"Hi... hi... jadi seperti itu" kata seorang wanita sambil tertawa kecil.
"Ya" jawab Louis ogah-ogahan.
"Aku tak perna tahu jika mereka memiliki sifat seperti itu" kali ini seorang pria dewasa yang berbicara dengan nada tenang.
"Tidak. Mereka selalu mengangguku" balas Louis lagi.
"Mungkin Sein dan Kanaka sangat menyukaimu sayang karna itu mereka bersikap seperti itu" Ceacil pada putra itu.
"Yang dikatakan oleh Bibi itu benar kami memang sangat menyukai putra Bibi itu" kali Sein yang sedari tadi diam saja akhirnya ambil suara.
"Itu benar Karna itu Louis jangan mengatakan jika kami ini suka menganggumu" Kanaka menambahkan sambil tersenyum tipis pada Louis.
Hari ini Ceacil dan Adrian pulang dari liburan mereka dan saat ini mereka sedang berkumpul dengan tiga putra mereka.
Mereka sedang asik membicarakan beebagai hal dimulai dari menceritakan soal perjalanan liburan kedua pasangan suami istri itu lalu dilanjutkan dengan memberikan hadia oleh-oleh yang mereka bawa pulang untuk ketiga pemuda yang sedang bersama mereka saat ini dan hingga akhirnyaereka sampai pada Louis yang menceritakan keluh kesanya atas apa yang dilakukan oleh kedua kakak tirinya itu pada dirinya saat suami istri yang berstatus sebagai Ibu dan Ayah mereka.
Tapi apa yang didapatkan oleh Louis dari kedua orang dewasa itu sama sekali tak membantunya justru mereka terlihat sangat mendukung tindakan kedua saudara tirinya itu.
"Ya sudahlah aku mau kemar sudah malam juga ngatuk selamat tidur Ibu dan Paman juga" kata Louis berajak dari tempat duduknya.
"Ah... iya selamat malam sayang" balas Ceacil lembut.
"Selamat malam" itu Adrian.
"Kalau begitu kami juga mau kembali" Kanaka beserta Sein ikut berdiri.
"Oh.... kalian juga... Baiklah selamat malam Kanaka, Sein" Ceacil mrlihat kedua pemuda yang kini menjadi putra tirinya itu dengan lembut.
"Selamat malam" jawab Kanaka dan Sein bersamaan.
Setelahnya merekapun pergi meninggalkan kedua pasangan suami istri itu untuk menyusul Louis yang sudah berjalan mendahului mereka.
"Syukurlah mereka terlihat samgat akrap satu sama lain... aku kira mereka tak akan bisa menjadi akrap melihat mereka yang tiba-tiba jadi saudara tiri di usia mereka saat ini" kata Ceacil sambil melihat ketiga pemuda yang berjalan semakin menjauh dari tempatnya duduk saat ini.
"Hm... akupun menganggapnya seperti itu menginggat sifat anak-anakku yang selalu dingin pada semua orang bahkan padaku sekalipun yang merupakan ayah mereka.... tapi Louis bisa membuat mereka begitu lembut dan sangat menyayanginya itu sesuatu yang sangat langka terjadi yang kulihat dari Kanaka maupun Sein" tanggap Adrian.
"Jika seperti ini terus untuk seterusnya kamu tak perlu menghkawatirkan apapun lagi untuk kebahagiaan anak-anak karna mereka akan menjadi saudara yang akur untuk seterusnya" kata Adrian lagi.
"Iya aku senang jika mereka seperti itu untuk selamanya" Ceacil nampak lega selama ini dirinya selalu merada khawatir dan cemas pada putranya Louis jika saja pemuda itu tak bisa beradaptasi dengan keadaanya saat ini untuk waktu lama tak disangka semua kecemasanya itu hanya ada dipikiranya belakan dan seprrtinya tak perna terjadi pada sang anak.
Ceacil juga merasa bersyukur pada Kanaka dan Sein anak-anak dari suami barunya itu yang mau menerima keberadaan Luois sebagai bagian keluarga mereka yaitu adik mereka dengan sangat baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Louis terlihat berjalan sedirian dikedua tanganya membawa masing-masing satu kantong belanjaan hari ini sekolah libur dan dirinya menawarkan diri untuk membantu ibunya berbelanja di minimarket yang berada dekat dengan rumahnya.
Kras... kras...
Suara aneh keluar dari semak-semak yang berada di samping jalan yang Louis lewati.
"Eh..." Louis berhenti untuk mengamiti apa yang dirinya dengar.
"Apa itu" katanya lagi lebih mengamati semak-semak yang merupakan tempat asal suara itu berada.
Tak lama mincul gumpalan kapas berwarna coklat keabu-abuan dengan warna putih yang ada disebagi wajah juga dada dan perut ada juga sedikit dibagian kakinya yang terlihat seperti memakai kaos kaki dari balik semak-semak itu membuat Louis semakin tertarik untuk melihat gumpalan yang keluar.
Wuff...
Gumpalan itu menyalak pada Louis yang masih memperhatikan gumpalan itu yang ternyata seekor anjik kecil.
"Anak anjing?" Gumam Louis.
Anak anjing itu datang mendekat menghampiri Louis dan kembali menyalak pada Louis seperti meminta sesuatu.
"Apa?" Tanya Louis.
Seperti mengerti jika sedang di ajak berbicara anak anjing itu kembali menyalak.
"Apa kau lapar?" Tanya Louis lagi dan kembali anjing itu menjawab dengan gongonganya yang lucu itu.
"Ah... aku tak punya makan anjing tapi aku punya sosis apa kau mau" Louis jongkok meletakan satu kantong belajaannya dan setelanya mengobrak-abrik belajasn lainnya yang ia bawa untuk mencari sosis yang dibelinya.
Setelah menemukan apa yang dicarinya pemuda itu melepaskan kemasannya dan segera memberikanya pada anak anjing itu.
"Sekarang makan ini"
Anjing kecil itu memakanya dengan lahap sosis yang diberikan Louis hingga dua bungkus setelahnya Louis kembali berdiri meninggalkan anak anjing itu memakan sisa sosisnya.
Saat Louis baru melangka beberapa langka anjing itu tiba-tiba berlari mengikutinya setelah menghabiskan sosisnya dengan cepat.
Wuff
Anjing itu menyalak pada Louis sambil mengejar pemuda itu.
"Hm... kenapa kau mengikutiku" Louis melihat kebalakanya yang terdapat anjing kacil itu.
"Kau tak bisa ikut denganku.... aku tak bisa membawamu"
Wuff
Anak anjing itu menatap Louis dengan mata hitamnya yang besar dengan lidah yang menjulur keluar ingin di perhatikan.
"Astaga sunggu kau tak bisa ikut denganku" kata Louis kalem tapi anjing itu masih saja tak mau pergi meninggalkanya.
"Hah... kau benar-benar keras kepala... baiklah.... baiklah aku menyerah kau bisa ikut denganku" Louis kembali berjalan dengan diikuti oleh anak anjing itu di sisinya yang terlihat sangat senang.
Tbc
Catatan tanpa revisi ya jika ada salah kata atau typo dan yang lainnya harap maklumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal Brothers (Belum Di Revisi)
Random🔘Novel Bl original charakter Tiba-tiba mendapatkan keluarga baru sunggu itu bukanlah hal biasa apalagi jika keluarga baru itu memandang dirimu bagaikan mangsa mereka. apa yang akan kau lakukan jika setiap hari diperlakukan tak biasa oleh keluargamu...