HOME

191 26 12
                                    

Kang Sol A memasuki rumah ayahnya. Rasanya melihat rumah semewah itu membuatnya insecure. Memasuki pintu masuk, ia di sambut asisten rumah tangga yang siap melayaninya. Tampak sang asisten ramah terhadap majikan barunya.

Koper Kang Sol A dibawa masuk ke kamarnya. Yang Jong Hoon lantas membawanya melihat-lihat seisi rumah itu.

"Appa, selama ini apa eoma pernah tinggal disini?" tanya Kang Sol A yang masih penasaran mengenai keberadaan ibunya hingga detik ini.

"Kami bercerai sebelum sempat meninggali rumah ini."

"Lalu kenapa kalian bercerai? Apa benar kakek nenek sekejam itu?"

"Mandi dulu, Kang Sol. Nanti kita cerita tentang ibumu, okay."

"Okay, dad."

Sepeninggal putrinya mandi, Yang Jong Hon ikut membersihkan tubuhnya. Seharian tampak lelah dengan pekerjaan kantor dan penyelidikan mengenai pelaku percobaan penculikan putrinya.
Mengingatnya sedikit membuatnya pusing. Satu-satunya prioritas saat ini adalah keselamatan seluruh anggota keluarganya.

Setidaknya saat ini, ia sudah menemukan putrinya. Entah apa yang akan terjadi pada mereka, Yang Jong Hoon hanya berharap mereka semua selamat.

----

"Duduk, dan makanlah," perintah Yang Jong Hoon pada putrinya.

Mata Kang Sol A berbinar. Gadis itu terlihat senang karena banyaknya makanan lezat tersaji di atas meja. "Wah, kelihatan enak."

"Makan yang banyak, kau perlu tenaga untuk menghadapi ujian."

"Umm. Selamat makan, appa."

Mereka makan malam dengan tenang. Seskali membahas kasus dan materi. Kedua orang itu benar-benar menikmati quality time sebagai keluarga. Rasanya tak ada yang membahagiakan selain berkumpul dengan orang tersayang.

"Apa kau suka dengan kamarmu?"

"Suka. Kok tahu sih seleraku?" tanya Kang Sol A keheranan.

"Tanya Han Joon Hwi. Tidak mungkin kan aku tanya Kang Sol B. Bisa timbul banyak pertanyaan nanti."

"Kok dia tahu sih. Padahal aku nggak pernah bilang suka warna apa."

"Mungkin dia suka sama kamu."

"Uhukkk...." Kang Sol A tersedak. Buru-buru Kang Sol A mengambil minumnya.

"Hati-hati. Makan pelan-pelan," ucap Yang Jong Hoon sambil menepuk pelan punggung putrinya.

"Sudah baikan, nak?" tanya ayang Jong Hoon khawatir.

"Sudah, appa. Aku hanya terkejut apa ngomong seperti itu," ucap Kang Sol A.

"Appa, hanya menebak. Jangan di ambil serius."

"Aku bukan tipenya, appa. Aku sangat jauh sekali dari tipe idealnya."

"Kau pernah tanya tipenya atau sekedar dugaanmu saja?"

"Itu menurutku saja, sih. Hahaha, yang jelas pasti bukan aku orangnya."

"Berarti benar ya, kata anak-anak di markas. Kamu orang yang nggak peka."

"Iya tho? Aku nggak nyadar." Sambil nyengir, Kang Sol A menjawab dengan wajah tanpa dosa.

Yang Jong Hoon seketika shock mendengar ucapan enteng dari putrinya. Ia tak menyangka kalau putrinya se-acuh itu. "Appa saja tahu, masa kamu nggak."

"Aku sih nggak peduli. Selama dia nggak bilang perasaannya ya aku anggap nggak ada apa-apa. Hahaha."

'Dasar anak ini. Mirip sekali dengan kelakuan ibunya. Untung dia putriku,' batin Yang Jong Hoon merasa prihatin.

How Do You Feel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang