Quest 10 : Buatlah tokoh utama sedang bertengkar dengan temannya hingga salah satu terluka. Pertengkaran ini dilerai oleh orang yang disuka tokoh utama. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
.
.Nala berhasil menghabiskan cukup banyak bunga berwarna merah yang dipetik oleh Kentarou. Jika tahu ada bunga semanis itu, mungkin Nala tidak perlu lagi memetik bunga-bunga yang membuat lidah Nala terasa kacau.
Meski awalnya merasa kesal dengan sikap adik dan keluarganya, kini suasana hatinya sudah membaik. Semua rasa kesal, malu, dan lainnya menghilang hanya dengan berdirinya Kentarou di sisi Nala. Sepertinya ia sudah jatuh cinta dengannya.
"Ah, itu Nala!" Salah satu temannya berteriak dan memanggil Nala yang tengah berjalan berdampingan dengan Kentarou. Keempat temannya berlari mendekat.
Nala mengerjap bingung. "Ada apa?"
"Siti bilang kamu makan bunga? Yang benar?"
Nala menoleh cepat pada Siti dan menatap gadis tiu tidak percaya. Yang benar saja? Rahasianya yang paling tidak ingin ia ketahui oleh orang lain jadi terbongkar.
"I-itu tidak benar!"
"Jangan bohong, deh! Kamu sendiri, kan, yang bilang kalau makan bunga bisa jadi secantik bidadari?"
Teman-temannya tertawa saat mendengar hal itu. Darahnya sudah naik ke muka Nala, membuat wajah itu terlihat memerah karena kesal dan malu.
"Darimana kamu dengar itu? Memangnya kamu anak kecil?"
"Diam!" Nala meneriaki Siti. Kakinya dengan cepat melangkah mendekati Siti. Tangannya terangkat tinggi-tinggi dan menarik rambut Siti yang sudah tertata rapi.
"Argh, sakit!" Siti berusaha melepaskan tangan Nala. Karena tak kunjung lepas, ia balas menarik rambut Nala.
Dengan sekuat tenaga, Nala melepaskan tangan Siti dan mendorong gadis itu dengan keras hingga terjatuh. Kulit kecokelatan Siti menggores batu dan tanah yang kasar dan menimbulkan rasa perih saat debu-debu itu masuk dan bercampur dengan darah yang keluar.
Nala belum puas. Tidak peduli dengan napasnya yang memburu, ia kembali menyerang Siti yang berusaha duduk. Sayangnya, sebuah lengan yang melingkar di perut Nala membuat gadis itu berhenti dan membeku. Ia menoleh dan mendapati Kentarou yang tengah menghentikannya.
"Jangan, kamu nanti terluka," lirih pemuda itu dengan raut wajah khawatir. Nala terdiam, meski tidak paham, tetapi pemuda itu terlihat seperti berusaha menghentikannya. Nala mengangguk. Kentarou tersenyum dan merapikan rambut Nala yang berantakan.
Siti juga berusaha bangkit dan membersihkan badannya yang kotor, dibantu oleh teman-temannya.
"Tidak ingin berbaikan dengan temanmu?" tanya Kentarou lagi. Namun Nala hanya mengernyit bingung.
Gawat, aku sudah berbuat hal bodoh, batin Nala. Jalan satu-satunya adalah dengan meminta maaf agar tetap terlihat seperti gadis baik dan sopan.
Nala menjulurkan tangannya. "Ma-maaf sudah melukaimu. Sebenarnya itu aku hanya coba makan saja, karena ...," Nala berusaha memikirkan alasan yang tepat. Ia tetap tidak mau ada orang yang tahu tentang kebiasaannya, "karena aku pernah coba bunga yang rasanya manis. Iya, benar! Rasanya sangat manis! Warnanya merah, bentuknya kecil."
Semuanya terdiam melihat Nala yang gelagapan. Siti membuka mulutnya, "Maksudmu bunga soka?"
"Emm ... Iya, itu namanya!" Tidak, Nala sebenarnya tidak tahu namanya.
"Eh, ternyata begitu. Kukira kenapa. Aku juga minta maaf, deh."
Siti meraih tangan Nala dan menjabatnya. Nala tersenyum senang, dengan begini rumor aneh tidak akan menyebar, dan ia tetap bisa berteman baik dengan semuanya. Ia menoleh pada Kentarou yang tersenyum, membuat ia juga ikut menarik senyum lebar.
Jumlah kata: 478
wga_academy
yourrangger
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampah (END)
Historical FictionNala seorang penari ulet yang dicintai banyak orang, tetapi sayangnya ia hanyalah gadis muda yang punya dua wajah. Saat berkunjung ke kota, ia bertemu dengan Kentarou, pemuda berdarah Jepang yang baik hati. Dalam sekejap, ia pun jatuh hati. Hanya se...