Hari ini Louis pergi bersama Kanaka atas permintaan kakak pertamanya yang meminta tolong padanya untuk di temani kesuatu tempat olehnya.
Merekapun sampai di tempat tujuan mereka setelah berkendara beberapa waktu saja.
Louis mengenali tempat yang mereka datangi saat ini itu adalah cafe yang perna dirinya datangi bersama teman-temanya beberapa waktu lalu dan dua juga bertemu Kanaka di cafe ini waktu itu.
"Cafe inikan...."
"Ya kita perna bertemu disini sebelumnya sebenarnya tempat ini adalah milikku" jelas Kanaka.
"Hah.... milikmu!?" Louis nampak tak percaya akan apa yang dikatakan kakak tertuanya meski keluarga Kanaka memang kaya raya tapi tetap saja bukankah Kanaka masihlah seorang mahasiswa saat ini ia tak menyangka jika Kanaka memiliki bisnis cafe.
"Hm... ini kubuat mengisi waktu luang"
"Memang Kakak punya waktu luang?" Tanya Louis lagi bersunggu-sunggu karna setau dirinya Kanaka selalu di sibukan oleh tugas dan kelas yang harus ia kerja sebagai seorang mahasiswa.
"Pttf... kau ini ada-ada saja" tanggap Kanaka sambil tetawa kecil mendengarkan pertanyaan polos Louis.
"Memang pertanyaanku salah menyebalkan" balas Louis dengan membuang muka merasa kesal karna Kakaknya telah menertawqkannya dirinya merasa menjadi bodoh jika diperlakulan seperti itu.
"Tidak... kau sama sekali tak salah hanya saja aku tak menyaka akan pertanyaanmu itu saja" Kanaka mengacak surai halus milik Louis sambil tersenyum tulus pada pemuda yang lebih kecil darinya itu.
"Ck. Memang apa salahnya" Louis merapikan rambutnya kembali setelah di acak oleh kakaknya.
"Sudahlah jangan dibahas lagi ayo masuk" Kanaka merai pergelangan tangan Louis dan membawanya memasuk cafe bersama dengannya.
"Jadi tak ada yang tau jika tempat ini milikmu" kata Louis setelah mendengarkan cerita singkat dari Kanaka jika sebenarnya hanya dirinya orang yang mengetahui jika cafe itu miliknya tentu selain pegawai Cafe itu sendiri tentunya akan aneh kan jika mereka tak mengetahui Bos mereka.
"Tidak" jawab kalem Kanaka.
"Bahkan Kak Sein dan paman Adrianpun tak mengetahuinya"
"Tak ada yang mengetahuinya hanya kamu yang kuberi tahu sebagai orang terdekatku kau mengerti sekarang"
"Kenapa kau memberi tahuku?"
"Kudengar ibumu dulu perna bekerja di sebuah resto atau sejenisnya benarkah itu?"
"Hm.. itu benar dan ibu bertemu dengan paman juga di tempat itu... itu yang mereka katakan"
"Hm... ini chocolate milkshake milikmu minumlah" satu gelas Chocolate milkshake diserakan oleh Kanaka.
"Ya" balas Lauis dan segera menikmati minuman yang di berikan kakaknya itu."Ini enak" komentar Ayato detelah menikmati minuman yang diberikan Kanaka padanya.
"Syukurlah jika kamu menyukainya" tanggap Kanaka dengan senyum menawannya.
"Kalau begitu apa aku bileh datang kesini setiap hari untuk minum ini secara gratis" kata Louis lagi dengan nada bercanda.
"Ya tentu kau bisa datang setiap hari kesini aku akan sangat senang jika kamu mau melakukanya" tanggap Kanaka begitu serius dengan candaat yang dilontarkan adik tirinya itu.
"Ha... ha... aku hanya bercanda Kak tak perlu seserius itu... ini usaha Kakak bagaimana bisa aku datang seenaknya dan meminta begitu saja"
"Tak masalah kau adalah adikku kamu bisa minta apa saja yang mau inginkan dariku" Kanaka mengatakan semuanya dengan wajah seriusnya tak ada sedikutpun keraguan atau main-main bahkan basa-basi di matanya maupun di dalam nada bicaranya.
"Ah... iya... baik-baiklah nanti jangan salahkan aku jika Kakak mengalami kerugian loh he..he..." tangap Louis masih bercanda meski dia tahu Kanakan mengatakan semua denfan serius tapi dia tak mau menganggap gal seperti itu serius ia tak mau membuat kakanya itu merugi karnanya.
"Tidak masalah"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormal Brothers (Belum Di Revisi)
Casuale🔘Novel Bl original charakter Tiba-tiba mendapatkan keluarga baru sunggu itu bukanlah hal biasa apalagi jika keluarga baru itu memandang dirimu bagaikan mangsa mereka. apa yang akan kau lakukan jika setiap hari diperlakukan tak biasa oleh keluargamu...