huhh.. ini No edit ya. jadi kalau ketemu typo(s) laporan saja atau harap maklumi *kalau enggak mau coment atau votelalala~. oke kita berharap yang baca bisa sampai 3K dan sekarang terserah aja yang mau vote atau tidak, tohh updatenya juga lama kalau pembaca gelap berkliaran. -__-
doakan iman Chafifah masih kuat setelah dia aku suruh nambahin kata-kata di sini. AKU HARAP YANG BACA JUGA JANGAN NYINYIR KALAU KALIAN MENEMUKAN KALIMAT YANG BERGENRE DEWASA!! INI FIKSI KALAU MAU LAPORAN KE KITA DULU YA :) happy reading my dear{}
***
Menyusuri perjalanan dengan di dampingi patung cantik sedang tidur lelap itu tidak jauh dari kata ‘istimewa’ namun sangat dekat dari kata ‘sunyi’.
Lihat wajah yang Ali rindukan itu, ia sedang terlelap ramah. Dengan wajah cantik, bibir merah ranum yang mungil, hidung yang runcing, pula dagu yang sangatlah menggiurkan. Andai dulu tidak terjadi. Andai dulu hanya sebuah mimpi Dan andai dulu adalah fiksi, mungkin kini semua nyata untuk memiliki seluruh tubuhnya.
Ali masih tetap menyetir setelah tadi ia beradu mulut dengan Prilly, lalu Prilly yang merasa terpojokan mulai diam dan terlelap. Kini ia ingin menyusun rencana yang sesungguhnya rencana. Hal yang pertama Ali lakukan agar Prilly kembali hanya satu, yaitu membahagiakannya.
Mungkin untuk sekedar merefreshkan otak pelupa milik gadis itu dengan keadaan alami cukup bagus. Itu pikir Ali yang sejenak diam memandang jalan yang sepi tapi cukup ramai.
Menembus jalanan lautan akan ramai kendaraan berasap sudah Ali lakukan demi gadis cantik di sampingnya. Hutan hijau mebara terlihat sangat mempesona. Cukup waktu 2 jam saja sudah sampai ke arah sini.
“Prilly..” Ali mengelus area rambut Prilly, sekedar menyalurkan perasaan lembut yang tertanam di dalam jiwanya.
Prilly sedikit bergerak, mengarahkan pandangannya tepat ke arah Ali, “Yatuhan, sejak kapan aku tertidur.”
“Ali ini dimana?”
“Yatuhan Ali ini kok kayak hutan.”
“Ali jangan aneh-aneh ya bawa aku ke tempat ini, aku bukan hewan.”
“Ali jawab dong, kenapa diem sih?!”
Prilly ngos-ngosan berbicara dengan satu asupan oksigen. Lihat wajah Ali itu yang hanya tersenyum dengan mata memandang mulut komat-kamit milik Prilly, sedangkan Prilly masih terus mengebomkan pembicaraannya tanpa ada jeda sejengkal pun. Benar-benar anak ini tak pernah berkembang.
“Sudah bicaranya?”
Prilly tersenyum sekilas lalu menunduk, sudah di pastikan wajah tomatnya tidak bisa disembunyikan lagi. Lihat wajah pemalu milik Prilly selalu menggemaskan halnya daging merah.
“Ini bukan hutan Prilly. Lihat tugu di jalan itu coba’, sudah ada keterangan yang pasti kan.”
Prilly masih pada tempatnya, menunduk menahan malu yang segumpal begitu menjijikkan. Ali masih tersenyum memandang wajah polos gadis itu. Tangan Ali terulur ke arah Prilly, memegang dagu lancip milik gadis itu untuk sekedar tidak membiarkan dirinya menyembunyikan kecantikan yang sungguh siapapun lihat pasti sudah mabuk.
“Sudah jangan begitu, kau seakan menggoda ku, Prilly.” Prilly terkesima melihat mata hitam pekat milik Ali. apalagi dengan bibir miliknya itu yang dulu pernah… emm, sudah jangan membahas kekotoran yang belum terjinakan itu Prilly.
Bibir mungil milik Prilly terbuka sedikit, itu yang bisa mengundang birahu lelaki normal dengan peningkatan begitu tinggi. ‘yatuhan ini memfrutasikan empu ku! lepaskan atau tetap menatapnya seperti ini. ayolah tangan jangan lekatkan tangan ku dengan kulitnya ini. ohh gosh! Persetanan dengan keogahan dan suasana terbuka ini, aku harus mendapatkannya’.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN LOST (dimana aku kembali?)
Teen Fiction[FA_] sebersit ungkapan dewasa. Dia yang dulu mencintai ku. Dia yang dulu selalu ada untuk ku. Dia yang dulu lentera bagi ku. kini semua hangus, semua lenyap, semua terbakar seperti kayu termakan api. tak tersisa! sungguh aku bersumpah akan menggan...