2. One kiss

1.5K 201 44
                                    


Megumi sedang dicium.

Oleh kakak kelasnya yang bernama Okkotsu Yuuta, jika dia tidak salah ingat nama.

Megumi membeku, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Dia tidak menyadari suara napas terengah-engah keluar dari tenggorokannya, yang agak terdengar seperti suara desahan.

Suara itu membuat keduanya tersadar. Ketika Yuuta akhirnya menarik diri, wajah pria itu dipenuhi kepanikan dan Megumi baru akan marah-marah sebelum dia melihat rasa bersalah di wajah kakak kelasnya.

Dia tahu ekspresi wajah tidak selalu berkorelasi dengan sifat seseorang. Gojo selalu memberitahunya bahwa pria yang berwajah baik juga bisa menjadi pemerkosa dan penipu sehingga selalu menyarankan Megumi untuk menghindar saat didekati orang asing. Padahal orang-orang itu hanya bertanya arah padanya.

Megumi suka berpikir bahwa dia sudah tidak mempan dengan pandangan meminta maaf, tapi saat berhadapan dengan mata biru Yuuta, dia merasakan seluruh kemarahannya memudar.

Dia harus berbicara sesuatu untuk menenangkan kepanikan kakak kelasnya, tapi mulutnya hanya bisa ternganga, masih pegal karena ciuman Yuuta.

"Ap-" dia berhasil bersuara, matanya berkedip saat dia mencoba memulihkan tenggorokannya yang serak. Dia terkejut saat merasakan Yuuta mencengkeram lengan atas dan pinggangnya dengan lembut dan bersandar padanya, napasnya berseru hangat di pelipis Megumi ketika dia berbicara.

"Maafkan aku Fushiguro karena ketidaksengajaan tadi, tapi aku perlu meminjammu sebagai pacarku selama 15 menit."

Megumi mengerjap lagi. Saat akhirnya dia bisa menutup mulutnya, dia mengerutkan alisnya dengan bingung. Kakak kelasnya baru saja mengucapkan kata-kata yang sangat tidak masuk akal.

"Okkotsu senpai -?"

"Tolong panggil Yuuta saja setelah ini."

Sebelum Megumi bisa membalas, Yuuta melingkarkan lengannya di bahunya, kepalanya menunduk untuk berbicara dengannya, terlihat intim bagi orang lain yang memandang.

"Aku benar-benar meminta tolong untukmu berpura-pura menjadi pacarku, Megumi. Adikku selalu menjodohkanku walau aku tidak tertarik sehingga aku bilang aku sudah berpacaran denganmu"

"Ap-"

Yuuta menyela. "Maafkan aku karena memaksa tapi kita harus kembali ke kafe jika tidak ingin adikku curiga. Untuk garis besarnya, kita bisa bilang kita sudah berkencan beberapa bulan."

Megumi merasa seperti sedang di-prank, tapi dia perlahan mengangguk. Jika hanya selama 15 menit, dia rasa tidak akan ada masalah.

Bebarapa saat kemudian, dia mendapati seorang Okkotsu Hina menatap tubuhnya secara keseluruhan, mulai dari rambut, terus ke wajah, turun lagi dan berhenti ke pinggulnya dan terus sampai ujung kakinya. Berulang kali dia mendengar ucapan gadis itu tentang rambutnya yang tampak lembut, bulu matanya yang  lentik dan wajahnya yang manis. Dia bahkan mendengar gumaman "Hm, pinggang kakak ramping dan pinggul kakak lebar".

Memangnya apa fungsinya pinggang dan pinggul seperti itu ?

Megumi menelan ludah sebelum merasakan Yuuta mendekat, lengan pria itu sekali lagi melingkari bahunya. Dia ingin tertawa karena sandiwara gila yang dia lakukan, tetapi dari cara detak jantungnya mulai berdebar, sepertinya ia lebih dekat dengan kepanikan.

Hina sedang menatapnya. Yuuta juga sama. Megumi tidak tahu harus apa. Dia tidak pernah benar-benar berkencan selama 15 tahun hidupnya, apalagi berkencan dengan orang lain cukup lama untuk mengetahui bagaimana bersikap wajar di sekitar pacar yang benar. Ditambah lagi sifat aslinya pendiam.

[BL] Pacar Pura-PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang