19. The Traitor

2.1K 286 88
                                    

Kalau ada typo tandain ya.

Hermione dirawat oleh peri rumah serta penyembuh di Esthrella Manor. Keadaannya benar-benar kritis. Dia terbujur kaku di atas kasur. Yang menandakannya hidup hanyalah napasnya yang lemah.

Tom mengamati Hermione dari pinggir kasur. Tatapannya yang kelam tak pernah lepas dari sesosok yang belum bangun sejak satu minggu lalu. Tangannya memegang pipi pucat Hermione yang dingin. Kemudian mengelusnya.

Setelah membawa Hermione dari rumah sakit Muggle, para dokter dan suster yang menangani Hermione melarang dengan tegas dan keras. Namun, Tom dengan mudah melupakan mereka semua dan membayar biayanya dengan uang yang Hermione miliki.

Dia sudah menyebar luaskan kabar Hermione terluka di kalangan pengikutnya. Sengaja. Dia ingin melihat reaksi pengikutnya. Membuat si pengkhianat ketar-ketir menunggu ajal.

Tom bersumpah akan membalas dendam pada orang yang mengkhianatinya. Dan bersumpah akan membunuh siapapun yang berani menyakiti miliknya.

Pria yang dijuluki Pangeran Kegelapan itu kemudian keluar dari kamar lalu memanggil pengikutnya untuk segera berkumpul di Lestrange Manor.

***

"APA KAU GILA!?"

Wanita cantik itu duduk santai di sofa mungil sembari menatap jemarinya yang lentik. Tidak memperdulikan pria yang sedang membentaknya.

"Apa kau mendengarkanku, wanita sialan!?"

"Ya."

"Pangeran Kegelapan memberitahu bahwa Nona Lestrange terluka dan hampir meninggal!"

"Lalu?"

"Aku tahu ini perbuatanmu!"

"Benar."

"Dasar sinting! Kalau Pangeran Kegelapan tahu ini perbuatanmu, kita akan habis!"

"Selama kau tidak buka mulut, kita akan aman."

"Brengsek!"

Sedetik kemudian dia merasakan lengannya terbakar. Tuannya memanggil.

"Ada apa? Apa Tuanmu sedang memanggil para budaknya?" wanita itu mengejek.

"Diam. Ini semua salahmu. Aku tidak akan bertanggung jawab jika Pangeran Kegelapan membunuhmu."

"Ya, ya, ya. Sampaikan salamku kalau begitu."

Sang pria lalu pergi.

Si wanita terkekeh kecil.

"Pengecut itu malah menyalahkanku..."

Dia menggeram.

"Sial, kenapa dia tidak mati saja? Bajingan beruntung."

***

Para Pelahap Maut berkumpul di Lestrange Manor. Menunggu Tuan mereka datang dengan hati resah.

"Orang gila mana yang berani menyakiti Nona Lestrange!?" bisik Theseus geram.

"Yang jelas dia tidak memiliki otak karena menyakiti milik Pangeran Kegelapan," sahut Rabastan santai.

Mereka tidak tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Pangeran Kegelapan. Biasanya Pangeran Kegelapan hanya mengundang lingkaran dalam. Dan informasinya akan disebarkan ke Pelahap Maut lainnya.

"Apa pertemuan ini ada hubungannya dengan terlukanya Nona Lestrange?" Yaxley bertanya.

"Tidak tahu," balas Theseus.

"Apa kau tahu, Lucius?" tanya Rabastan.

"Tidak." Lucius menjawab datar.

Aula besar Lestrange Manor dipenuhi oleh penyihir berjubah hitam kelam. Ruangan itu berisik karena menerka-nerka apa yang akan dibicarakan Pangeran Kegelapan sampai memanggil semua pengikutnya.

après la vieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang