09

473 80 9
                                    

.
.
.


Maaf atas kesenjangan waktu yang lebih lama dari biasanya, dan makasih mau menunggu.

Enjoy this story~

______

Beberapa hari yang lalu.

Soohyun memutar kemudi mobilnya untuk berbalik arah. Salah satu tangannya juga menghubungi seseorang.

"Halo Soohyun, kau sudah sampai?" Orang disana menyapa sekaligus bertanya.

"Maafkan aku Jieun, kurasa aku tidak bisa kesana. Tiba-tiba ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku minta maaf." Ucap Soohyun yang terdengar menyesal.

"Hm... baiklah, selesaikan urusanmu. Kita bisa minum kopi lain kali." Jieun memutuskan sambungan telepon. Dia tidak percaya, karena sebenarnya Soohyun bukan tipe orang yang sibuk. Jadi pemikirannya hanya karena satu hal, itu karena Yeaji.

Soohyun mengendarai mobil dengan laju yang pelan dan jauh dari jarak Yeaji berjalan. Jika ia sebelumnya terlihat tega, namun sejujurnya Soohyun pun khawatir meninggalkan gadis di area seperti ini. Tak lain, ini adalah cara untuk membuat Yeaji membencinya.

Soohyun mengikutinya berjalan, mengikuti bus yang ia naiki, dan mengikutinya hingga sampai pada tujuannya. Apartemen wanita itu tentu saja.

"Syukurlah." Gumamnya mengetahui Yeaji selamat tanpa ada yang kurang sedikit pun.

Soohyun kembali melajukan mobilnya menuju kediamannya. Malam telah datang, perjalanan yang ia lalui terasa amat lama karena mengendarai dengan laju yang pelan. Meski lelah ia tak masalah, fakta bahwa wanita yang ia cintai baik-baik saja membuatnya kehilangan semua penat.

Soohyun merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Ah... melelahkan." Desisnya yang merentangkan tangannya untuk melepas penat. Tak lama ia tersenyum sangat lebar, hatinya terasa senang bisa menjaga Yeaji meski dari jauh.

Meski tidak bisa berbohong bahwa pikirannya selalu memaksanya untuk menyesal atas yang terjadi pada tujuh tahun silam hingga menjadikannya hanya mencintai Yeaji dalam diam sembari melihat wanita itu dalam perlindungan lelaki lain.

Tujuh tahun yang lalu Soohyun terpaksa berbohong pada wanita yang dicintainya. Itu terjadi karena saat itu Soohyun merasakan ada yang tak beres dengan dirinya. Ia sering merasa kesakitan di bagian dada hingga bahkan menjadikannya tumbang.

Soohyun tak tinggal diam, ia pergi untuk meminta dokter memvonis penyakit apa yang mendiami tubuhnya. Dan jawabannya penyakit jantung, bagaimana jantung Soohyun tidak berfungsi selayaknya jantung normal tentu saja itu akan terasa sakit jika dipaksakan. Demi tetap hidup Soohyun melakukan semua yang dokter anjurkan, olahraga dan minum obat meski tak bisa sepenuhnya sembuh setidaknya itu yang mampu membuat Soohyun bertahan hidup.

Keinginan Soohyun hanya satu, melihat Yeaji bahagia. Ia tak ingin melihat wanita yang dicintai itu cemas dan tak tenang karena dirinya, untuk itu Soohyun menghindari Yeaji karena ia tak mau penyakitnya kambuh saat berada di dekat wanita itu. Soohyun yang tahu mungkin itu menyakiti Yeaji tetap memilihnya karena ia tak mau Yeaji lebih terluka karena tahu keadaannya.

Hingga suatu hari datang saat itu Soohyun akhirnya berada di titik terendah, Dokter bilang bahwa Soohyun harus menghentikan segala aktifitasnya dan hanya fokus pada kesehatannya sembari menunggu donor jantung yang tepat untuknya.

Akhirnya Soohyun juga memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan Yeaji, yang ia fikirkan adalah bagaimana jika operasi jantung itu justru membuatnya tiada? Karena persentasi operasi jantung berhasil hanya 50 persen. Ia tak bisa membayangkan sedihnya Yeaji jika harus kehilangannya.

Hello to My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang