Besok adalah hari dimana mahasiswa fakultas hukum harus melaksanakan ujian terakhir. Namun rahel malah sibuk bermain game dan tidak memperdulikan sudah berapa jam ia memainkan game itu.
Kini tak adalagi suara kak yogi yang berteriak memanggil rahel yang lupa waktu itu , karena kak yogi sudah terlanjur sakit hati kepada rahel yang mencurigainya. Namun rahel tak kunjung sadar dan hanya memperdulikan dirinya sendiri.
Drrrt...drrrtt...
Ponsel rahel bergetar ketika ia sedang bermain game di laptopnya. Dengan cepat rahel langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telfon itu
"halo"
"hel , kayaknya kita di tipu kaka kamu deh"
"hah , maksud lo ren?"
"iya hel , jadi kan gue ngikutin kaka kamu dari tadi , tapi ternyata yang aku ikutin dari tadi itu bukan kaka kamu tapi orang lain yang mirip kaka kamu , kayaknya juga itu orang suruhan kaka kamu deh , soalnya pas dia nelpon seseorang itu kayak suara kaka kamu"
Rahel terdiam sebentar dengan mulut yang menganga dan tangan yang mengepal
"hel..?"
"rahel..?"
"eh eh iya iya , emmm kalau gitu itu biar gue aja yang urus , lo lanjutin aja kerjaan lo ya , nanti gue kabarin lagi kalau gue butuh lo"
"oke deh "
Nit...
Kini wajah rahel memerah , ia tidak bisa memendam amarahnya sendiri , ia langsung bergegas keluar dari kamarnya dan mencari kak yogi. Tapi , Sayangnya kak yogi sedang tidak ada di rumah. Rahel menghembuskan nafas kasar sambil mengepal tangannya , ia seperti di permainkan oleh kakanya itu.
Dengan langkah yang cepat , rahel pergi ke kamarnya lagi dan mengambil ponselnya untuk menelfon kak yogi. Tapi sebelum ia menelfon kak yogi , rahel menenangkan dirinya dan seolah tidak terjadi apa apa.
"halo kak"
"ngapain nelpon gue?" jawab kak yogi sangat datar
Rahel berusaha menahan amarahnya sambil mengepal tangannya
"gini kak , aku kan udah mau lulus , nah kaka bisa bantu aku ga buat bikin tugas gitu"
Kak yogi hanya diam dan hanya ada suara motor
"kak?"
"ya bentar lagi gue pulang"
Nit...
"hufftttt" rahel menghela nafas pelan sambil meredakan amarahnya.
Namun ketika rahel ingin menaruh handphonenya di meja , ia seketika ingat apa yang dikatakan arka.
"jangan pernah lukain hatinya ya , gue juga punya adek dan gue sakit hati banget kalau adek gue nyurigain gue atau benci sama gue"
Rahel terdiam sambil menatap layar ponselnya yang terdapat foto rahel dan kakanya .
[ gue sebenanrnya ga mau kayak gini , Cuma gue ga mau ada yang terluka ] batin rahel
Beberapa menit kemudian kak yogi sampai di rumah dengan muka yang sangat datar , namun tidak dengan jantungnya , jantungnya terus berdegup kencang karena kak yogi tahu apa yang akan di bicarakan rahel.
"eh kak yogi udah sampe" sapa rahel sembari membawa buku sebagai alasan
Kak yogi tidak membalas , ia hanya mengangguk kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
True story [ on going ]
Fanfiction" jika memang begitu adanya , aku akan pergi tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu " [ Treasure lokal story ]