4.

9.6K 644 13
                                    

Malam harinya setelah berkeliling kini Louis sedang asik berbaring ditempat tidurnya untuk membaca comik yang siang tadi dia beli.

Buka

Pintu kamar Louis terbuka masuk sesorang pemuda itu adalah Sein dengan langka tenang.

"Sedang apa?" Tanya pemuda itu pada adik tirinya yang saat ini masih dalam posisi berbaring sambil membaca comiknya.

Sepertinya Louis sudah mengetahui sedari awal siapa yang menasuki kamarnya tanpa ijin karna itu Louis sama sekali tak terlihat terganggu sedikitpun.

"Baca komik yang tadi kita beli ahahaha..... " jawabnya diakhiri tawa karna apa yang dibacanya dikomik yang ada ditanganya menurutnya sangat lucu.

"Hn.... apa komik itu segitu menariknya?" Tanya Sein lagi kali ini pemuda itu sudah duduk di tempat tidur Louis dimana Louis berada.

"Kau akan tahu jika membacanya" jawab Louis lagi masih sibuk membaca.

"Tapi sayangnya aku tak menyukai membaca buku kekanan macam komik seperti itu" balas Sein lagi kali ini pemuda itu sudah berbaring di samping tubuh Louis sambil memeluk erat Louis yang sibuk membaca dan matanya juga mulai terpejam seperti sedang mencoba menikmati apa yang sedang dilalukanya saat ini.

"Aisss.... kenapa kau selalu saja menempel padaku Kak. panas nih..." protes Louis pada Sein yang sedang memeluknya saat ini tapi pemuda yang lebih tua itu sepertinya tak perduli dan kelihat sama sekali tak mau melepaskan kegiatan yang dilakukanya saat ini yaitu memeluk mesra adik barunya itu.

"Tidak akan panas Acnya menyalah jadi jangan khawatir" balas Sein lagi sama sekali tak mau melepaskan pelukannya pada tubuh Louis.

Louis yang merasa tak akan di lepaskan mencoba memunggungi Sein karna susah jika dirinya mau membaca dengan Sein yang memeluknya seperti itu.

"Aroma tubuhmu begitu harum aku sangat menyukainya kau tahu itu...." kata Sein lagi tepat di belakan leher karna posisi Louis yang memang memunggunginya hal itu membuat Louis seketika merinding di buatnya.
Apa lagi setelanya Sein juga menengelamkan wajahnya yang tampan itu tepat di belakan leher Louis.

"Jangan bicara dan menempelkan wajahmu itu di leherku geli" protes Louis.

"Lalu bagaimana? kau dengan sengaja memunggungiku"

"Itu karna aku susah membaca komikku jika kau memeluku seperti ini Kak"

"Ya. Sudah baca saja komikmu aku tak akan menganggumu asal kau tak menyuruhku untuk pergi"

"Aisss... teresamulah" kata Louis mengalah berdepatpun percuma karna dia selalu yang kalah.

Akhirnya Louispun melajutkan membaca Komiknya dengan Sein yang terlihat terpejam dibelakanya sambil memeluknya.

.
.
.
.
.
Hari berganti kembali

"Karaoke?"

"Ya. Kami sudah mengajak beberapa anak yang lainnya ada juga gadis-gadis yang akan ikut"

"Benar. Kita kekurangan orang jadi Louis dan kau Jeremy ikutlah bersama kami"

"Bagaimana Louis kau mau? jika kau pergi aku juga akan pergi, jika tidak aku juga tidak males juga jika tak ada dirimu"

"Hei... apa-apaan itu sekarang apa-apa kau selalu inginnya bersama Louis ya dasar"

"Ya. Karna Louis adalah sahabatku"
"Hei.. memang kami bukan sahabatmu"

"Bukan... kalian bukan"

"Brengsek kau"

"Ya sudahlah abaikan Jeremy Stive sekarang yang penting Louis.... bagaimana Louis"

"Kau benar Rio.... lalu bagaimana Louis kau mau ikut.... ayo Louis ikutlah biar kita bisa lengkap nantinya"

"Hm.... aku entahlah....

"Ayolah Louis hanya kamu yang bisa kami harapkan... kami mohon .... ya... ya"

"Hah.... baiklah"

"Yeaaaa..... benarkah ..... kau sudah setujuh ya.... kita akan pergi setelah pulang sekolah nanti"

Itulah akhir percakapan mereka hingga akhirnya waktu pulang sekolahpun telah datang.

"Kalian tunggu saja duluan aku ada sesuatu yang harus kulakukan terlebih dulu" kata Louis pada ketiga teman sekelasnya itu.

"Memang apa yang mau kau lakukan apa mau kami bantu?" Stive nampak cemas takut jika Louis tak akan bisa ikut bersama mereka dan mencoba mencari alasan saja.

"Tidak perlu aku akan cepat, jadi kalian pergi saja duluan aku akan segera menyusul nanti tenang saja" Louis menyakinkan sambil berjalan meninggalkan teman-temannya.

"Kau janji ya segera susul kami"

"Iya. aku pasti akan segera menyusul tenang saja"

"Baiklah ayo kita pergi saja duluan Louiskan sudah bilang dia akan segera menyusul setelah masalah selesai" kata Rio untuk mengajak Jeremy dan Stive untuk pergi lebih dulu.

Dilain sisi Louis berjalan kearah gedung bagian timur dimana geduk itu dipakai kelas 3.

Louis berjalan mencari kelas Sein berada sejak pinda sekolah memang dia belum tahu dimana kelas Sein berada.

"Kenapa kau ada disini" tegur seseorang yang ternyata adalah Sein yang sejak tadi di cari Louis.

Saat baru keluar kelas Sein tak sengaja melihat Louis yang berjalan menyusuri lorong gedung kelas tiga karna itu Sein langsung datang untuk menegur Louis merasa jika Louis mungkin sedang mencarinya karna jika di sekolah mereka memang selalu bersikap layaknya orang lain mereka juga sudah setuju mereka melakukan semua itu karna tak mau jika mendengar hal-hal aneh soal orang tua mereka itulah yang terutama karna itu saat dirinya melihat Louis yang datang kegedung kelas tiga dia yakin pasti itu untuk mencarinya.

"Oh... aku mau memberi tahumu sesuatu" kata Louis.

"Apa?"

"Aku akan pergi dengan teman-tamanku setelah ini, Kakak tak perlu menungguku pulang saja duluan dengan pak supir aku akan pulang sendiri nanti" jelas Louis memang sejak ibuhnya menikah lagi Louis tak perna lagi pergi kemana-mana tanpa supir pribadi yang mengantarnya itu memang kebijakan yang di berikan oleh Adrian ayah tirinya karna Adrian tak mau membedah-bedahkan antara Louis dan anak-anaknya maka semua yang didapatkan anak-anaknya maka Louis juga harus mendapatkanya.

"Kenapa kau harus pergi bersama mereka?" Tanggap Sein.

"Apa?" Louis tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Sein.

"Tidak. Pergilah" kata Sein lagi meski mengatakan hal itu pemuda itu bampak kesal entah apa sebabnya dan setelanya dia segera meningalkan Louis begitu saja.

"Ada apa dengannya? kenapa dia terlihat selalu kesal jika aku bersama seseorang?" Gumam Louis begitu Sein meninggalkanya.

"Ya... sudahlah lebih baik aku menyusul Jeremy dan yang lainya sekarang" Louispun juga pergi menyusul teman-temanya mengabaikan sikap upsolut kakak keduanya.

Tbc

Abnormal Brothers (Belum Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang