09:02
Rahel yang sedang berjalan santai di pinggir kota melihat cafe yang sangat ramai. Di sana banyak sekali orang untuk mengantri agar bisa mendapatkan segelas coklat hangat yang sangat lezat. Tak mau kalah rahel pun sebagai pecinta coklat hangat langsung ikut mengantri.
"yaelah masih panjang , tapi gapapalah yang penting aku bisa minum coklat hangat yang sangat enak"
Rahel terus mengantri di bawah teriknya sinar matahari , untung saja ia membawa topi jadi kepalanya sedikit terlindungi. Ketika rahel sedang mengantri , seseorang menyenggolnya lalu memberikannya sebuah surat. Dengan sangat penasaran rahel langsung membuka surat itu lalu membacanya
" Kapan kita bisa bertemu lagi? Kita sebentar lagi akan lulus dan mungkin aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi. Aku harap sore nanti kita bisa bertemu di cafe dekat kampus."
Isi surat itu membuat rahel ingin tahu siapa yang menulisnya. Rahel berinisiatif untuk mendatanginya sore nanti.
***
"masa lo ga bisa lacak sih , kan lo tiap hari berkutik dengan komputer" ucap kak yogi sedikit membentak
"ya tapi gue maen bukan kang lacak" ucap defan memelas
"GA GUNA" teriak kak yogi lalu melempar gelas
"ma...maaf kak , tapi mereka sepertinya lebih pintar dari kita"
"SAMPAI SEKARANG AJA KITA GATAU SIAPA YANG BAKAL NUNTUT KITA , KAMU MAU MATI?" bentak kak yogi sambil berjalan mendekat defan
Defan yang ketakutan memilih untuk diam.
"gue ga bisa diem aja , gue harus cari siapa yang akan tuntut kita" ucap kak yogi sebelum pergi dari cafe.
[ gue bisa gila, gue ga boleh diem aja] batin defan.
Kak yogi pergi ke suatu tempat yang tidak seorang pun tahu kecuali dirinya dan rekannya.
"gimana? Udah bisa di lacak?" tanya kak yogi kepada salah satu rekannya
"udah Cuma kita ga bisa tahu wajah penuntut itu"
"ya udah , mana coba gue pengen liat"
Rekan kak yogi langsung memberikan identitas penuntut yang sangat merugikan dia.
"oke , makasih ya , terus cari info lainnya" ucap kak yogi sambil menepuk pundak rekannya itu lalu pergi dari tempat itu.
[ alferdo , tunggu pembalasanku ] batin kak yogi
***
16:00
Sudah sore , rahel sedang bersiap siap untuk bertemu seseorang yang mengirimkan surat itu. Dengan pakaian yang sederhana rahel berjalan untuk menuju cafe dekat kampus sesuai surat yang ia baca.
Sesampainya di depan cafe itu rahel manerik nafas panjang lalu mengeluarkannya secara perlahan , sepertinya ia sangat gugup namun ia sangat penasaran.
Ketika rahel ingin memasuki cafe itu , seseorang menariknya lalu menutup mulut rahel menggunakan sapu tangan. Rahel langsung pingsan , ia pun segera di bawa ke mobil yang sudah disiapkan penculik itu.
Selama diperjalanan , rahel tertidur dan tidak bangun. Orang orang yang menculiknya malah asik bernyanyi sambil menuju ke sebuah tempat yang sangat mewah. Tempat itu memiliki fasilitas yang sangat indah , dan sangat sepi. Menurut rumor , hanya orang berada saja yang bisa menyewa dan makan di sanah. Ya, tempat otu adalah sebuah restoran mewah dan megah.
KAMU SEDANG MEMBACA
True story [ on going ]
Фанфик" jika memang begitu adanya , aku akan pergi tanpa mengucapkan pamit terlebih dahulu " [ Treasure lokal story ]