" umpat Jeremy merasa kalah atas jawaban Louis tanpa mendengar kelajutanya.
"Tidak... hahaha...." lanjut Louis lagi diakhiri tawa kemenangan yang begitu penuh kepuasan bisa mengerjai temannya barunya yang ia dapatkan di sekolah barunya ini.
"Apa... sialan jadi kau mempermainkan aku lagi padahal sama-sama tak perna mendapatkan juga" umpat Jeremy lagi.
"Hahaha... tapi aku tak merasa seburuk dirimu..... kau memang bodoh" kata Louis sambil tertawa terbahak-bahak menertawakan kebodohan sahabatnya itu.
"Menyebalkan memang apa bedahnya"
"Tentu saja berbedah ahahaha.... kau adakah orang menyedikan yang begitu mengharapkan pernyataan cinta..... sedangkan aku adalah pria keren yang tak terlalu perduli dengan semua itu" jawab Louis dengan percaya dirinya karna memang sebenarnya Louis itu sama sekali tak perna tahu dan merasakan perasaan jatuh cinta dia adalah jomblo sejati yang tak perna memikirkan hubungan percintaan.
.
.
.
.
.
.Pulang sekolah
Dimobil kursi penumpang Louis dan Sein sedang duduk berdampingan di depan mereka sopir yang menjemput mereka terlihat fokus kejalan raya untuk mengemudi.
"Hari ini apa kita bisa mampir dulu kesuatu tempat?" Ujar Louis pemuda itu sepertinya sudah melupakan kejadian dipagi hari karna dia kini sudah mau berbicara dengan santai lagi dengan sang kakak kedua seperti biasanya.
Sebenarnya Louis tak perna bermasalah dengan kedua kakaknya apalagi semenjak mereka mulai jadi dekat dan menganggap mereka benar-benar keluarganya sediri sebagai Kakak laki-lakinya.
Hal itu akan terjadi asalkan mereka berdua tak melakukan hal aneh-aneh yang membuatnya kesal meski begitu Louis bukanlah tipe orang yang suka marah-marah dalam waktu lama juga karna itu jika dia kesal akan sesuatu pasti dia juga akan cepat membaik perasaanya untuk beberapa waktu saja.
Mungkin karna sifatnya itulah yang membuat Sein dan Kanaka tak perna jerah melakukan yang aneh-aneh pada Louis karna meski marah Louis pasti cepat pula melupakan kemarahanya itu.
Tak perna sekalipun menganggap serius kamarahan Louis dan menganggap itu sebagai lelucon bagi mereka.
Louis memang tergolong orang yang tak terlalu menyukai hal seperti memperpanjang masalah yang sepeleh.
"Kemana?" Tanya Sein yang berada di sampingnya.
"Toko buku ada komik yang kusukai yang baru rilis aku harus membelinya"
"Baiklah kita ketoko buku" tanggap Sein lagi yang langsung direspon sang supir.
"Baik Tuan muda" kata Sang supir dan segera mengemudikan mobil menujuh ketoko buku.
Toko buku
"Oh.... akhirnya rilis setelah sekian lama aku menantikanya" kata Louis yang sedang memandang komik yang ada ditangannya.
"Hn.... apa kau sudah selesai" ujar suara tepat di telinga Louis.
"Astaga Kak jauhkan wajahmu dariku" ujar Louis sambil mengeser kepala Sein yang bertopang di pundaknya.
"Apa hanya itu yang ingin kau beli?" tanya Sein lagi mengabaikan perkataan Louis dan masih dalam posisi yang sama tak mau beranjak.
"Ya. Aku tak membutukan yang lainnya" jawab Louis kini sudah mengabaikan Sean yang masih ada di pundaknya.
"Baiklah kalau begitu ayo kita bayar komikmu itu" Sein mengangkat kepalanya dari pundak Louis dan mengambil alih komik yang di bawa oleh Louis berjalan menujuh kasir untuk membayar komik itu.
Luar toko
"Kenapa kau membayar barang milikku?" tanya Louis begitu mereka keluar dari toko buku.
"Kenapa!? itu tak masalah aku hanya melakukan sesuatu untuk adik kecilku" jawab Sein sambil merangkul pundak Louis menujukan keakraban mereka.
"Aku punya uang jika hanya untuk beli komik saja"
"Tidak apa simpan saja uangmu jika hanya membelikan hal reme seperti itu bukanlah masalah besar juga untukku.... bukankan itu yang namanya saudara kita harus saling berbagi.... jadi jika kamu menginginkan sesuatu yang lainnya lagi katakan saja padaku aku akan membelikanya untukmu"
"Kalau Kakak mengatakan itu jangan salahkan aku jika uang jajanmu akan kuhabiskan suatu saat nanti"
Smirk
"Ya. Lakukan saja apapun akan kuberikan padamu jika kamu mau dan tenang saja uangku tak akan habis hanya karna membelikanmu sesuatu"
"Ck. Sombong sekali awas saja jika suatu saat Kakak menyalakan aku karna uang jajanmu habis"
"Ahaha... tidak akan"
"Kalau begitu sekarang belikan aku minuman aku haus"
"Baiklah kau mau minum apa? Apa mau makan sesuatu juga sekalian"
"Ya. Baiklah ayo beli sesuatu yang enak"
Merekapun pergi lagi ketempat tujuan mereka selanjutnya mereka terlihat begitu akrab yang begitu sempurna jika dilihat seperti itu karna mereka bisa dilihat sebagai teman maupun saudara.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal Brothers (Belum Di Revisi)
Random🔘Novel Bl original charakter Tiba-tiba mendapatkan keluarga baru sunggu itu bukanlah hal biasa apalagi jika keluarga baru itu memandang dirimu bagaikan mangsa mereka. apa yang akan kau lakukan jika setiap hari diperlakukan tak biasa oleh keluargamu...