Quest 15 : Buatlah scene dinner. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
.
.
.Kentarou sudah keluar dari klinik setelah beberapa hari. Selama itu juga, Nala terus berada di sisi pemuda itu. Ia tidak kembali ke rumahnya dengan alasan ingin mengurus seseorang yang telah menyelamatkan dan merelakan nyawanya demi melindungi Nala. Ia tidak peduli pada ayah yang memaksanya untuk pulang atau Eka yang terus merengek. Nala hanya ingin merawat pahlawannya saja. Lagipula tidak ada yang mengenal Kentarou dan menjemput pemuda itu. Kentarou juga tidak berusaha mengatakan apa pun tentang dirinya.
Suasana senja yang hampir menghilang membuat kenyamanan di antara pemuda-pemudi yang tengah berjalan menikmati senja. Meski belum sembuh total, Kentarou selalu mengatakan jika dia baik-baik saja.
"Nara-san!" panggil Kentarou yang menghentikan langkahnya. Nala menoleh, lalu pandangannya tertuju pada apa yang ditunjukkan oleh Kentarou. Pemuda itu menggenggam tangan Nala dan menariknya pelan. "Mau makan malam?"
Nala tersenyum dan mengangguk kecil sembari menyembunyikan jantungnya yang terasa seperti ingin melompat keluar. Ia mengeratkan genggaman tangan Kentarou yang mengajaknya untuk duduk pada bangku panjang yang terbuat dari kayu.
"Pak, beli dua mangkok, ya?" Kentarou mengangkat dua jarinya yang membentuk 'V'. Seakan paham, pak tua yang berjualan soto itu mengangguk dan menyiapkan dua piring.
Nala menggoyang-goyangkan kakinya tidak sabar. Lentera berisi minyak yang digunakan sebagai satu-satunya penerangan itu menarik perhatian gadis itu. Jalanan sudah gelap, ditambah lagi dengan fakta jika hamparan lapangan rumput tanpa lampu ada di depan mereka. Hanya ada tiga orang di sini termasuk dengan dirinya.
Kuah soto yang keemasan dan mengeluarkan asap hangat itu membuat Nala tergiur, belum lagi potongan suwiran ayam yang terlihat minta dimakan. Kentarou tertawa saat melihat wajah Nala yang dengan jelas mengatakan jika dia akan memakan semuanya.
Nala jadi malu dibuatnya, tetapi suasana yang nyaman dan mendebarkan itu berhasil membuatnya tetap gembira. Rasanya seperti mimpi bisa makan berdua dengan pemuda tampan di depannya itu.
Kentarou melayangkan senyumannya dan berkata, "Selamat makan, Nara."
.
.
.Jumlah kata: 305
wga_academy
yourrangger
KAMU SEDANG MEMBACA
Lampah (END)
Ficção HistóricaNala seorang penari ulet yang dicintai banyak orang, tetapi sayangnya ia hanyalah gadis muda yang punya dua wajah. Saat berkunjung ke kota, ia bertemu dengan Kentarou, pemuda berdarah Jepang yang baik hati. Dalam sekejap, ia pun jatuh hati. Hanya se...