Chapter 12

1.7K 29 2
                                    

FERNANDES-ON

Yeahh akhirnya nih cerita ke-upload juga.

Maaf telat, kemarin 2 minggu penuh di jkt karena belum bisa moveon ama tuh One Direction. Hayoo kemarin siapa yang nge-live konser one direction? Pasti ketemu kan. Haha :D yang zanyster terus ikut #TeamNyesek kalian hebat deh ah, tetep dukung Zayn Malik ya.

Demi kalian tetep nyicil nulis di pesawat plus kereta, mau nyetor ke Chafifah tuh bocah malah ngambek gara2 mau berangkat nge-live tp gagal karena UAMBN haha :D *ehh udahya curhatnya.

Happy reading J

***

Prilly mulai memasuki pekarangan rumah Ali, ia baru ingat jika sedari tadi dirinya tidak kerja justru malah keluyuran tak jelas.

"Li, ini perasaan rumah bersih deh."

"Emang."

Ali masih memfokuskan mata ke arah gadget miliknya, kecuali telinganya yang hanya bisa mendengar ocehan keras milik Prilly itu.

"Terus kenapa aku harus kamu jadiin pembantu?"

"Emm.. kamu itu enggak cuman bersihin rumah ini, kamu juga harus nuruti apa mau ku. inget enggak sih?"

Prilly mencoba mengingat perasaannya ia di sewa menjadi pembantu deh, otomatis kalau pembantu kan yang bersihin rumah. Gimana nih kok runcam gak jelas sih!

"Yudah aku pulang." Prilly mulai mengambil tas selempang miliknya, dan mulai ia kalungkan.

Tangan Ali dengan segera menghentikan aksi kabur Prilly, "Mau kemana?"

"Pulang." Ucap singkat Prilly, dan mencoba melepaskan diri.

"Eitss.. BIG NO, BIE!"

Prilly kembali duduk, matanya menyendu. entahlah kenapa hari ini ia selalu berlagak orang ngantuk, padahal tidurnya selalu 5 jam, seperti biasanya.

Ali juga masih asyik dengan gadgetnya tanpa harus repot-repot mengganti pakaian. Jambulnya yang tadi berdiri sempurna mulai berantakan tak terarah, kancing pakaian kemejanya juga sudah terbuka 3 kancing, yang aman sekarang hanya celananya, yang em... masih tertutup.

prilly mulai melamun lagi, memikirkan yang tentunya harus ia pikirkan. Tiba-tiba aksi brutal ciumannya terperangkap dalam otak Prilly, ia merasa berdosa kali ini.

Bayangkan, padahal selama ini Prilly dan Fremond Donald tidak pernah merasakan yang namanya ciuman, entah dari segi cium kening atau cium pipi, semua itu hanya angan biasa, bahkan untuk saling berpelukan itu hal yang tidak mereka lakukan.

Lalu anehnya, kenapa Prilly selalu merasa candu tentang bibir Ali atau tangan gerilya milik Ali. semua itu selalu di inginkan Prilly.

Apa aku jatuh cinta dengannya? Atau memang Ali sudah menyantet diriku agar ia bisa merasuki diriku? Ohh jangan. jangan sampai! Masalah itu adalah masalah yang enggan sangat aku rasakan.

Prilly mulai memandangi Ali lagi. Lihatlah betapa sempurnanya lelaki di sampingnya itu, dengan bibir merah yang indah, bulu mata lentik, bola mata yang pekat, apa lagi badannya yang gagah. Itu bisa membuat penerangan 100 volt di otakku yang gelap ini.

Dengan seenaknya tiba-tiba saja kepala Ali sudah bersandar di paha Prilly. Matanya sedikit demi sedikit juga terpejam, ini sicon yang bisa membuat Prilly sangat jelas melihat Ali. ketampanannya membuat sedikit goyahnya hati Prilly, tapi itu sepenuhnya tak berhasil.

"Ali, aku ini merasa aneh sekali, akhir-akhir ini, aku merasa saja jika aku ini hidup di zaman yang jauh di waktu lalu. Tapi sayangnya aku tak pernah kenal zaman apa itu."

WHEN LOST (dimana aku kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang