Dengan celana boyfriend jeans dipadukan dengan kaos crop top berwarna putih, Stella terlihat mencepol asal rambutnya sembari menuruni undakan tangga.
Siang ini Stella bersama Natasha dan Megan berencana pergi ke mall bersama. Bertujuan mempersiapkan diri untuk pesta yang akan mereka hadiri besok malam. Hitung- hitung girls time juga.
Stella menghampiri Momy Anggi yang tengah sibuk membuat bolu pisang di dapur.
"Mom. Stella mau nge- mall sama temen- temen Stella dulu ya," pamit Stella pada Momy.
Momy Anggi yang tengah mengaduk adonan pun lantas menoleh. Mendapati Stella yang tengah menenteng sebuah tote bag, menatap dirinya penuh harap.
Momy Anggi tersenyum, dengan halus beliau berkata, " Boleh tapi pulangnya jangan terlalu malam."
Stella membalas senyuman Momy Anggi, " Oke siap Mom!" ujarnya sembari membuat sikap hormat. Hingga dari arah lain Erlang datang menghampiri keduanya sembari menegak sekaleng soda.
"Lo perginya sama Natasha juga?" tanya Erlang terlihat penasaran.
"Iya emang kenapa"
Mendengar jawaban dari kembarannya membuat Erlang merengut tidak suka," Kan udah gue bilang jangan temenan sama Natasha! Kenapa sih lo nggak bisa nurut aja, dia itu jahat La! Bisa aja dia punya rencana buat nyelakain lo!" ujar Erlang dengan nada yang sedikit keras.
Momy Anggi hanya diam sambil kembali mengaduk adonan kue, menikmati pertikaian kedua anaknya.
Sedangkan Stella dibuat kesal oleh kalimat yang Erlang lontarkan, " Nggak usah ngatur hidup gue Lang! Dan gak seharusnya lo berburuk sangka sama orang yang gak benar- benar lo kenal!" ujar Stella yang membuat Erlang merasa ter tohok.
Stella mendengus keras selepas mengatakannya. Melihat angka yang tertera pada sebuah jam yang melingkar apik di pergelangan tangannya, lalu kembali memusatkan perhatiannya pada Momy Anggi,
" Mom Stella pergi dulu ya," pamit Stella sekali lagi. Yang dibalas anggukan kecil oleh Momy.
Memasukkan gawainya ke dalam tote bag. Stella terlihat hendak beranjak dari sana. Sebelum itu Stella berujar pada Erlang yang masih setia memperhatikannya, "Dan lagi, jangan menilai seseorang dari covernya aja!"
Stella pergi. Meninggalkan Erlang yang mematung mendengar ucapannya.
Mengabaikan pekerjaannya membuat kue, Momy Anggi berbalik menatap anak sulungnya. Anak sulungnya ini terlihat naif hanya karena melihat seseorang dari luarnya saja.
"Yang dikatakan Stella benar," ujar Momy membuat Erlang memusatkan pandangan ke arahnya.
" Nggak semua orang yang terlihat jahat itu benar- benar jahat begitu pula sebaliknya. Apalagi jika kamu tidak bisa memahami dan tidak mengenal dalam orang itu" Momy menepuk pelan pundak Erlang
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffodil
FantasyStella Aluna. Siswi SMK jurusan bisnis yang harus meregang nyawa di usia muda gara- gara Corona. Virus mematikan yang sialnya telah merebak hingga ke sepenjuru dunia. Alih- alih memasuki alam baka, Stella malah harus terdampar di dunia novel yang du...