12.

1.6K 254 25
                                    


Happy Reading
—————————

Setelah berjam-jam di dalam pesawat akhirnya Jaehyun tiba di bandar udara Melbourne, Jaehyun merasa sedikit gugup ketika keluar dari pesawat. Dengan posisinya sebagai idol dan tanpa pengamanan seperti ini membuat Jaehyun takut orang-orang menyadari kehadirannya.

Setelah dengan tiba-tiba memesan tiket menuju salah satu kota yang ada di Australia ini, Jaehyun pun pada akhirnya terdiam. Mengapa ia harus melakukan hal seperti ini, kenapa ia harus rela pergi beribu-ribu mil jauhnya hanya untuk mencari gadis itu. Kekasih palsunya.

Jaehyun seketika tersadar dengan tindakannya. Tapi jauh dari itu Jaehyun menyadari perasaannya pada gadis itu saat ia menghilang seperti ini.

Karena sudah terlanjur maka Jaehyun kembali melangkah dengan mantap untuk mencari taksi dan menuju alamat yang diberitahukan gadis bermata kucing padanya itu, akibat terburu-buru Jaehyun sampai lupa menanyakan namanya.

Tapi Jaehyun juga bersyukur karena ia selalu menaruh pasportnya di dashboard mobil sehingga ia tidak perlu kembali ke apartemen dahulu untuk mengambil pasportnya dan harus ketinggalan pesawat.

Setelah menukar uangnya, Jaehyun pun memasuki taksi yang baru saja berhenti mengantar penumpang itu, setelah mengatakan alamat yang ingin ia tuju, ia pun mencoba memeriksa ponselnya dan sayangnya daya ponselnya itu ternyata hampir habis. Jaehyun pada akhirnya menyimpan kembali ponselnya di kantong celananya dan memilih menutup matanya sebentar.

Karena rasa lelah yang dirasakannya membuat Jaehyun hampir saja tertidur jika sang supir taksi tidak memanggilnya. Dan saat Jaehyun membuka matanya ternyata ia telah sampai di tempat tujuannya, setelah membayar ongkos taksinya, Jaehyun pun keluar dari mobil dan memandang bangunan di hadapannya ini.

Jaehyun menekan bel yang ada di pagar rumah tersebut, hampir lima menit lamanya Jaehyun menunggu barulah ada balasan dari pengeras suara yang terdapat di sebelah bel.

Jaehyun mengulum bibir dalamnya saat mendengar suara lembut itu, Jaehyun yakin, meskipun ia baru mengenal Rosé tapi ia sudah mengenal dengan baik suara gadis itu.

"Hallo sir or miss?"

"Ini aku."

Tidak ada balasan lagi setelah itu, keadaan menjadi hening hingga pintu pagar terbuka dari dalam dan menampakkan Rosé yang memandang ke arah Jaehyun terkejut.

"J-Jaehyun." Ucap Rosé dengan keterkejutan yang masih menghinggapi dirinya.

Belum selesai dengan rasa terkejutnya saat melihat Jaehyun yang tiba-tiba saja ada di depan rumahnya, lagi-lagi Rosé dibuat terkejut ketika Jaehyun melangkah memeluknya.

"Jaehyun!" Panggil Rosé lagi dan memegang lengan Jaehyun.

Ini terasa nyata, Rosé bahkan bisa menyentuh Jaehyun, pelukan ini nyata, Jaehyun benar-benar ada di hadapannya sekarang.

"I miss you so bad."

Rosé benar-benar tidak bisa berkata lagi, ini bukanlah khayalannya saja. Karena suara Jaehyun benar-benar terdengar jelas di telinganya. "Jaehyun, ini benar-benar kau? Aku tidak bermimpi kan?"

Rosé masih tidak percaya dengan apa yang sekarang dirasakannya, hingga ketika Jaehyun menatapnya dalam barulah ia tersadar sepenuhnya. Dengan cepat gadis itu menutup pagar rumahnya sebelum ada orang yang menangkap basah dirinya dan Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana bisa? Kau tau darimana aku di sini? Alamat rumahku, bagaimana kau tau? Jaehyun kau pergi sendiri tanpa pengawalmu? Apa kau gila?!"

"Kenapa kau pergi tanpa memberitahuku? Kau tau kau membuatku gila." Mengabaikan pertanyaan beruntun gadis di hadapannya itu, Jaehyun malah menyampaikan pertanyaannya kepada Rosé. Dan Rosé setelah mendengarkan perkataan Jaehyun seketika terdiam, apa maksud laki-laki itu? Perkataan Jaehyun seperti memberi harapan baginya.

"A-aku pikir tidak penting memberitahumu." Jawab Rosé menatap Jaehyun yang sekarang memandanginya dengan tajam. Pandangan itu seakan menghunus kepala Rosé.

"Mengapa tidak penting?! Kau kekasihku!"

"Kekasih palsu." Tambah Rosé lagi. "Masuklah, ku pikir kau lelah."

Rosé berjalan terlebih dahulu guna menuntun Jaehyun masuk ke dalam rumahnya, ia tidak ingin memikirkan perkataan laki-laki itu yang terdengar seperti perkataan seorang kekasih pada umumnya, terdengar sangat posesif.

"Aku lelah dengan perkataanmu, semua yang kau ucapkan seperti kaset rusak dan mengulangi kalimat yang sama." Jaehyun berucap di tengah keheningan mereka berdua. Mereka masih berjalan di pekarangan rumah Rosé, ya pekarangan rumah gadis itu lumayan luas. Bahkan jika diperhatikan dengan seksama terdapat taman dengan terdapat berbagai ragam bunga dan yang paling banyak dipenuhi oleh bunga mawar, di tengah-tengah taman terdapat gazebo, tidak lupa kolam kecil di samping gazebo. Tapi sepertinya Jaehyun tidak memperhatikan secara jelas, karena ia terlalu kalut dengan pikirannya serta perkataan gadis itu.

"Apa kau harus terus mengingatkan ku bahwa kau hanya kekasih palsu ku? Aku muak mendengar itu dari mulutmu."

"Bukankah itu faktanya Jaehyun?!" Rosé berhenti berjalan dan berbalik memandang ke arah laki-laki itu, ia dengan berani membalas tatapan tajam dari Jaehyun yang ditujukan kepadanya.

"Apa yang aku katakan itu fakta, bukankah kita sedang bersandiwara Jaehyun? Dan setelah 6 bulan terlewati kau dan aku akan melupakan apapun yang terjadi, aahh lebih tepatnya kau akan lebih mudah melupakan itu karna mungkin kau lebih berpengalaman dariku mengenai ini."

Setelah itu hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua, Rosé bersyukur jika orang tuanya dan Alice sedang memiliki urusan di luar sehingga mereka tidak mendengar pembicaraan mereka sekarang.

"Aku hanya mengatakan fakta jadi kau jangan melebihi batasmu Jaehyun."

Jaehyun benar-benar muak mendengar perkataan gadis itu, terlebih ketika ia berulang kali mengatakan namanya, Jaehyun merasa gadis itu mengejeknya.

Melebihi batas?

Akan Jaehyun tunjukan apa itu melebihi batas.

Jaehyun melangkah dengan cepat untuk mengikis jarak di antara mereka dan dengan cepat pula ia menarik tengkuk gadis itu mendekat ke arahnya.

Jaehyun tidak mempedulikan penolakan gadis itu, bahkan sekarang ia mulai menggerakan bibirnya dan mengulum bibir bawah Rosé. Jaehyun memindahkan tangan kirinya untuk berada di pinggang gadis itu dan kembali menariknya mendekat, menghapus jarak di antara mereka sehingga tubuh mereka benar-benar tidak memiliki jarak sekalipun.

Ciuman yang diberikan Jaehyun belum berakhir, ia bahkan mengelus pipi kanan gadis itu menggunakan jempolnya dengan terus kembali melumat bibir Rosé habis.

Melebihi batas katanya?

Berani sekali ia berkata begitu.

"Kau gila?!" Teriak Rosé setelah ciuman mereka berakhir.

"Iya aku gila. Bukankah sudah ku katakan kau membuat ku gila!"

Rosé benar-benar tidak tau ingin berkata apa lagi, ia tidak mengerti dengan jalan pikir laki-laki itu.

"Jaehyun-"

"Jangan pergi tanpa memberitahuku, jangan menghilang seperti ini Roseanne. Kau membuatku takut." Lirih Jaehyun seraya memeluk gadis itu erat.

"Jaehyun kau menangis?" Rosé mencoba melepas pelukan laki-laki itu ketika mendengar isakan di telinganya tapi Jaehyun tidak ingin melepaskannya, laki-laki itu bahkan menyembunyikan wajahnya di leher gadis itu sehingga Rosé benar-benar tidak bisa melihat wajah Jaehyun sekarang.

"Jangan pergi dariku."

***

TBC.
Sorry for typo.

Home✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang