08

527 86 27
                                    

.
.
.

Sudah siap?

Akan ada kejutan.

______

Malam telah berganti menjadi pagi yang hangat dengan mentari yang masih malu-malu menerangi bumi Seoul. Bagi seorang Yeaji saat seperti ini biasanya akan dimanfaatkannya untuk tetap tidur nyenyak di atas ranjang yang berantakan dalam bilik apartement yang tak kalah berantakan.

Namun untuk hari ini ia tidak ada waktu berleha-leha dengan ranjangnya. Bahkan semalam tertidur 3 jam saja sebuah keajaiban setelah ia terus dihantui malam di bawah ambang kesadarannya.

Semalam Yeaji langsung meminta Dohwan pulang sebelum lelaki itu meminta sesuatu yang dia inginkan. Dengan beralasan sudah larut malam dan Yeaji sudah mengantuk mampu membuat Dohwan menurut saja. Padahal bahkan setelah pria itu pulang, mata Yeaji masih sulit dipejamkan dan semua pikirannya penuh dengan apa yang ia lakukan dengan Soohyun.

"Tidak, tidak bisa begini." Yeaji terbangun dari tidurnya, ia mengambil mantel dan bergegas keluar tanpa membawa barang apapun selain uang yang ada dalam saku mantelnya dan kartu transpotasi

Karena menggunakan taksi memakan biaya yang lebih mahal, maka Yeaji memilih menggunakan bus untuk menuju tempat yang membuatnya tak tenang.

Dengan tergesa Yeaji turun dari bus dan berjalan menuju tempat yang sangat ia hafal. Kakinya mantap melangkah, tak peduli masih terlalu pagi untuk mengunjungi seseorang, yang ia pikirkan saat ini hanyalah penjelasan. Itu saja.

Bel terus berbunyi tanpa jeda membuat Soohyun yang saat itu berada di balkon melihat dengan jelas siapa sosok yang mengunjunginya sepagi ini. Soohyun tak terkejut, ia justru masih diam memandangi Yeaji yang seperti kesal karena merasa diabaikan sang pemilik rumah.

"Yha Kim Soohyun, aku tahu kau ada di dalam buka pintunya!!" Teriak Yeaji yang terus menekan bel dengan emosi, tak hanya menekan bel ia juga menggedor pagar kayu rumah Soohyun tak peduli tangannya terasa sakit karena benda keras itu.

Setelah sepersekian detik suara kunci pagar terbuka, dan tanpa basa basi Yeaji langsung masuk ke dalam halaman rumah Soohyun. Ketika hendak membuka pintu rumah, sang empunya sudah membukanya terlebih dulu membuat Yeaji berhenti tepat di depan pintu.

"Apa?" Tanya Soohyun seolah tak terjadi apa-apa.

Sebelum menjawab, Yeaji terlebih dulu mengatur deru nafasnya yang memburu karena emosi yang sudah terpatik sejak semalam saat ingatannya kembali.

"Aku yang harusnya bertanya, apa yang kau lakukan padaku kemarin?" Yeaji bertanya dengan emosi, Soohyun memejamkan matanya dan menghela nafas.

"Jawab aku! Apa yang kau lakukan padaku?!" Yeaji memukul dada bidang pria di depannya dengan tak sabar, Soohyun menarik tangan Yeaji untuk masuk ke dalam rumahnya.

Soohyun menutup pintu rumah dan langsung berputar menghadap Yeaji.

"Kau sudah ingatkan? Lalu untuk apa kau menanyakan apa yang 'kita' lakukan jika kau sudah tahu?" Jawab Soohyun dengan wajah datarnya.

"Kenapa kau melakukannya?"

"Kau yang memulainya."

"Kenapa kau tak hentikan?!"

"Kau sudah tahu jawabannya."

Yeaji terdiam. Ia kembali mengatur nafasnya, pandangannya menunduk lalu kembali menatap sepasang mata pria jakung di hadapannya.

"Apa karena kau masih mencintaiku?" Tanya Yeaji dengan suara paraunya.

Soohyun masih terdiam.

"Iya."

Hello to My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang