1. Aku Stella

3.4K 421 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah kamar bernuansa abu itu, seorang gadis tengah mengedarkan pandangannya ke sepenjuru ruangan. Dia Stella Aluna. Stella ingat ketika rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya, nafas yang tersengal- sengal, raut cemas para dokter , suara gaduh yang membuat seluruh objek seakan memutar dan pandangannya seketika menggelap.

Bukankah seharusnya gue udah mati?.

Stella jelas dapat merasakan rasa sakit itu. Tapi kini Stella merasa bahwa tubuhnya kini baik- baik saja? Indra perasanya, indra penglihatannya, indra pendengarannya, indra penciumannya, indra perabanya, terasa baik-baik saja seolah tak ada masalah sebelumnya.

"Duh. Gue masih ingat kok gimana pertama kalinya kehilangan indra penciuman gara- gara Corona, tapi kok gue kelihatan sehat- sehat aja?"

Stella bergegas turun dari kasur. Langkahnya hilir mudik membuat pusing siapa pun yang menatapnya. Menggigit jari, suatu yang menjadi kebiasaannya ketika sedang cemas.

"Apa jangan- jangan gue sembuh berkat bantuan sihir?! Atau gue kembali ke masa lalu sebelum ada Corona, kaya yang di novel- novel gitu" ucap Stella

Opini tak berdasar itu melesat masuk ke dalam pikirannya, walau Stella tepis karena tak masuk akal.

"Ini juga di mana ya? Kalau gue udah mati kan harusnya sekarang di alam barzah. Dan kalaupun gue selamat dari maut, mestinya gue masih bergantung pada alat medis" pandangan Stella menelisik.

Suara deringan handphone mengalihkan perhatian Stella. Ia melihat sebuah ponsel dengan case bergambar Doraemon di atas nakas. Menampilkan sebuah panggilan dari Mommy.

Stella menimbang- nimbang untuk mengangkat, atau membiarkannya  saja. Panggilan itu berakhir, membuat Stella lega, tidak lama setelah layar  ini memunculkan panggilan lagi dari orang yang sama.

Akhirnya setelah panggilan ketiga, Stella memberanikan diri mengangkat panggilan itu. Berharap sang pemilik ponsel tak marah melihat kelancangannya.

"Stella! Kamu ini dari mana saja? Momy telfon gak di angkat- angkat?!"

"Maaf?,"

"Momy kawatir tau!!"

"...."

Terdengar helaan nafas dari seberang.

" Momy dan Dady minta maaf karena gak bisa pulang dan menjaga kamu yang lagi sakit."

"Kami janji akan pulang dua hari lagi. Sementara itu kamu harus banyak istirahat, makan teratur, patuh sama kakak kamu di sana, dan jangan nakal apalagi banyak tingkah! Ingat kepala kamu masih sakit!"

"Kamu dengar nasehat Momy, Stella?"

"Iya?" jawab Stella dengan refleks memegang kepalanya. Meraba. Stella merasakan tonjolan dari sebuah benda yang Stella yakini adalah kapas yang telah ditempel di pelipisnya. 

DaffodilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang