Chapter 10

1.4K 29 0
                                    

Heyy selamat siang pemirsah. Thanks 2K Readers yah. Mumumu sayang kalian oyyy… tapi tuh vote masih miris jadinya kita Fa_Cha males ngelanjutin -___-

Nahh di sini siapa yang rindu tulisan saya Fernandes? Yang rindu mah sekarang aku udah muncul lagi, karena si Chafifah lagi ngambek. *tau tu bocah kesurupan macem nenek gayung model apa coba’!* haha #ABAIKAN

Yoookk tanggak 15 ya ini. karena kita Fa_Cha adalah Prillvers maka kita mau ucapain HAPPY 44 MONTHSARY PRILLVERS, makin sayang Prilly yak. Mumu:*

Udah ahh kebanyakan cekcok gue.. HAPPY READING GUYS J

***

Jika harus memilih kau rasa kau harus memilih disebut berciuman atau dicium?

Ya. terlihat konyol pertanyaan model abstrak yang aku ajukan, tapi setiap kata dari itu makna yang di miliknya berbeda pula.

Kalian lihat tadi seseorang kaya raya datang menunduk kepada seorang yang sederhana, bernostalgia pada hari lalu, dan detik selanjutnya dengan tiba-tiba orang itu menjadi hero wanita impian hingga puncaknya beradu salvia yang panas.

Hahaha ini bukan mimpi kan? Heyy ini realitan Ali!

***

Ali tersenyum penuh kemenangan di hadapan figura besar, katakan saja jika figura itu figura yang harus ia sembah, hingga suatu saat Ali percaya jika figura itu menghasilkan kekayaan berlimpah untuk Ali.

Jangan tanya kekayaan apa, semua orang pasti tau kekayaan apa yang sesungguhnya Ali inginkan dan hanya 1 langkah kedepan lagi kekayaan itu Ali lah yang miliki.

“Bos?” suara Ferhan menendang pemikiran gila Ali, beralihlah Ali kepada suara berat bawahannya itu, “Bos, Prilly sudah datang.”

Ali menyeringai tajam, sekarang ini yang Ali katakan jebakan. Lihat sekarang model absurd-nya itu, yang sungguh mengenaskan.

Pakaiannya masih menggunakan baby doll putih polos, rambutnya ala seseorang yang sedang mabuk berat, matanya berkicau menandakan tidurnya masih harus berlanjut, dan parahnya sekarang ia masih bisa mencium bau badannya sendiri.

“Sialan! Kenapa terlalu cepat sekali! Baiklah suruh gadis itu masuk, dan katakan kepadanya ‘aku masih sibuk’.”

“Baik bos.”

Ali mulai merendam diri di bathup miliknya, memecahkan segala kekacauan yang bersarang dalam tubuhnya. Semoga ini tidak terpengaruh lagi.

Semua ini karena model Frehan yang sialannya teramat sekali. Sudah terlalu baik dia bisa mengertikan Ali di saat perlakuan ganasnya menyerang Prilly. Frehan memang pergi, Tapi sayangnya Frehan justru pergi ke tempat penumpukan minuman favorit itu. jangan tanyakan minuman apa kalau semua orang sudah tau minuman favorit yang ada di club. Dan semua pasti tau, siapa Ali dan bagaimana birahinya jika sudah mencium atau melihat cairan itu. nafsunya untuk meminumnya lebih tinggi dari pada menelanjangi seluruh gadis seluruh dunia ini.

Ali berdiri di hadapan cermin. Cukup casual pakaian yang ia gunakan pagi ini, dengan celana jeans, kemeja kota-kotak warna biru. Itu saja ketampanannya tidak akan berkurang.

Berlahan ia turun menuju arah Prilly duduk. Di sana Prilly terlihat seperti sedang menahan lelah, kepalanya ia tundukkan kebawah dan tangannya ia gunakan mebopong dagunya. Kemungkinan saja ia sedang memejamkan matanya, terlihat sekali jika ia lemas.

Ali mendekat berdiri di samping Prilly duduk. Jika boleh jujur kali ini Ali ingin memeluk tubuh ringkih milik Prilly itu, membawanya ke dunia asli ini bukan dunia yang tidak jelas kapan berubahnya.

WHEN LOST (dimana aku kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang