Hermione tidak tahu sudah berapa lama dia dikurung di dalam kamar. Tidak ada tongkat. Tidak ada hiburan. Tidak ada akses keluar.
Hermione sudah mencoba segalanya untuk bisa keluar dari kamar terkutuk ini. Namun usahanya sia-sia. Bangsal apapun yang digunakan, itu sangat kuat.
Blinky sering berkunjung ke kamarnya. Dia membawakannya makanan dan beberapa buku-buku dari perpustakaan Malfoy. Setiap buku yang Blinky bawa rata-rata adalah sihir gelap. Gadis itu menolak mentah-mentah untuk membaca buku itu.
"Pangeran Kegelapan yang menyuruh Blinky membawa buku ini untuk Nona," cicit Blinky suatu hari setelah Hermione menanyakan alasannya.
Hari-harinya dia habiskan dengan menangis sampai tertidur. Hingga keesokan harinya, matanya bengkak dengan wajah memerah. Makanan yang Blinky bawakan sering kali dia abaikan. Dia tidak bernafsu. Pikirannya melayang ke teman-temannya.
Setiap ada sinar matahari yang melewati jendela kamarnya, Hermione duduk di dekat jendela. Memandang ke halaman manor dengan pandangan kosong.
Harinya kian suram. Tubuhnya semakin kurus. Rambutnya kusut. Bibir pecah-pecah. Kantung mata tebal. Dia tidak memiliki gairah untuk hidup.
Suara retakan terdengar, Hermione tidak perlu menoleh untuk mencari tahu siapa itu.
Blinky menatap nonanya yang meringkuk di kasur dengan sedih.
"Nona Hermione harus bersiap-siap," kata Blinky hati-hati.
Hermione tidak menjawab.
"Blinky akan menyiapkan gaun untuk Nona."
Hermione tersentak. Namun dia tidak bangun dari tempat tidurnya.
"Untuk apa?" tanyanya serak.
"Makan malam," cicit peri rumah itu.
"Tidak. Aku tidak ingin makan malam bersama para bajingan itu," sarkasnya.
"T--tapi Pangeran Kegelapan--"
"Katakan padanya; persetan dengannya!"
Tidak ingin melihat nonanya mengamuk, Blinky segera menghilang. Dia memberitahu Pangeran Kegelapan.
"Apa katanya?" tanya Voldemort.
Blinky menghidari mata Voldemort. Dia memilin jari-jarinya gugup.
"Emm--N-nona bilang dia tidak ingin makan malam," cicit peri rumah itu berbohong untuk melindungi nona kecilnya.
Mata Voldemort memincing, tidak percaya. Dia memasuki pikiran peri rumah dan bibirnya nyaris berkedut kala Hermione mengumpat padanya.
"Kau boleh pergi," usir Voldemort.
***
Narcissa masuk ke kamar Hermione. Dia melihat gadis itu meringkuk seperti bola di atas kasur. Pandangannya beralih ke makanan yang belum tersentuh. Narcissa menghela napas.
"Hermione kau harus mandi."
"Pergi saja," gumam Hermione seraya menarik selimut sampai kepalanya.
"Jangan mempersulit," kata Narcissa mengingatkan.
"Aku tidak," sahutnya muram.
"Pangeran Kegelapan mengundangmu makan malam."
"Aku tidak mau." Nadanya ketus.
"Jangan membuatnya marah. Aku tidak ingin kau disiksa olehnya."
Hermione mengejek.
"Seolah aku peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
après la vie
FanfictionKetika cinta dan benci bertabrakan. Hermione mencintainya karena itu dia harus membunuhnya. [ Tom Riddle x Hermione Granger ]