9th: try

177 29 2
                                    

Takut adalah sebuah hal yang membuat orang sulit melangkah, kekhawatiran adalah penghambat   sebuah hal. Overthinking, prasangkan-prasangka buruk selalu bermunculan difikiran saat kita mulai melangkah kedepan. Apakah semua yang kita lakukan sudah tepat, namun tanpa mencoba kita tak akan pernah tau hasilnya. Dan kyuhyun pun tak tau apa yang dirinya lakukan ini benar atau salah, tanpa mencoba dirinya tak akan pernah tau jawabanya. Akankah semua yang dilakukannya berujung buruk dengan orang tuanya yang tak menyetujuinya dan seohyun yang membencinya. Kyuhyun mencoba tak peduli akan hal itu hanya saja pikiran buruk selalu melintas setiap dirinya ingin mengambil langkah.

Hari sudah mulai siang seohyun dan kyuhyun mmutuskan untuk kembali kerumah. Mobil kyuhyun mulai memasuki pekarangan rumah. Ahra yang sedang berada di halaman menatap heran melihat seohyun yang juga turun dari mobil kyuhyun ‘tak biasanya hal ini terjadi’ pikirnya. Nyonya cho yang heran dengan arah pandang putrinya juga mulai mengikuti apa yang diamati oleh ahra, senyum manis terbit di bedua bibir nyonya Cho saat melihat seohyun turun dari dalam mobil yang dikendarai putrinya, akankah hal ini menjadi hal baik.

“kenapa baru pulang seohyunie”. Ucap nyonya cho menghampiri putra putrinya.

“mian eomma kami tadi bermain di taman sebentar”. Ucap seohyun begitu polos sementara kyuhyun tampak acuh.

“bermain? Dan kalian tak mengajakku”. Ucap ahra mencoba memancing.

“ mian eonnie, saat aku akan pulang aku tak sengaja melihat kyuhyun oppa, aku pikir aku salah orang ternyata benar dan kami memutuskan bermain sebentar”. Jelas seohyun panjang lebar, nyonya cho yang mendengar penjelasan polos putriya hanya tersenyum.

“begitu?”. Ucap ahra yang belum puas dengan jawaban seohyun.

“yak nonna ingatlah umurmu, tak pantas kau merajuk karena tak diajak bermain”. Ucap kyuhyun mulai kesal dengan nonnanya.

“ada yang salah dengan umurku?, lagi pula aku masih terlihat imut seperti seumuran dengan seohyun”. Ucap ahra.

“cihh”. Decih kyuhyun kesal.

“sudah-sudah kalian ini sama saja seperti anak kecil. Hyunie kau sudah makan siang?”. Tanya nyonya.

“belum eomma”. Ucap seohyun.

“kajja masuk kedalam ganti bajumu dan bantu eomma memasak, sebentar lagi appamu pulang untuk makan siang”. Ajak nyonya cho kepada seohyun.

“ne eomma kajja”. Jawab seohyun.

Sepertinya hari ini akan menjadi hari bersejarah karena sekian lama mereka tak makan siang bersama sekarang mampu merealisasikannya.

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari begitulah siklus kehidupan dimana semua akan tetap berjalan pada tempatnya. Dan ada kalanya keinginan yang kita inginkan tercapai, walau itu hal kecil akan tetap berarti jika kita telah lama menginginkannya.

Semenjak bertemu tanpa sengaja ditaman hubungan seohyun dan kyuhyun menjadi lebih dekat, dimana kyuhyun tak pernah mengacuhkan seohyun lagi. Bahkan dengan suka rela dirinya mengantar seohyun kemana pun jika dimintai bantuan. Namun karena dasarnya seohyun sudah terlalu lama mandiri tanpa kyuhyun dirinya merasa ada yang aneh dengan kyuhyun.

“pakai seatbelt mu hyun”. Ucap kyuhyun meminta seohyun memakai seatbelt, saat ini mereka berada di mobil. Karena tiba-tiba seohyun dipanggil ke sekolah  dan tak lama maka nyonya Cho meminta kyuhyun untuk mengantar seohyun. Dan kyuhyun pun tak merasa keberatan dengan permintaan nyonya cho.

“ah ne oppa”. Balas seohyun dan memakai seatbelt. Sebenarnya seohyun masih merasa cangung dengan kyuhyun jika hanya berdua saja. Apalagi di mobil, merasa cangung untuk memulai sebuah pembicaraan. Hingga mau tak mau kyuhyun memulai sebuah perbincangan yang hanya ditanggapi semampu seohyun, dirinya bingung harus mengembangkan kemana pembicaraan. Di sisilain dirinya mencoba untuk mengatur detak jantung yang rasanya bisa melompat kapan saja.

INTUITION LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang