Part 9

2 0 0
                                    

"ini uangnya" ucap seorang laki laki di belakang rahel

Rahel langsung melihat ke belakang , dan yang ia temui adalah....

Ya ... arka

Rahel terkejut sambil menatapi wajah arka yang sangat tampan

"ini kembaliannya kak , silahkan di tunggu" ucap pelayan itu kepada arka sambil memberikan uang kembalian

"ayo duduk di sanah" ajak arka sambil merangkul rahel

"i..iy..iya" jawab rahel terbata bata

Rahel dan arka duduk di dekat jendela cafe itu , diantara mereka belum ada yang berani untuk memulai pembicaraan. Karena rahel membenci suasana canggung , ia langsung mengajak arka berbicara.

"kamu abis dari mana?" tanya rahel sambil menatap arka

Arka tersenyum tipis " abis jalan jalan aja" ucapnya

Rahel mengangguk kecil " ini " ucap rahel sambil memberi uang 60 ribu kepada arka

"ga usah gapapa " ucap arka sambil tersenyum lebar

Kini rahel seperti ingin berteriak , ia paling lemah ketika arka tersenyum

"pesanan coklat panas dan amerikano sudah siap" teriak pelayan

"gue aja yang ambil ya" ucap arka lalu berdiri dan berjalan menuju kasir

[ pulang pulang gue guling guling yang ada ] batin rahel

"nih" ucap arka sambil menyodorkan kantong plastik berisi 1 coklat panas dan amerikano

"makasih, oh iya ini amerikano buat kamu aja" ucap rahel lalu menatap arka

Arka terdiam sebentar lalu menerima amerikano yang di beri rahel " makasih ya"

Rahel mengangguk sambil tersenyum "em kayaknya aku harus pulang duluan deh"

"mau gue anter?" tanya arka yang membuat rahel ingin pingsan di tempat

"en..eng..engga usah gue bisa sendiri kok lagian udah deket juga" tolak rahel

"oh gitu oke deh "

"oke , dadah" ucap rahel sambil melambai kecil ke arah arka

Rahel langsung berlari keluar dari cafe itu dengan wajah yang memerah , ia tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya pada arka. Arka terlalu sempurna jika ada yang berani menganggunya.

"oh iya amerikano nya kan buat kak yogi , ah gapapalah"

***


18:00

Arka duduk di kursi belajarnya sambil memandangi lukisan yang ia lukis sendiri. Namun pikirannya bukan untuk lukisan melainkan ia memikirkan kejadian tadi , entah apa yang ia lakukan sehingga ia tiba tiba saja membayarkan pesanan rahel. Sebenarnya tujuan arka ke cafe itu adalah untuk mencari inspirasi , karena cafe itu terkenal dengan lukisan lukisan yang sangat bagus hasil karya anak lokal.

Secangkir amerikano masih utuh dan belum ia minum, kenapa? Karena sebenarnya arka tidak suka amerikano namun karena ia tidak enak dengan rahel ia tetap menerimanya. Jujur , arka adalah seorang yang murah hati namun hanya saja orang lain menganggapnya arka cuek dan jutek.



Tok...tok...tok...

Suara ketukkan pintu membuat lamunan arka berantakan.

Dengan langkah yang malas arka membua pintu kamarnya

"jangan lupa makan" ucap ayah arka sambil membawa semangkuk nasi beserta lauk pauknya

True story [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang