PART 6

19.7K 418 8
                                        


Selamat Membaca

Rey menahan nafasnya,
"Saya terima nikah dan kawin nya Queen Kanaya Roland binti Dion Alexander Roland, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

Pak penghulu mengangguk lalu menatap sekitar, "Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH" ucap seluruh tamu secara bersamaan.

"Alhamdulillahirobil'alamin, Al-Fatihah"

Naya tersenyum getir, tak percaya dirinya sudah resmi menjadi seorang istri sekarang.

Dalam kurun waktu satu bulan dari kedatangan Pak Rey dan keluarga. Naya dan Rey kini sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Terdengar sedikit menggelikan. Namun itu benar adanya.

Terdengar ricuhan suara bahagia dari hadapan mereka, kedua orang tua mereka sudah meneteskan buliran air mata. Meskipun sebelumnya Naya selalu menolak, tapi ia tetap menitikkan air mata ketika rentetan kalimat ijab qobul terucap lantang dari bibir pria di samping nya ini. Suaminya.

Dengan intruksi pak penghulu, Rey menoleh kearah Naya dan meletakkan tangannya ke ubun-ubun Naya dan membisikan doa di telinga Naya.

Di ruqiah nih gue, sial kenapa jadi mikir random gini. Batin Naya dalam hati.

Pak Rey mengecup pelan dan sedikit lama kening Naya. Naya memejamkan matanya begitu benda kenyal itu menyapa keningnya.

Tak pernah terpikir oleh Naya sebelumnya, bahkan terbesit pun tidak. Dia menikah di usia 20 tahun dengan dosennya sendiri, pria matang dengan usia 7 tahun di atasnya. Pria yang di idam-idamkan oleh banyak kaum hawa.

Semoga ini menjadi awal yang baik. Dan semoga Naya kuat menghadapi cobaan karena mimiliki suami tampan dan kaya raya.

"Nay lo cantik banget gilaa!" Ujar Lita heboh saat berjalan menuju pelaminan untuk memberi selamat sahabatnya ini.

Lita memeluk erat sahabat orok nya ini.

"Selamat ya sayang ku... gue gak nyangka lo bisa secepet ini dapet jodohnya. Gue kira kita bakal jadi wanita karir bareng. Eh, udah di seret aj lo ke pelaminan," ucap Lita sambil terisak.

Lita membawa kipas segede gaban untuk menutupi muka sembab nya, karena nangis dari tadi malem.

"Ih udah nangis nya Lit, gue jadi ikut nangis juga," Naya melerai pelukan mereka dan mengusap air mata Lita dengan tisu.

Rey yang melihat adegan itu jadi ikut mellow, tapi dikit.

"Semoga menjadi pasangan yang sakinah, mawadah, warahmah. Harmonis, dan saling setia sampek kakek-nenek. Semoga pelayanan mu memuaskan Nay," ucap Lita membuat Naya yang awalnya terharu jadi ingin menendang Lita dari atas pelaminan.

Tapi Naya harus menjaga sikap, karena yang datang ke pernikahan mereka banyak orang penting dari kedua belah pihak.

Lita menggeser tubuhnya untuk menyalami Rey.

Lita mengulurkan tangan nya ke arah Rey. "Happy wedding ya Pak. Jangan sakitin Naya ya Pak, meskipun Naya slengek an gitu. Hatinya kayak yuppy. Dibentak dikit nangis, gak di perhatiin nangis. Pokok apa-apa sambil nangis. Pokok kalo sama Naya itu jangan di tanya pak. Paksa aja pasti dia mau," cerocos Lita memberi wejangan, sepertinya ia lupa kalo dihadapannya ini adalah dosen nya.

Tamu yang datang silir berganti menyalimi para mempelai dan orang tua nya mereka. Kebanyakan tamu dari orang tua Naya dan Rey, kalo Naya hanya mengundang 3 teman nya. Siapa lagi kalo bukan Lita, Bagas dan Raka.

*****
Setelah usai acara akat nikah dan resepsi yang di gelar di salah satu hotel mewah di Jakarta. Rey dan Naya memasuki kamar hotel yang sudah keluarga nya booking untuk mereka.

Kamar ini sudah di hias layaknya kamar pengantin pada umumnya.

"Hp aku mana pak?"

"Ini," meyodorkan hp ke arah Naya. Naya mengambil beberapa foto di kamar ini. Terlebih ranjang yang sudah di hias dengan ratusan kelopak bunga mawar merah.

Naya merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia menghela nafas lega sambil memejamkan matanya.

"Saya atau kamu dulu yang mandi?" Tanya Rey setelah meletakkan papperbag berisi baju ganti mereka.

"Bapak dulu aja"

Tak sampai 15 menit Rey keluar dari kamar mandi dengan kaos oblong berwarna hitam polos dan celana pendek dengan rambut yang terlihat masih basah.

"Mandi dulu Nay," ucap Rey sambil mengusap rambut nya dengan handuk. Tampan. Ucap Naya dalan hatinya.

"Iya" ucap Naya singkat sambil melangkah menuju kamar mandi membawa handuk dan papperbag berisi baju gantinya.

Kurang lebih 30 menit Naya berada di kamar mandi. Melihat pantulan dirinya pada cermin di kamar mandi.

"Mami nih ada-ada aja ih!"

"Kalo gue keluar pakek ginian, entar gue dikira lagi godain Pak Rey lagi,"

"Terus kalo pak Rey ke goda, terus gue di garap malem ini juga, bisa berabe anjir!"

Naya bingung harus keluar menggunakan baju ganti yang di kasih maminya atau gimana.

Emang salah Naya enggak ngecek dulu, langsung iya-iya aja.

"Ah bodo amat deh, emang dari sononya sexy gue mah. Udah pokok keluar terus pura-pura gak liat doi"

Ceklek!

Rey yang mendengan ganggang pintu kamar mandi di buka langsung mengalihkan pandangan nya ke sosok gadis cantik yang baru beberapa jam menjadi istrinya.

Rey menelan air liur nya dengan susah payah. Melihat Naya keluar hanya berbalut lingerie putih di tubuhnya. Saking tipis nya Rey bisa melihat lekuk tubuh nya.

Rey memalingkan pandangan nya ke arah iPad, untuk meredam hawa panas dalam tubuhnya.

Sedangkan Naya langsung menuju meja rias yang ada di kamar hotel ini. Naya mengeringkan rambutnya dengan haur dryer yang disediain di hotel ini.

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



To be continued

Pelan-pelan Pak Rey!!!

17 September 2023
17:39

KANAYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang