Hari ini , adalah hari menegangkan , dimana seluruh siswa di fakultas hukum harus melaksanakan ujian pak alex . Rahel sudah siap dengan materi dan soal yang dia kerjakan kemarin. Linda juga sudah siap mengerjakan soal yang akan di berikan . defan sedikit panik karena ia tidak sempat belajar karena hanya sibuk bermain game. Sedangkan arka , ia hanya mempersiapkan dirinya beberapa menit sebelum ujian di mulai.
"baik anak anak , bapa akan membagikan soalnya silahkan siapkan alat tulis kalian dan jangan sekali kali mencoba menyontek atau kalian akan masuk ruang bu siska" ucap pak alex sembari membagikan kertas ujian.
[ semoga nilai gue memuaskan ] batin rahel
Ruang kelas sangat hening hanya ada suara kertas yang di buka tutup siswa siswi. Rahel fokus membaca soal yang ada sedangkan defan sangat panik karena tidak tahu apa yang harus ia jawab.
"waktunya tinggal 15 menit lagi , jangan terburu buru tapi fokus pada soal" ucap pak alex sambil berkeliling memeriksa satu per satu muridnya.
Kringg...kringg...kringg...
Tanda bel istirahat sudah berbunyi
"baiklah anak anak silahkan kumpulkan jawaban kalian , untuk soalnya kalian bisa bawa pulang" ucap pak alex
Satu persatu siswa mengumpulkan kertas jawabannya ke meja pak alex dengan rasa deg degan . Namun rahel dengan santai mengumpulkan kertas jawaban itu tanpa rasa panik sekalipun karena ia yakin jawabannya sudah sempurna dan benar.
"lin gimana aman?" tanya rahel sambil membereskan alat tulisnya
"gue ga yakin sih Cuma ya pasrah aja dah" ucap linda sambil menghela nafas kasar
"berdoa aja supaya nilai kita bagus"
"amiiin. Eh iya hel , temenin gue ke cafe di lantai bawah , katanya ada menu baru" ucap linda antusias
" oh oke ayo"
***
Setelah ujian selesai arka berinisiatif untuk menemui seseorang . arka pergi melalui jalan yang sangat jarang dilewati para siswa.
"barang yang kamu butuhkan udah ada di cafe langganan kamu" ucap seorang laki laki berpakaian serba hitam dengan masker menutupi mulut dan hidungnya
Arka tersenyum tipis " kerja bagus , sekarang kamu pantau terus" ucap arka lalu meninggalkan pria itu
[ sebentar lagi gue lulus , gue bakal nuntut kalian semua ] batin arka
Ketika arka sedang berjalan menuju kelasnya , ponselnya bergetar
"aku akan membantumu , tolong kirim semua bukti , jangan menolakku karena aku juga terlibat" ucap seseorang di balik telfon , lalu ia langsung mematikan telfon itu
[ sialan ] batin asahi sambil mengepal tangannya
***
Di sisi lain , seorang pria sibuk berkutik dengan laptopnya , bukan untuk bermain game melainkan ia tengah memindahkan sesuatu yang bisa di bilang sangat penting dan rahasia. Ia tahu ia sedang dalam bahaya , namun ia tetap percaya pada dirinya bahwa ia bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orang lain.
Waktu terus berjalan , pria itu masih tetap pada posisinya. Namun ketika ia sedang fokus , seseorang menelfonnya secara misterius dengan nomor yang tidak di kenal.
"keluarkanlah seluruh kekuatan dan pikiranmu , semua itu tak akan berguna , jangan berani melawanku , kamu tidak tahu siapa aku , cukup kamu masuk penjara saja aku sudah merasa puas , apalagi jika aku berniat untuk membunuhmu" ucap seseorang di balik telfon
"KAMU PIKIR SAYA AKAN MENYERAH?"
"kita lihat nanti , aku akan menang dan kamu akan kalah" ucapan terakhirnya berhasil membuat pria yang sedang berusaha sendirian itu merasa sangat marah dan membanting ponselnya begitu saja.
"SIALAN" umpatnya
***
Langit sudah mulai gelap , namun rahel malah duduk santai di tepi sungai sambil meminum coklat hangat yang ia beli di cafe. Rahel hanya sendiri , tak ada yang menemani , namun ia merasa tenang dan santai.
"hufttt... hari yang melelahkan" ujarnya sambil melihat air sungai yang sangat tenang
"memang benar kata kak yogi , kamu harus beristirahat sejenak lalu mulai dengan tenaga baru" ucapnya lagi sambil tersenyum tipis
Kini rahel menatap langit yang sudah mulai gelap , ia sedang membayangkan wajah seorang laki laki yang ia suka terukir di sana. Rahel tersenyum tipis lalu berkata " Cuma kamu yang bisa membuatku tersenyum setiap hari. Terimakasih , arka"
Ketika rahel sedang menatap langit , handphone nya bergetar . ia langsung mengambil ponselnya lalu mengangkat telfon itu
"kamu dimana hel?" tanya kak yogi
"di tepi sungai , kenapa?"
"cepet pulang udah malem"
"iya bentar lagi aku pulang"
"hm, jangan lupa beliin kaka makanan ya , kaka lupa beli"
"ya santai"
Nit..
Rahel langsung beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan meninggalkan sungai itu.
" sepertinya dia berjalan pulang bos "
"tidak perlu mengikutinya lagi , dia aman"
"baik bos"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
True story [ on going ]
Fanfiction" jika memang begitu adanya , aku akan pergi tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu " [ Treasure lokal story ]