08:00
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi , rahel sudah ada di dapur , ia sedang memasak bubur untuk linda. Linda belum bangun , ia masih tertidur pulas .
"kayaknya aku harus beli kecap asin deh" ucap rahel ketika ia sedang mencari kecap asin di dapur linda
"tapi kalau aku beli ke warung nanti kalau linda tiba tiba bangun gimana " gumam rahel sambil kebingugan
"ahaaaa"
Nit... nit... nit...
"kak ,bisa beliin aku kecap asin ga terus anter ke rumah linda "
"buat apa "
"buat bubur linda , btw nitip nasgor ya kak"
"iya kak otw"
"makasih kaka yang baik hati"
"hm"
8:30
Tok tok tok tok
Rahel berlari membuka pintu itu , ia menduga yang mengetuk adalah kakaknya , namun...
" ah halo pa, bu" rahel terkejut dengan kedatangan orang tua linda
"linda ada di rumah ga ya ?" tanya wanita paruh baya itu sambil tersenyum ke arah rahel
"ada , tapi linda belum bangun "
"ah ya sudah tidak apa apa , kami ke sini hanya ingin memberi sarapan untuknya " ucap wanita paruh baya itu sambil menyodorkan 3 susun rantang kepada rahel
"baik terimakasih bu" ucap rahel ketika menerima rantang itu
"kalau begitu kami pulang dulu ya , sampaikan salam kami kepada linda" ucap papa linda kepada rahel lalu pergi dengan mama linda
" akan ku sampaikan , hati hati di jalan" ucap rahel sambil melambaikan tangan
Setelah kedua orangtua linda meninggalkan kediaman linda , rahel langsung membuka rantang dan melihat ada berbagai macam makanan , ada rendang , gorengan , dan sayur kangkung. Rahel hanya mengambil kangkung untuk linda karena linda tidak boleh makan makanan yang berminyak.
8:40
Tok tok tok tok
"pasti si yogi" gumam rahel lalu berjalan ke arah pintu
" nih nasgor sama kecap asinnya" ucap kak yogi sambil menyodorkan kantung plastik hitam
"makasih kaka baik , btw kaka mau masuk ga? Kak linda belum bangun soalnya lagi sakit" ucap rahel
"ga usah , kaka mau ke cafe bareng defan " ucap kak yogi
Rahel teringat sesuatu " oh iya kak sekalian bilang sama defan nanti dia kelompoknya sama aku ya , sorean ke rumah linda bareng sama arka"
"iya deh , ya udah kaka pergi dulu ya "
Rahel mengangguk lalu melambaikan tangannya " ati ati , jangan ngebut"
Kak yogi membunyikan klakson tanda mengiyakan perkataan rahel .
***
10:00
Seorang pria sedari pagi sedang menulis sesuatu di buku catatan harinya , entah apa yang ia tulis namun ia menulis sambil menangis . Ia tampak seperti kecewa namun ia pendam begitu saja dan tidak ada seorangpun yang tau sifat aslinya .
Dia bahkan tidak pernah mau berbicara dengan siapa saja , namun ia meluapkan semua yang ia rasakan dalam secarik kertas yang terus ia tulis setiap harinya.
Walaupun ia selalu diam ia selalu mengagumi seorang perempuan yang sangatb ia sayang , ia sudah menyukai perempuan itu sejak lama namun karena ia takut untuk berbicara , sampai sekarang ia hanya diam dan mengaguminya saja. Sangat senang ketika ia bisa sekelompok bersama perempuan yang ia sukai .
" andai ibu tidak melahirkanmu , mungkin ibu sudah menjadi artis" kata kata itu selalu terngiang ngiang di kepalanya , sangat menyakitkakan namun ia pendam begitu saja.
Pernah beberapa hari yang lalu , ia ingin sekali menghilang daei bumi ini namun ia tahu bahwa apa gunanya untuk mengakhiri hidup.
Nuansa kamar yang sangat diidamkan para wanita yang suka sekali kehidupan tenang dengan musik klasik dan lampu sunset yang sangat enak di pandang.
***
"def , kata rahel kamu sekelompok sama dia tar sorean ke rumah linda" ucap kak yogi yang mau meneguk kopi di tangannya
"iya oke , btw bang lo tau ga sama yang namanya arka" tanya defan sambil melirik kak yogi
Kak yogi tidak menjadi meminum kopinya " oh iya tau tadi kata rahel kalian sekelompok sama arka"
Defan tersenyum miring , kak yogi yang melihat itu agak terkejut " ngapa ?" tanya kak yogi kebingungan
Defan menggeleng namun penuh arti senyuman miringnya itu .
[ arka si anak pendiam yang tidak tahu sopan santun kini sekelompok denganku , HAHAHA kamu pikir takdir burukmu akan selesai?] batin defan sambil melirik ke arah jarum jam yang ada di belakang barista.
***
"arka , nanti ke rumah linda ya sorean buat ngerjain tugas " ucap rahel
Seperti biasa tak ada balasan dari arka , namun di sisi lain ia mengangguk lalu dengan segera mematikkan telepon itu.
"kebiasaan deh si arka kek bisu gitu anjir " oceh rahel kepada linda lalu membanting ponselnya begitu saja
" oh iya lin , tadi ortu kamu datang pagi pagi sekitaran jam setengah sembilan " ucap rahel sambil membereskan tempat tidur linda
Linda tiba tiba batuk . rahel langsung memberinya segelas air " kamu kenapa lin , batuk juga kah?" tanya rahel polos
Linda menggeleng [ cukup aku yang kamu hanvurkan , jangan rahel] batin linda
" oh iya aku udah suruh kak yogi buat bilang ke defan nanti sore ke sini" ucap rahel lalu menatap linda
Linda mengangguk "aku udah gapapa kok , aku bisa ngerjain tugas"
Rahel menggeleng " bukan itu , air matamu mengalir" ucap rahel sambil mengusap air mata itu
Linda tersenyum tipis "kamu teman yang selalu ada di sisiku , tolong jangan pergi apapun keadaannya" ucap linda yang membuat air matanya mengalir lagi.
Rahel mengangguk lalu memeluk linda sangat erat " kamu juga cepet sembuh ya"
Di balik pelukkan linda ia mengangguk lalu tersenyum lebar dan kembali menangis.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
True story [ on going ]
Fanfiction" jika memang begitu adanya , aku akan pergi tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu " [ Treasure lokal story ]