Satu juta yen....
Megumi menatap gelang dengan hiasan kucing di tangannya. Tubuhnya bergejolak dalam kegembiraan dan kegelisahan. Dia tidak pernah mendapatkan hadiah mahal dari siapa pun selain Gojo. Walaupun dia akrab dengan Itadori dan Kugisaki, mereka juga tidak pernah membelikannya barang seperti ini. Dia tidak mempermasalahkan hadiah murah dari teman-temannya tentu saja, hanya saja itu membuatnya lebih tidak enak hati menerima hadiah Yuta.
Namun, pada saat yang sama, Megumi tidak dapat menyangkal gelombang kebahagiaan yang mengalir melalui dirinya saat menerimanya.
Kakak kelasnya ingat dia suka kucing.
"Aku... tidak tahu harus membalas dengan apa," Megumi berkata pada Yuuta sambil menatap kartu ucapannya. Rasa hangat merayapi hatinya.
Dia melihat Yuta yang tersenyum padanya. Ada secercah binar di mata pria itu.
"Hehe, terima kasih sudah cukup, Megumi."
Tapi ini barang mahal. Kepala Megumi terkulai ke belakang mendengar saran itu. Dia ingin menyanggah perkataan kakak kelasnya tapi menahannya.
"Terima kasih Yuuta," dia tersenyum, rasa senangnya mengurangi rasa ketidaknyamanannya. "Kamu pacar pura-pura terbaik yang pernah ada."
Kegelisahan yang mengganggu itu tidak hilang.
Megumi terus memikirkannya saat dia menjalani harinya, yang berarti dia setengah-setengah melakukan semua hal. Itadori bahkan harus memanggilnya beberapa kali karena mendapati dia melamun.
Dia perlu membicarakan kegelisahannya, tetapi dia tidak tahu harus berbicara dengan siapa.
Dia dan Gojo cukup dekat, tapi tidak mungkin Megumi membicarakan topik tentang seseorang yang memberinya hadiah mahal.
Yang berati tinggal menyisakan pikihan bercerita pada Itadori.
Itadori...dia adalah sahabat sejatinya, pria itu baik dan bisa dipercaya. Megumi tidak ingin bercerita tentang hal sepele seperti ini tapi dia tidak punya pilihan lain jika ingin kegelisahannya hilang.
Dia duduk menatap nomor Itadori lama, ujung ibu jarinya ragu-ragu untuk mengkliknya sementara perasaannya dipenuhi kecemasan.
Setelah beberapa saat, akhirnya ia mengklik tombol telepon. Tawa Kugisaki langsung terdengar saat telepon mereka tersambung.
"Fushiguro, ada apa?"
Itadori dengan Kugisaki ?
Megumi berpikir keras apa yang sedang terjadi saat ia menyandarkan dirinya kembali ke sofa. "Apakah aku menyela kegiatan kalian, Itadori?"
"Tidak." Itadori berkata cepat, menegaskan bahwa dia dan Kugsaki memang tidak sedang melakukan apapun yang penting. Megumi menggigit bibirnya dan mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk perkataannya setelah ini.
"Itadori, apakah kamu pernah mendapat barang mahal dari temanmu ?"
Itadori tidak merespon dan Megumi bisa dengan jelas membayangkan wajah temannya yang bingung karena pertanyaannya di kepalanya.
Setelah keheningan lama, dengan cepat ia mengulangi pertanyaannya. "Apakah kamu pernah mendapat hadiah mahal ? Dan tidak pada hari ulang tahunmu atau Natal atau hari perayaan lain, tetapi di hari-hari biasa hanya karena temanmu mengira dirimu akan menyukai hadiahnya ?"
"Oh!" Itadori menjawab dengan semangat. "Gojo sensei pernah sekali membelikanku kue mahal ketika aku selesai misi, dan rasanya enak sekali. Aku masih bisa menbayangkan rasanya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Pacar Pura-Pura
FanfictionKetika Yuuta akhirnya tidak tahan lagi dengan adiknya yang selalu menjodohkannya, dia meminta adik kelasnya yang manis, Fushiguro Megumi untuk berpose sebagai pacarnya. "Ini pacarku, Hina. Namanya Megumi."